Qiana bertemu Rado ketika di kantor. Rado tersenyum seperti biasa dan Qiana tentu menyambutnya. Ketidakhadiran Rado ketika lamaran Qiana, membuat kecanggungan yang berusaha diabaikan oleh keduanya. Rado sudah mengatakan jika dia tak bisa datang karena memiliki urusan, tak membuat Qiana mendesaknya.
Bagi Qiana, dia sudah mengundang Rado dan masalah lelaki itu akan datang atau tidak, itu adalah hak orang tersebut.
"Bagaimana acara nya? Lancar kan?" Rado mengawali. Mereka berjalan beriringan.
"Alhamdulillah. Semua berjalan dengan lancar."
"Syukurlah." Rado tulus mengatakan itu. Meskipun dia tak ada di sana waktu itu, tapi dia bisa membayangkan bagaimana acara tersebut penuh dengan kebahagiaan."
"Aku berharap, nanti Abang datang ketika pernikahanku. Jangan punya alasan karena kesibukan lagi." Rado tertawa ketika mendengar itu. Qiana terlalu pintar untuk dikelabui.
