Chereads / Kelas Itaewon / Chapter 12 - Chapter 12

Chapter 12 - Chapter 12

Yi Seo yang patah hati, menenangkan diri dengan minum-minum di kedai DanBam. Hyun Yi bisa menebak kalau Yi Seo akan ke sana, jadi dia ke sana untuk menghiburnya. Yi Seo benar-benar sedih dan meminta waktu sendirian. Hyun Yi tidak pergi malah menatap Yi Seo dengan lekat karena ini pertama kalinya dia melihat Yi Seo menangis. Dia kagum karena Yi Seo tahu caranya menangis.

Hyun Yi bisa menebak kalau Yi Seo pasti di tolak. Dan alasannya pasti mengenai banyak pekerjaan, Geun Soo hingga perbedaan umur. Yi Seo kaget dan mengira Hyun Yi menguping tadi. Hyun Yi menjawab dengan santai kalau semua itu bisa di tebak. Dia meminta Yi Seo untuk bisa mengerti Sae Ro Yi, karena Sae Ro Yi kan memang seperti orang tua.

"Lalu sekarang bagaimana?"

"Soal apa?"

"Soal Saeroyi. Apa kau akan menyerah?"

Yi Seo hanya diam saja.

--

Esok hari,

Presdir Jang marah karena Jangga gagal dua kali berturut-turut. Dia meminta penjelasan dari Soo Ah. Soo Ah tidak bias menjelaskan apapun dan hanya bisa meminta maaf. Presdir Jang benar-benar marah. Babak selanjutnya adalah babak terakhir. Jika mereka kalah lagi, maka koki Park Jun Gi harus di pecat. Dan juga, untuk Geun Soo, jangan bicara lagi mengenai pewaris Jangga. Karena hal itu tidak akan terjadi jika koki Park di pecat.

Geun Soo tidak takut. Sebaliknya, dia meminta Presdir Jang memberikannya otoritas. Biarkan dia yang mengurus program TV ini.

"Aku hanya sebatas karyawan di Perencanaan saat ini. Apa yang bisa kulakukan saat ini?" ujar Geun Soo.

"Maksudmu, kau bisa mengubah sesuatu yang Manajer Oh tak bisa lakukan?" tanya Presdir Jang, tertarik.

"Setidaknya bila aku yang turun tangan, aku tak akan menyesal."

"Kalau begitu, urus program TV itu. Manajer Oh, bantu dia," setuju Presdir Jang.

Soo Ah mengerti.

Ketika sudah keluar dari ruangan presdir, Geun Soo langsung meminta maaf pada Soo Ah karena membuat keputusan tanpa diskusi dengan Soo Ah dan membuat Soo Ah malu. Soo Ah tidak masalah karena Geun Soo kan sudah bilang akan bertanggung jawab. Sebaliknya, dia merasa kasihan. Pembicaraan tadi, bukanlah pembicaraan ayah dan anak. Mereka di sebut keluarga bila bisa saling mengandalkan tanpa alasan.

"Ekspresimu kemarin dan hari ini, terlihat berbeda dari saat kau di DanBam," komentar Soo Ah.

--

Kedai DanBam menjadi sangat ramai. Para pengunjung bahkan harus mengantri hanya untuk bisa masuk ke dalam kedai dan makan. Semua ini karena program acara itu.

Di saat kedai ramai, Yi Seo malah tidak ada.

Flashback

Pagi tadi, Yi Seo mengajak Sae Ro Yi bicara. Dia ingin minta cuti. Sae Ro Yi jadi tidak enak, mengira alasan Yi Seo minta cuti karena hal kemarin. Yi Seo berkata bukan itu. Lagipula, sahamnya sudah banyak di DanBam. Dia harus tetap profesional. Dia minta cuti karena merasa tidak ada hari istirahat karena setiap hari bekerja. Dia akan segera kembali begitu merasa sudah lebih baik.

Sae Ro Yi mengerti dan mengizinkan Yi Seo berlibur sebanyak yang Yi Seo inginkan. Karena, Yi Seo juga sudah bekerja keras selama ini.

End

Dan tanpa ada Yi Seo, kedai cukup kelabakan juga.

--

Yi Seo yang liburan, malah merasa bosan. Dia juga memarahi dirinya sendiri yang bodoh karena merindukan Sae Ro Yi.

