#MANERE
#30
"Bukan soal reputasi, cinta tidak bisa menentukan hati dimana tempatnya sesuai reputasi orang tersebut. Cinta berdasarkan bagaimana hati untuk memilih tempat ternyaman untuk singgah"
-0-
Bram menatap punggung anak laki-laki satu-satunya yang ia miliki dengan senyum sendunya.
"Bukan dia yang tak pantas Tha, namun kita yang tak pantas untuk menjadi bagian dari gadis itu."
Atha berlari menyusuri lorong apartemen yang ia singgahi dengan rasa cemas. Atha ingin menanyakan apa yang disampaikan ayahnya kepada kekasihnya itu namun, dia tidak menemukan gadis itu dipenjuru lorong yang ia lewati. Atha tidak ingin kehilangan lagi cukup mamanya yang pergia meninggalkannya jangan lagi dia harus kehilangan kekasih ajaibnya
Satu hal yang Atha tidak ingin terjadi dikehidupannya adalah merasakan apa yang orang sebut kehilangan karna itu membuat sesuatu didalam dirinya terasa kosong sekalipun ia mengisinya dengan orang lain seperti saat ia kehilangan ibu kandungnya bahkan tanpa ada dirinya disisi wanita itu.
Atha akan mempertahankan Kira sampai kapanpun, mungkin memang gadis itu tidak seperti ibunya namun entah sejak kapan Kira masuk kedalam ruang yang kosong dalam diri Atha. Gadis itu mungkin tidak sebaik Luna ditambah reputasi gadis itu namun jika hati sudah memilih untuk berlabuh seburuk apapapun orang itu.
Laki-laki itu berlari menuju atap apartemen dengan cepat seperti orang kesetanan menerobos pintu penghubung atap dan dalam apartemen namun ternyata, dirinya hanya disambut oleh hembusan angin yang menerpanya tanpa ada seseorang yang ia harapkan berdiri menunggunya untuk ia rengkuh dan ia tenangkan setelah berbicara dengan papahnya. Atha tidak bodoh dia tahu apa yang dipikirkan laki-laki berstatus ayah kandungnya itu karna didalam tubuh Atha mengalir darah laki-laki itu.
"Kir kalau kamu ada disini tolong keluarlah!"
"Kiraa aku mohon keluarlah! Dengarkan penjelasanku terlebih dahulu."
Atha menatap sekeliling atap apartemen dengan harap Kira berdiri disisi lain ditempat yang Atha tidak bisa lihat.
"KIRA KELUAR!!"
Beberapa detik Atha menunggu tidak ada tanda-tanda gadisnya akan keluar membuat Atha sedikit berpikir apakah memang benar gadisnya tidak ada disini? Atha akhirnya berbalik dan hendak melangkah pergi.
"Tha." Sebuah panggilan menghentikan langkah laki-laki itu dan segera berbalik menatap seseorang yang berdiri tak jauh darinya yang sedang mengukir senyum khas gadis itu.
"Kir."
Atha berlari menghampiri Kira dan segera memeluk gadis itu dengan erat. Kira-pun juga segera memeluk kekasihnya itu tak kalah erat seolah gadis itu tidak akan bisa memeluk laki-laki itu.
"Gue kira lo pergi gitu aja Kir."
Kira melepaskan pelukan Atha dan menatap laki-laki itu dengan senyum jenakanya "nyatanya gue disinikan?" ujar Kira dengan tenang setidaknya untuk saat ini biarkan Kira bersama Atha untuk sementara waktu.
"Dengerin gue, apapun yang diucapin sama dia jangan percaya. Gue disini sama lo dan bakal tetep sama lo."
Mata Atha menunjukan kesungguhannya namun ada makna lain dari tatapan itu, ketakutan dan rasa kehilangan. Kira hanya tersenyum mendengarnya dan kembali memeluk Atha dengan erat biarkan ini terjadi untuk beberapa qaktu kedepan biarkan pelukan ini menyatukan mereka untuk sementara waktu.
"Kita balik keapartemen aja yuk." Ajak Kira santai bahkan mata gadis itu mengerling menggoda Atha, ayolah Kira tetaplah Kira gadis liar dengan segala imajinasi liar gadis itu.
"Tapi disana ada....."
"Siapa bilang kita keapartemen lo? Kita keapartemen gue dong. Ayok!" ujar Kira dengan wajah songongnya dan menarik Atha yang masih terdiam mendengar ucapan kekasihnya yang seperti biasa penuh kejutan. Bahkan sampai didepan apartemen Atha masih terdiam membuat Kira berdecak kesal.
