Kay tiba-tiba beranjak dari kursinya karena belum juga mendapat komentar dari kedua orang tuanya. Kay berlutut di depan Kenan dan Jesica. Dia melipat kakinya diatas karpet dengan tangan dikedua pahanya. Ara yang melihat kejadian itu malah tertawa.
"Aku berani bersumpah aku ga ngapain-ngapain Dad. Maaf."
"Coba kalo ngomong liat muka Daddy." Kenan membuat Kay menatapnya dengan tatapan takut.
"Daddy bakalan nanya dan kamu tinggal jawab iya atau engga."
"Sachi pacar kamu?"
"Dia itu..."
"Iya atau engga."
"Engga."
"Kamu pake narkoba itu?"
"Engga."
"Kamu sentuh wanita itu?"
"Aku ga inget Dad."
"Iya atau engga."
"I..iya."
"Tidur sama wanita itu?"
"Engga." Kay dengan yakin.
"Kamu ngerokok atau engga?"
"I..iya." Kay menurunkan lagi bola matanya.
"Apa daddy pernah ngajarin kaya gitu?"
"Engga, aku yang salah."
"Tahu salah tapi dilakuin."
"Maaf.."
"Daddy ga butuh maaf. Daddy ga tahu ya kenapa kamu bisa kaya gitu Kay. Emang kamu pikir Daddy ga tahu kamu suka bolos kuliah, kamu suka keluyuran sama cewek-cewek, minta uang ke mommy buat jajanin pacar-pacar kamu. Emang Daddy ga tahu?Daddy tahu Kay cuman Dady diem aja. Kamu kenapa sih Kay?mau nyiksa Daddy sama mommy?" Kenan masih dengan suara lembutnya namun Kay masih diam.
"Daddy minta jawaban sekarang."
"Aku ga suka, aku ga suka dad, Daddy sama mommy deket sama Kakak sama Jay tapi sama aku engga. Aku cari kesibukan sendiri aja. Daddy pilih kasih, Daddy lebih sayang kakak, mommy lebih sayang Jay. Setiap aku berantem sama kakak atau Jay aku pasti yang kena omel padahal belum tentu aku yang salah. Setiap jalan-jalan pasti bertiga ga penah nunggu aku. Apa karena aku ga pinter kaya Jay dad?apa karena aku ga nurut kaya kakak?jadi Daddy sama mommy kaya gitu ke aku?" Jay mulai mencurahkan kekesalannya selama ini membuat Jesica sedikit terkejut.
"Pilih kasih?dari mananya daddy sama mommy pilih kasih?nih coba kamu inget waktu beli mobil semuanya Daddy beliin terus tiba-tiba kamu bilang pingin beli motor juga apa Daddy nolak?engga, Daddy beliin padahal Jay sama Kakak ga dibeliin. Itu yang kamu sebut pilih kasih?waktu kalian pulang apa mommy cuman nanya Jay aja?nanya kakak aja?semuanya mommy tanya."
"Kamu harusnya ngomong sayang jangan dipendem sendirian gini." Jesica mulai memajukan duduknya untuk merangkul anak lelakinya itu.
"Kay...Daddy sama mommy tuh ga pernah beda-bedain kamu cuman gara-gara kamu ga pinter, kamu ga nurut. semuanya anak Daddy sama mommy kok. Kamunya yang ga pernah cerita kamu punya dunia sendiri Daddy juga udah ngerasa kamu jauh dan terjadilah hal yang kaya gini." Kenan menasihati anaknya.
"Kay liat daddy, Daddy kasih semua anak Daddy 1 kesempatan buat salah, anggaplah 1 kesempatan itu udah kamu ambil sekarang jadi masih Daddy maafin tapi Daddy ga mau ya hal yang kaya gini kejadian lagi. Udah deh berhenti main-main cewek, ga mikirin kakak apa?kamu punya kakak cewek loh gimana perasaan kamu kalo kakak digituin?ga enak kan?berhenti bolos-bolos kuliah Daddy ga minta buat kamu harus pinter minimal ngerti aja, berhenti ngerokok ga baik buat kesehatan."
"Iya Dad.."
"Kamu ketahuan gitu lagi Daddy tarik semua fasilitas kamu, ngerti?"
"Iya ngerti dad, maafin aku dad, maafin aku mom." Kay terlihat menyesal dan mencium tangan kedua orang tuanya.
"Maafin mommy juga udah bikin kamu ngerasa kaya gitu, mommy sayang kok sama semua anak mommy. Besok-besok jangan sibuk sendiri lagi." Jesica mencium kening anaknya.
