"Bagaimana dengan kamu?" Rado kembali bertanya. "Kamu masih sendiri dan nggak ada salahnya kalau kita bersama."
"Itu lelucon yang sangat bagus." Alih-alih berekspresi malu-malu, Devie justru terlihat biasa saja di mata Rado. Gadis itu tidak mempan dengan godaan. Tenang dan menghanyutkan, adalah gambaran seorang Devie. Dia memiliki karakter yang kuat, dan tak bisa digoyahkan.
"Aku serius."
"Kalaupun serius, hal apa yang membuat Abang berpikir seperti itu?" berbeda dengan waktu sebelumnya, Devie sekarang benar-benar menunjukkan sifat aslinya. Bukankah ini bukan yang pertama kalinya Rado mengatakan ingin bersama dirinya?
Ketika Qiana 'menghilang' malam itu, Rado juga mengatakan hal yang sama tentang untuk bersama dengan Devie. Tentu saja tak ada yang tahu, itu sebuah kebenaran atau hanya lelucon semata seperti yang dikatakan oleh Devie.