"Gue gak bakal nganeh-nganehin lo kok astaga Atha." Ujar Kira dengan kesal. Ayolah Kira masih cukup waras untuk tidak menyerang kekasihnya sendiri ya walau jiwa cabe gadis itu masih ada atau mungkin akan selamanya ada.
"Si-siapa juga yang mikir kayak gitu." Ujar Atha sedikit gugup membuat Kira tertawa renyah mendengarnya bahkan pundak gadis itu sampai mengikuti irama tawanya.
"Emang gue bilang itu gara-gara tau apa yang lo pikirin? Sama sekali ENGGAK!!!!!" ujar Kira diakhiri teriakan diakhir kalimatnya dan segera masuk kedalam apartemennya meninggalakan Atha yang mendengus kesal dan berlari memasuki apartemen dan mengejar Kira yang entah bersembunyi dimana.
"Coba papa lihat gimana bahagianya Atha sekarang? Papa mau ngancurin itu semua?."
Laki-laki paruh baya yang berdiri disamping gadis yang berbicara tadi terdiam. Ya, mereka mendengar semuanya atau kebih tepatnya kejadian didepan apartemen Kira karna apartemen Atha yang memang saling berhadapan dengan apartemen kekasihnya.
"Kamu tidak tahu yang sebenarnya Aluna." Ujar Bram tegas sebelum akhirnya membuka pintu dan meninggalkan apartemen anaknya dengan santai meninggalkan Aluna yang berpikir keras ada apa sebenarnya.
Disisi lain Atha masih mengejar Kira yang selalu berlari menghindarinya.
"Lo gak bakal bisa nangkep gue muka datar wlee." Seru Kira memeletkan lidahnya menatap remeh Atha yang berkacak pinggang namun tak lama laki-laki itu mengeluarkan smirk tipisnya.
"Kira awas."
"Awas apaan?" Tanya Kira bingung dan sedikit tak percaya dengan ucapan Atha karna bisa saja itu hanya akal-akalan kekasihnya.
"Gue serius, itu... ada ... kecoa!!" ujar Atha.
"Lo gak lagi bohongkan?"
"Itutuh kecoanya jalan kearah lo."
"ATHAAA!!!!!" pekik Kira dan segera melompat kearah kekasihnya bahkan memeluk dan melingkarkan kedua kakinya kepinggang Atha sambil memjamkan matanya.
"Ada apa hm?" bisik Atha halus sambil tangannya merengkuh badan Kira agar tidak terjatuh.
"Itu ada kecoa." Lirih Kira masih memejamkan matanya bahkan kini semakin mengeratkan pelukannya. Kira benci kecoa bahkan sebencinya dia dengan mantan Kira lebih membenci kecoa.
"Mana ada kecoa?"
"Tadi lo bilang...." Kira segera membuka matanya dan hendak turun dari pelukan Atha namun laki-laki itu malah semakin mengeratkan rengkuhannya.
"Tanpa perlu gua nangkep lo, lo udah lari kearah gue." Bisik Atha membuat Kira tak terima dan melonggarkan tangannya menatap Atha dengan kesal.
"Lo curang!!! Mana bisa itu, gak itu gak adil."
"Tapi bagi gue adil."
"Nggak!!"
"Adil."
"Nggak itu hmmmpph.." ucapan Kira terhenti saat tiba-tiba Atha menciumnya tepat dibibir gadis itu. Tanpa lumatan hanya sebuah kecupan-kecupan kecil yang mampu membuat Kira hanya terdiam.
Atha berjalan kearah sofa dan menundudukan Kira dipangkuannya, memeluk gadis itu dan menenggelamkan kepalanya diceruk leher Kira layaknya bayi yang membutuhkan sebuah pelukan.
"Tha.." ujar Kira pelan.
"Don't leave me."
Kira tertegun mendengarnya. Setakut itukah Atha untuk kehilangan gadis seperti dirinya. "Tha lepas gue mau turun." Ujar Kira dan menggerakan diri namun Atha tidak mendengarkan ucapan Kira bahkan semakin mengeratkan pelukannya membuat gadis itu jengah.
"Atha! Gue haus mau ambil minum awas." Ujar Kira yang akhirnya didengarkan oleh kekasihnya. Kira segera berdiri dan beranjakpergi kearah dapur tanpa mempedulikan Atha yang ternyata mengikuti dari belakang.