"Iya mom, aku sayang sama mommy kok." Kay kali ini memeluk ibunya cukup lama dan menangis entah kenapa.
"Anak laki-laki kok cengeng." Ledek Kenan sambil mengacak-ngacak rambut anaknya yang tak mau melepaskan pelukannya.
"Mas.." Jesica menatap Kenan yang tak ingat kejadian dulu ketika dia menangis di depan istrinya.
"Kenapa tuh nangis?." Ara pura-pura turun kebawah dan melihat Kay.
"Sini sayang.." Kenan menyambut kedatangan Ara dengan tangannya.
"Bilang makasih sama kakak kemarin udah bantuin kamu tuh." Jesica melepas pelukannya dan mengusap air mata Kay.
"Makasih kak."
"Besok-besok mabok lagi aja biar kakak bebas tipuk kamu, ga sadar kan?" Sindir Ara membuat Kenan tertawa kecil sementara Jesica langsung melototi anaknya.
"Iya maaf."
"Masih untung kamu ga digampar sama Daddy padahal kakak nunggu-nunggu tuh."
"Kakak, mulutnya ya..." Jesica kali ini menegur.
"Bilang makasih juga sama Jay."
"Iya mom.."
"Jadi anak manja kedua nih setelah Jay." Ara melihat kelakuakan Kay yang masih bergelumul di pelukan ibunya.
"Kaya ga manja aja." Kenan meledek Ara.
"Aku manjanya sama Daddy."
"Jay mana sih anteng banget di kamar."
"Dia emang suka gitu Dad, ga tau lagi ngapain. Jay...." Ara langsung berteriak memanggil adiknya.
"Iya kak apa.." Jay langsung keluar.
"Ngapain sih dikamar aja?kembaran kamu nih nangis."
"Kenapa nangis?Daddy marahin ya?"
"Engga, Daddy ga marahin."
"Aku ga suka keributan jadi aku diem dikamar aja, aku ga suka Daddy marah kemarin."
"Daddy ga marah Daddy cuman teriak aja."
"Aku ga suka Daddy teriak-teriak." Jay dengan polos seperti anak kecil.
"Tadi kakak teriak-teriak."
"Iya kakak bikin telinga aku sakit."
"Siap-siap sana kita jalan-jalan keluar kita ngehibur Kay Daddy yang traktir."
"Asyik..." Ara tampak antusias sementara Jay hanya mengangguk.
"Udah kamu jangan nangis terus, cuci muka ganti baju."
"Iya Dad.." Kay kini beranjak menuju kamarnya.
"Ini yang bikin aku jatuh cinta sama Mas, Kalo marah lembut...banget bikin adem." Puji Jesica atas sikap Kenan tadi.
"Tuh Kay jadi curhat katanya kita pilih kasih harus gimana coba Mas?"
"Udah kasih aja perhatian nanti juga berubah."
"Bukan, kayanya harus dikasih adik lagi jadi Kay ada temen."
"Apaan sih Mas, aku udah ga sanggup kalo harus punya anak lagi."
"Kenapa?Mas masih sanggup kok bikinnya."
"Ih Mas, kalo anak-anak denger gimana."
"Udah ga ada kok."
"Tapi bener loh yang kata kamu, Ara mulutnya emang mirip Dena, ampun deh."
"Ya makannya kasih tahu dong Mas, Mas malah ketawa-ketawa aja."
"Habis komentarnya kadang bener dan lucu gitu cara ngomong dia."
"Ish..jangan dibiasain ah Mas."
"Kay dipeluk-peluk masa Mas engga."
"Jadi keingetan siapa yang bilang cengeng tadi?ga inget apa dulu yang suka nangis-nangis Bombay siapa." Jesica tertawa kecil.
"Ih..apaan sih." Kenan tersipu dan memberikan gelitikan kecil di perut Jesica membuat dia tertawa.
"Udah-udah ganti baju sana Mas anak-anak nanti udah siap kita yang belum."
"Cium Mas dulu dong." Pinta Kenan yang langsung diiyakan oleh Jesica. Dia mulai mencium bibir suaminya itu.
"Mom aku..." Jay yang keluar dari kamarnya langsung terkejut melihat kejadian itu.
"Eh Jay.." Kenan segera menjauh dan bersikap santai.
"A..aku pake baju ini atau ini." Jay ragu sambil menunjukkan bajunya.
"Yang biru aja sayang." Jesica memberikan pilihannya dan membuat Jay kembali ke kamarnya.
"Mas sih, udah Jay polos lagi kasian anak mommy." Jesica memukul pelan lengan Kenan.
**** To be continue