Kedua orang tersebut akhirnya duduk di satu meja dan Davie merasa itu tak masalah. Toh mereka teman dan sesuatu hal yang kecil seperti itu bukanlah sesuatu yang luar biasa. Tapi Davie tak tahu jika sedari tadi, perempuan di depannya itu selalu menatapnya dari balik buku. Dia tak sepenuhnya berkonsentrasi dengan buku miliknya.
"Boleh saya bertanya, Pak?" tiba-tiba pertanyaan itu meluncur begitu saja dari dosen tersebut. Davie mendongak dan bisa menangkap tatapan perempua itu terhadapanya. Itu bukan jenis tatapan yang biasa, tapi ada banyak makna di dalamnya.
"Tanya saja." Davie tak akan pernah bertele-tele dengan hal-hal semacam ini. Karena itu, dia mempersilahkan perempuan tersebut untuk mengatakan apapun yang mungkin sekarang membuat perempuan itu penasaran.
"Apa yang membuat Bapak mencintai seseorang?" pertanyaan pertama muncul dengan sangat sempurna.