Kira yang sibuk mencari gelas tidak mengetahui Atha yang kini berdiri dibelakangnya memegang keningnya bersamaan dengan tangan kanan Atha membuka sebuah lemari yang berada tepat diatas Kira membuat gadis itu terperanjat kaget dan tertegun dengan perlakuan Atha yang melindungi keningnya agar tidak terkena hantaman pintu lemari diatasnya.
"Nyari ini?' ujar Atha sambil menunjukan gelas yang ia ambil dari lemari tadi membuat Kira mendongkak dan hendak meraih gelas yang Atha pegang namun sialnya Atha malah mengangkat tinggi gelas ditangannya.
"Atha!!" pekik Kira kesal yang justru mendapat tawa renyah oleh Atha yang berada tepat dibelakangnya.
'Jangan bikin gue susah buat ngelepas lo suatu hari nanti Tha.' Batin Kira menatap kosong lurus kedepan sambil mendengarkan tawa renyah kekasihnya yang ada dibelakangnya.
"Becanda gue, mending lo duduk deh biar gue yang ngambil minumnya." Ujar Atha dan mendorong pelan kekasihnya untuk menyingkir agar membiarkan dirinya untuk menuangkan air minum.
"Kenapa ngelihatin gue mulu? Gue tau kok gue keren walau cuma nuangin minuman doing." Ujar Atha narsis membuat Kira mendelik tak suka.
"Sejak kapan lo narsis gini?"
Atha menoleh kearah Kira dan mendekati gadis dengan satu gelas air ditangannya, mensejajarkan kepalanya hingga membuat wajah Kira dan dirinya berhadapan "Sejak lo masuk kekehidupan gue mungkin." Ujar Atha dengan smirk andalannya dan mendekatkan gelas ditangannya kearah mulutnya sendiri dan ditegaknya hingga tandas lalu memberikannya ketangan Kira lalu melangkah melewati Kira begitu saja.
Kira melotot tak percaya "ATHA LO CURANG!!!!" pekik Kira kesal menatap punggung kekasihnya yang menjauh walau akhirnya berbalik menatapnya'
"Gue balik dulu keapartemen mau ambil sesuatu tunggu bentar, dan makasih minumannya." Ujar Atha dengan gaya khasnya yaitu senyum tipis namun terkesan songong.
"ATHAAA GUE BENCI LO!!!!" pekik Kira kesal.
"I love you too cabeku." Jawab Atha sebelum akhirnya menghilang dibalik pintu meninggalkan Kira yang perlahan mengubah ekspresinya menjadi tatapan sendu.
Gadis itu perlahan mengambil handphone yang ada diatas meja dan mengetikan sesuatu cukup lama Kira mengetik sebelum akhirnya meletakan kembal handphone tersebut dan berjalan memasuki kamarnya.
Drrtttt drrttttt
Notification: You have one message from 'Jerk Geo'
----FYI GEO MANTANNYA KIRA KALO KALIAN LUPA----
Disisi lain Atha memasuki apartemennya dengan santai, laki-laki itu sudah memastikan bahwa keluarganya dan Alika sudah pergi dari tempat tinggalnya. Setelah menemukan Kira hati Atha sedikit lega karna gadis itu tidak menghilang seperti dugaannya.
Namun Atha tetap merasakan akan ada sesuatu yang akan terjadi besok atau mungkin sekarang.
Atha berjalan memasuki kamarnya berjalan kearah meja belajarnya meraih sebuah buku gambar ditangannya dan sebuah kotak kecil disamping buku gambar tersebut dan hendak berjalan keluar jika saja tidak ada sebuah bunyi dari handphone miliknya.
Tangan Atha meraih benda persegi tersebut dan mengernyitkan dahinya saat tertera nama kekasihnya di notifikasi pemberitahuan pesan baru.
Baru saja dirinya dan Kira bertemu kenapa gadis itu mengiriminya pesan toh, dirinya juga akan kembali ke apartemen Kira. Namun rasa penasaran membuat Atha akhirnya membuka pesan tersebut membacanya dengan perlahan sebelum akhirnya benda persegi tersebut jatuh bersamaan dengan Atha yang berlari kesetanan keluar dari apartemen meninggalkan benda persegi tersebut begitu saja yang tak lama menampilkan panggilan masuk dari sahabatnya berkali-kali.
Triiing
Notification: You have one message from 'Zefan'
Triiing
Notification: You have two message from 'Zefan'
From: Zefan
Woi lo dimana? Gue lihat pacar lo sama mantannya diclub Fever!
--TBC—