Yi Seo minta cuti karna nasehat Hyun Yi kemarin.

"Bagaimana bila pergi sebentar? Rasa terbiasa dapat menipu perasaan kita. Sepertinya kalian butuh waktu untuk membereskan hati masing-masing," nasehat Hyun Yi, kemarin.

Yi Seo mendengarkan nasehat itu. Tapi, rasa rindunya lebih besar. Karena itu, dia ingin segera kembali bekerja.

--

Esok hari,

Presdir Jang yang sedang sendirian di ruangan, mendapatkan telepon dari nomor tidak di kenal. Yang menelpon adalah Geun Won.

Geun Won menelpon menggunakan telepon penjara. Dia menyapa ayahnya dan memberitahu kalau dia banyak mempertimbangkan sebelum menelpon. Padahal, ini hanyalah telepon seorang putra pada ayahnya. Geun Won tampak sedih.

"Bahkan setelah Ayah membuangku begitu, kupikir, "Dia tak punya pilihan. Aku yakin tak ada cara lain. Putranya dikurung di penjara. Dia pasti sedih.""

"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Presdir Jang.

"Kenapa... Kenapa memperlakukanku seperti ini?"

"Semua itu... demi Jangga," jawab Presdir Jang.

Jawaban yang membuat Geun Won menjadi marah. Apalagi, setelah mengatakan itu, Presdir Jang langsung mematikan ponsel.

Presdir Jang tampak sedikit sedih juga. Tapi, entahlah ya.

Geun Soo datang ke ruangan Presdir Jang karena di panggil. Geun Soo membahas mengenai DanBam yang berhasil mendapatkan investasi lebih dari 10 M. Dan uang itu di gunakan untuk mewaralabakan DanBam. DanBam perlahan melebarkan sayap, tapi kenapa Presdir tetap tenang?

--

Para staff DanBam di gedung kantor mereka sudah bersiap untuk merayakan di waralabakannya DanBam. Tapi, saat itu, Ho Jin datang dengan wajah sangat panik. Kenapa?

--

Ho Jin dan Sae Ro Yi pergi ke kantor JM Holdings. Tapi, kantor itu kosong dan ada tempelan kertas di sewakan. Nomor telepon tn. Do juga tidak bisa di hubungi. Sae Ro Yi masih berusaha tetap tenang karena mereka masih mempunyai investor lainnya.

Baru juga bilang gitu, mereka sudah mendapat SMS yang membuat wajah mereka berubah.

--

Yi Seo berada di bandara. Dia akan pergi liburan. Untungnya, dia belum sempat check-in dan sudah menerima banyak pesan. Semua investor mengirim pesan kalau ingin menarik investasi mereka. Yi Seo tentu bingung, apa yang terjadi?

--

Ho Jin dan Sae Ro Yi sudah kembali ke kantor. Seung Kwon masih tidak mengerti kenapa para investor secara serentak menarik investasi mereka? Ho Jin menjelaskan, ketika investor utama menarik dana, maka investor lain juga akan ikut pergi. Sederhananya, orang lain hanya berinvestasi karena melihat berita soal JM Holdings yang berinvestasi pada DanBam sebanyak 5M won. Namun, JM Holdings mengumumkan mereka batal berinvestasi.

"Lalu apa yang terjadi?" tanya Seung Kwon, mulai mengerti. "Kita sudah sewa kantor, rekrut karyawan, dan kumpulkan pemilik cabang. Kita sudah keluarkan 500 juta bahkan sebelum memulainya."

"Tidak terlambat sebenarnya untuk menunggu investasi masuk. Kenapa kalian terburu-buru?" tanya Ho Jin, balik.

"Itu karena Yi-seo...," jawab Seung Kwon.

"Ini keputusanku," potong Sae Ro Yi.

Mereka menduga-duga siapa pelakunya. Dan yang paling mungkin menjadi pelaku adalah…

--

Tn. Do datang menemui Presdir Jang. Geun Soo jelas terkejut melihat kedatangannya. Semua adalah rencana dari Presdir Jang.

--

Yi Seo tidak jadi pergi. Dia bergegas kembali sambil menelpon para investor. Tapi, sia-sia. Yi Seo jelas pusing. Dia jadi ingat saat Sae Ro Yi ingin membuka cabang satu persatu karena hal itu lebih aman, tapi dia ngotot kalau hal itu terlalu lama. Terus, saat Sae Ro Yi bilang sudah minta Ho Jin menyelidiki JM Holdings, saat itu, dia malah marah karena merasa Sae Ro Yi terlalu lama. Dia bahkan dengan percaya diri, berkata kalau dia yakin.

