Qiana balik menatap suaminya, "Kenapa sih?" Davie tak mengatakan apapun kepada Qiana namun tatapannya masih melekat ke arah perempuan itu. Entah apa yang dipikirkan oleh otaknya sekarang.
"Itu hanya tebakan kamu aja, atau memang seperti itu kenyataannya?" Davie sepertinya tak terlalu suka mendengar jika Devie 'dekat' dengan Rado. Padahal, bukankah dia juga pernah bertatap muka langsung dengan Rado dan mengatakan perdamaian waktu itu, lalu kenapa di masih bertindak seperti itu sekarang.
"Aku hanya menebak. Mengingat pernah melihat Devie dan Bang Rado bersama…"
"Pernah melihat mereka bersama bukan berarti mereka dekat, kan?"
"Kenapa kamu jadi marah?"
"Aku nggak marah." Mengatakan tidak marah, tapi justru tatapannya seolah ingin menelan seseorang.
"Lalu kenapa seperti itu?" Qiana tak mau kalah. "Kalau pun toh mereka dekat kenapa? Bang Rado adalah orang yang baik. Seandainya Devie menerimanya, memangnya kenapa?"
