Chereads / LEGENDA PENDEKAR AMBO TUWO, SI PENDEKAR TENGIL DARI WAJO / Chapter 31 - Bagian 31 Keengganan Sang Raja Menerima Putrinya

Chapter 31 - Bagian 31 Keengganan Sang Raja Menerima Putrinya

Di Istana Kerajaan

Setelah menunggu waktu selama berpuluh-puluh tahun lamanya, akhirnya terdengar juga suara tangisan seorang bayi di istana kerajaan. Raja Ambo Enre Ratulangi yang telah lama megharapkan keturunan kini terwujud juga. Bersama dengan istrinya yang kedua yaitu Ratu Besse Rini Markonah, keinginan yang telah sangat lama membuncah tinggi itu terkabulkan juga dengan lahirnya seorang bayi kecil dari rahim istrinya. Namun sayang! Bayi yang dilahirkan istrinya hanyalah seorang bayi perempuan yang tidak dikehendaki oleh sang raja. Dia berharap dari awal bahwa jenis kelamin yang dikandung oleh istrinya yaitu berjenis kelamin laki-laki. Rasa kesal dan kecewa tidak bisa ditutupi oleh sang raja tatkala mengetahui jika anak yang selama ini dinantikan kehadirannya dunia dan yang kelak akan menjadi penerus tahta dari Kerajaan Wajo hanyalah seorang bayi perempuan yang tidak akan bisa berbicara banyak.

' Waseng toni urane matu wijaku, eh...ternyata makunremi. Malumpu sedding nyawaku. ' ( Aku pikir nanti anakku adalah seorang putra, eh...ternyata hanyalah seorang putri. Aku begitu kecewa ) ujar sang raja dalam hati seraya melihat salah satu sandro yang akan hendak menyerahkan bayi mungil itu kepelukan Ratu Besse Rini Markonah yang sedang berbaring di atas ranjang yang besar setelah melahirkan putri cantiknya.

" Weih....canti'na wijamu, nak! Mappada canti' na Indo'na. " Ungkap Ibu mertua dari Ratu Besse Rini Markonah sambil tersenyum menatap wajah cucunya untuk pertama kalinya.

" Iye, beneku ! Canti' tu kasi. Sebelas duabelas sibawa Indona. " ( Iya, Iatriku! Wajahnya cantik. Dia secantik Ibunya ) timpal ayah mertuanya yang terlihat sangat senang dan tidak bisa menutupi raut kebahagiaan di wajahnya yang sudah dipenuhi dengan keriput dan cambang yang sudah memutih yang tumbuh di area wajahnya..

Melihat ekspresi kebahagiaan yang ditujukkan oleh ayah dan ibu mertuanya saat melihat cucunya untuk pertama kalinya, Ratu Besse Rini Markonah hanya membalasnya dengan sebuah senyuman manis yang mereka dari bibirnya.

" Lakkekku? Magi tatottong bawang akkoro? Demelomuitai wijata? " ( Suamiku? Kenapa kau hanya berdiri di sana? Tidak kau ingin melihat purri kita? ) sang ratu mengajak suaminya untuk mendekat kepadanya dan melihat putri mereka. Akhirnya dengan wajah memelas tak bergairah disertai langkah kaki yang begitu lemas, sang raja menghampiri istrinya dengan rasa terpaksa.

" Tangai wijammu, canti' ladde mappada tongeng Indona. " ( Tatap wajah putrimu, dia sangat cantik persis seperti Ibunya ) ungkap Ibu sang raja lagi mengulangi ucapannya.

Sang raja hanya tersenyum simpul mendengar ucapan Ibunya barusan. Baginya bayi yang di hadapannya saat ini tetaplah seorang bayi perempuan yang tidak sesuai dengan harapannya. Namun bagaimanapun dia tetap berusaha menunjukkan rasa bahagianya di depan istri, ayah, dan ibunya. Sang raja tak ingin jika hari bahagia itu dirusak hanya karena keegoisannya menolak kehadiran seorang bayi perempuan.

" Aga aseng mabello meloki alengi wijata? ( Nama apa yang bagus yang ingin kita berikan untuk putri kita? ) tanya Ratu Besse Rini Markonah kepada suaminya. Sang raja sempat terdiam untuk waktu yang lama memikirkan nama yang bagus untuk sang putri. Tiba-tiba terlintas sebuah nama di benaknya yaitu Indo Ulinar Ratulangi. Lalu kemudian semua orang menyetujui dengan keputusan sang raja. Akhirnya nama anak pertama dari Raja Ambo Enre Ratulangi dan Ratu Besse Rini Markonah dinamai Indo Ulinar Ratulangi.

~~~~~

[ LALU APAKAH SANG RAJA AKAN MENOLAK KEHADIRAN PITRINYA SELAMA-LAMANYA? LALU APAKAH DIA AKAN MENGETAHUI JIKA MEMILIKI SEORANG PUTRA DARI RATU INDO CEMPAKA PUSPITA MAHARANI? ]