Yi Seo menyesali semuanya karena sudah terlalu keras kepala.

--

Soo Ah pergi ke gedung DanBam dengan membawa pot bunga berisi pita ucapan. Wajah Soo Ah terlihat tidak baik. Dia merasa berat harus ke sana dengan membawa pot itu.

Saat dia masuk, di dalam gedung, para orang yang sudah tanda tangan kontrak untuk waralaba DanBam sedang marah-marah pada staff DanBam. Mereka menyesal sudah menginvestasi uang mereka dan meminta di kembalikan. Mereka terus saja marah dan marah bahkan membentar dan menarik kerah baju Seung Kwon dan Tony.

Sae Ro Yi hanya diam dengan tatapan kosong. Dia melihat kedatangan Soo Ah dan melihat pot bunga berisi pita ucapan yang di bawanya. Soo Ah berusaha menyembunyikan, tapi Sae Ro Yi sudah terlanjur melihatnya.

Pita ucapan di tanaman itu bertuliskan : "Dari Jang Da Hee – Ketahui Posisimu dan Syukuri yang Kau Punya."

--

Geun Soo tampak masih shock kalau semua ternyata adalah rencana dari Presdir Jang. Sejak kapan presdir Jang merencanakan semuanya?

"Sejak awal. Siapa yang mau berinvestasi lima miliar won untuk kedai kecil itu? Mereka kehilangan kepercayaan publik. Jadi, takkan banyak yang mau berinvestasi lagi. Makin keras dia berusaha, makin keras dia jatuh dan hancur."

"Ini semua hanya untuk menghancurkan Saeroyi?"

"JM Holdings punya perusahaan desain interior. Karena kami akan bekerja sama, aku minta tolong ini padanya."

"Semua hanya untuk menghancurkan Saeroyi?" ulang Geun Soo.

"Sebenarnya, itu alasan yang cukup untuk melakukan ini. Tapi tidak. JM Holdings adalah perusahaan yang kuat sehingga sulit untuk dikontrol. Kita perlu menunjukkan bahwa aku, Jang Dae-hee, terkadang adalah pria tua yang licik."

"Ayah... sungguh luar biasa."

"Kau bertanya apa ayah yakin DanBam adalah akuarium kecil dan Saeroyi adalah orang yang kuat. Bagaimana rasanya melihatnya dari sini?"

"Aku tahu Ayah memang hebat, tapi entahlah. Jika semua ini untuk jatuhkan dia, kenapa Ayah terganggu olehnya? Dia pasti hebat," komentar Geun Soo.

Presdir Jang diam tanpa membantah apapun.

--

Semua orang masih terus berteriak. Sae Ro Yi yang sudah pusing dan emosi, tidak bisa lagi menahan kesabarannya. Dia berteriak menyuruh semuanya untuk berhenti!

"Apa salahku?" tanya Sae Ro Yi, dengan nada amarah.

"Semua investasi telah ditarik!"

"Apa itu salah? Apa bisnis kalian menjadi bangkrut? Beraninya kalian melakukan kekerasan pada karyawanku!" teriak Sae Ro Yi.

"Melakukan kekerasan? Kenapa kami mendaftar pada waralaba ini? Kami percaya di sini akan sukses dan kumpulkan uang kami untuk buka cabang DanBam..."

"Kalian percaya apa? Investasi? JM Holdings? Apa yang kalian percayai? Apa kalian meneken kontrak karena berita tak pasti? Apa itulah nilai kami? Tidak begitu! Kalian semua menekennya setelah kemari. Setelah mencicipi makanan kami! Rasa yang menang melawan kedai lain. Kalian datang karena suka rasa itu! Lalu apa yang berubah? Apa rasa masakan kami berubah? Bila kau merasa ini tak benar, maka jangan. Tak usah buat onar dan putuskan saja kontraknya!" teriak Sae Ro Yi.

Soo Ah dan staff DanBam cukup terkejut melihat amarah Sae Ro Yi, karena belum pernah Sae Ro Yi seperti itu di depan mereka.

