Davie benar-benar datang kembali ke rumah Qiana sesuai apa yang tadi dikatakan olehnya kepada perempuan itu. Duduk dengan tenang di ruang keluarga dan menunggu Qiana untuk menemuinya.
"Hai!" Qiana datang dan langsung duduk di samping Davie. Perempuan itu tersenyum karena Davie benar-benar datang memenuhi janjinya. "Capek nggak?" tanyanya.
"Enggak, kenapa? Mau jalan?"
"Enggak. Mau di rumah aja." Qiana menatap Davie kemudian melanjutkan, "Kamu harus bolak-balik lagi kesini. Takutnya kecapekan."
Davie tersenyum. "Nggak papa. Capeknya hilang kalau ketemu kamu." Itu seharusnya bukan gombalan, tapi seperti itulah memang yang terjadi. Davie benar-benar tak mengeluh jika bayarannya sepadan. Melihat senyum Qiana ketika dia datang, itu adalah hal yang sangat melegakan buatnya.