"Aku mencintaimu Kei!" Ucapan nada lembut berhembus di kebun mimosa, mengenakan kemeja putih berbau muse menyengat dengan senyuman manis tampak merekah.
Jemari lincah laki-laki itu memainkan instrument G Mayor Bach yang digunakan untuk sebuah lagu berjudul A Lover's concerto.
Salah satu larik yang terdapat pada A Lover's concerto yang terngiang di benak Kei adalah:
"Oh, don't ever make me cry
Oh, jangan pernah membuatku menangis
Through long lonely nights without love
Melalui malam yang sepi tanpa cinta
Be always true to me
Selalu jujur padaku
Keep this day in your heart eternally
Jagalah hari ini di dalam hatimu selamanya."
Alunan instrument itu semakin lama terhempas oleh angin yang menggerakkan pohon Mimosa yang menyiratkan sebuah cinta rahasia. Mungkin beberapa tahun yang akan datang tiba bahwa semua mimpi ini akan menjadi nyata. Terhempas oleh angin malam yang menyeruak sepi.
Kei pun terbangun dengan suara alarm Roie yangmenghentikan sebuah mimpi indah bahkan dewa Cinta merasa senang menyaksikan sebuah cinta anak muda. Kei pun bergegas mengambil antrian untuk mandi, banyak anak perempuan yang berbaris untuk mengantri. Lorong asrama nampak begitu padat dipenuhi anak perempuan yang mengantri sambil bergosip.
"Ne soyez pas bruyant!" Madame juliette mengingatkan untuk selalu tenang dan tidak gaduh.
"D'accord madame!" jawab anak perempuan serentak.
Akhirnya tiba giliranku untuk mandi dengan sabun yang sarat dengan mawar. Aku menyabuni seluruh anggota tubuhku dengan lekukan tubuh bak wanita Prancis pada umumnya. Aku pun masuk kamar lalu menyemprotkan parfum aroma cherry pada pergelangan tangan dan leherku. Aku siap bergegas ke ruang makan beriringan dengan Roie teman sekamarku. Menu pagi ini adalah teh telang dan sedikit makanan khas italia. Madame Juliette membuka kaca dan membiarkan aroma mawar dan melati menyeruak masuk.