Awalnya Aldi mengira Zara pergi bersama pria yang mungkin akan memanfaatkan gadis polos itu. Aldi menguntit mereka sampai di taman.
Setelah tahu mereka ternyata adik beradik Aldi berniat pergi, tapi percakapan mereka menghentikan langkah Aldi sampai akhirnya.....
***
Air mata Zara perlahan terhenti, ia melepas pelukannya ditubuh Aldi. Ia segera menyeka air mata.
"maaf aku...."
"tidak masalah.. aku senang bisa membantu mu..." seloroh Aldi membantu menghapus buliran lembut yang mengalir dari sudut matanya. Memperhatikan betapa manis nya wajah Zara.
"kau.. tidak apa-apa.."
zara mengangguk lemah.
hujan mulai berhenti,, mereka melangkah beriringan menuju apartemen, Aldi mengantar sampai pintu apartemen Zara terbuka .
"terimakasih..." ucapnya lemah, mata gadis itu tampak sembab.
"baiklah.. segera mandi dan segarkan dirimu... aku pulang dulu.. " Aldi berpamitan.. tak lama.. "hhhaaacchuuu..." Aldi mulai bersin, Zara menatap punggung pria yang memberinya sedikit sandaran saat ia kalut masih berdiri dengan kaos polo yang basah kuyup...hmmm... semakin membuat tubuh Aldi tampak indah dipandang.
Aldi memberi kode segera masuk dan tutup pintu sementara ia pun segera masuk kedalam apartemen nya.
***
Kepala Zara masih terasa berat ia mengerjabkan mata beberapa kali mencoba mencari kesadaran nya kembali. Ia melihat kak Shanum tertidur pulas dengan bersandar dibibir spring bed mereka, tampak pula kain kompres pada nakas diujung tempat tidur.
-sepertinya tadi aku demam- gumam Zara perlahan turun dari tempat tidur lalu menuju dapur mengambil segelas air.
tiba-tiba ia teringat Aldi yang bersin karena dirinya.
Zara mengengok ke arah jam ,, baru pukul 11 malam.
si pemilik mata coklat ini punya ide membuat kan air jahe instan untuk Aldi,, syukur-syukur pria tampan itu belum tidur.
Ia keluar dari apartemennya lalu mengunci dari dalam, Zara lupa membawa kuncinya kembali. perlahan ia mengetuk pintu apartemen Aldi yang berjarak cuma beberapa langkah saja.
Tidak ada jawaban.
mungkin sudah tidur pikir Zara , tapi saat ia mendorong pintu ternyata tidak dikunci.
Zara permisi masuk. Bahkan lampu pun belum dimatikan kecuali lampu di dalam kamar. Zara mendapati pintu kamar pun terbuka, terlihat tubuh seorang pria lemah terbalut selimut polos berwarna putih. Dengan perasaan awas Zara coba memberanikan diri untuk masuk dan melihat keadaan Aldi...
"aura... aura..." Aldi mengigau menyebut nama seseorang, Zara menoleh kanan kiri tak ada siapapun.
zara mencoba memegang dahi Aldi.
Panas!!
gadis itu berusia mencari sesuatu untuk mengompres Aldi.
sesaat Zara mulai merawat Aldi,, ia amati Wajah tampan yang tak berdaya itu, Zara tersenyum simpul.
pemilik Als cake and resto ini tampak menarik dengan alis mata yang tegas, bulu mata lentik, dan bibir indah menggoda.
Zara menimpuk kepalanya agar ia tersadar dari apa yang ia pikirkan.
Hampir satu jam ia merawat Aldi yang tertidur pulas ,, Zara mulai menguap, sudah saat nya ia pulang takut nanti kak Shanum mencari.
deg!
langkahnya tertahan, Aldi menangkap lengan lemah Zara
"jangan pergi..." mohon Aldi lirih.
Zara kembali duduk di kursi dekat tempat tidur, ia mencoba mengusapkan kembali handuk kompres dikepala Aldi yang menggeliat seperti bayi. Tidur lelap dalam pelukan sang malam....
Zara terus mengompres dahi Aldi sampai rasa kantukpun menyerangnya.....