"Lalu? Semua investor telah menarik investasi mereka. Apa yang kau akan lakukan dengan kami tanpa investasi? Apa uangmu cukup?"

"Cukup. Dasar dari berbisnis adalah saling percaya. Dan kami tidak akan membiarkan kepercayaan dan uang kalian terbuang begitu saja. Ada investasi ataupun tidak, semua rencana yang ada akan tetap berjalan."

Usai mengatakan itu, Sae Ro Yi langsung pergi keluar gedung. Dia berjalan melewati Soo Ah begitu saja. Soo Ah menundukkan kepalanya, merasa bersalah dan juga malu pada Sae Ro Yi.

--

Soo Ah akhirnya berlari mengejar Sae Ro Yi. Dia khawatir. Sekarang, bagaimana cara Sae Ro Yi akan mendapatkan uang? Apa yang akan Sae Ro Yi lakukan sekarang? Sae Ro Yi menjawab kalau dia akan mengambil pinjaman gedung. Soo Ah tidak setuju karna gedung itu di beli dengan hasil kerja keras Sae Ro Yi.

"Bagaimana... Bagaimana bila kau berhenti saja?" pinta Soo Ah. "Kau akan terus terluka dan sakit karena ini."

"Aku tak akan mundur," tegas Sae Ro Yi.

"Lalu aku? Kau paham perasaanku saat harus membawa pot atas suruhan Presdir Jang? Sampai kapan aku harus... Sampai kapan aku harus seperti ini? Kau yang bilang, 'kan? Hubungan kita... diputuskan olehku. Balas dendam terhadap Jangga. Kebencianmu padanya. Lepaskan semua itu dan datanglah padaku. Berhentilah. Ayo hidup bahagia," ajak Soo Ah, memohon dan juga menerima perasaan Sae Ro Yi padanya.

Sae Ro Yi diam menatapnya. Perasaannya berkecamuk. Pas di saat itu, dia mendapat telepon dari yi Seo. Yi Seo sudah kembali dan berada di DanBam. Dia menelpon karena merasa bersalah sudah membuat keputusan itu. Semua salahnya karena begitu keras kepala.

"Aku yang memutuskan itu. Aku pemilik kedai ini. Jangan salahkan dirimu sendiri," ujar Sae Ro Yi (dia mengangkat telepon dari Yi Seo. Dia bicara sambil terus menatap ke Soo Ah, dengan tatapan penuh tekad yang tidak bisa di ubah). "Kau bilang aku pantas dipertaruhkan. Kau juga… percayalah padaku. Hal seperti ini tak akan menghancurkanku. Ini bukan masalah. Masalah yang benar-benar besar bagiku adalah karena prinsipku, ayahku dipecat 20 tahun lalu. Ketika kematian ayahku karena tabrak lari ditutupi begitu saja. Hidupku sudah pernah hancur. Alasan aku bisa bangkit lagi adalah rasa balas dendam. Dan sebelum itu terjadi, aku tak akan bisa bahagia."

"Bos."

"Aku... akan menghancurkan Jangga," tegas Sae Ro Yi, pada Soo Ah dan juga pada Yi Seo. "Sebelum itu terjadi, aku takkan mundur atau berhenti."

Usai mengatakan itu, Sae Ro Yi mengakhiri teleponnya dengan Yi Seo.

Soo Ah jatuh jongkok. Dia tahu kalau tekad Sae Ro Yi tidak bisa lagi di ubahnya. Dia menangis. Sae Ro Yi jongkok di depannya dan meminta maaf.

--

Esok hari,

Berita mengenai JM Holdings yang menarik investasinya dari DanBam sudah tersebar. Nenek juga melihat berita itu di koran. Tony sedang ada menemaninya dan mengemas barangnya karena nenek sudah boleh pulang dari rumah sakit.

Nenek khawatir karena membaca berita itu dan menanyakannya pada Tony. Tony bilang kalau Sae Ro Yi bilang tak masalah. Dan jka bos bilang tak ada masalah maka tentu tak ada masalah. Nenek cukup terkejut melihat jawaban Tony yang artinya sangat percaya pada Sae Ro Yi.

--

Ho Jin dan Sae Ro Yi melakukan diskusi. Ho Jin memberikan daftar nama para pengusaha yang tertarik pada investasi di bidang makanan. Setidaknya, mereka bisa mencoba menghubungi pengusaha itu dan menawarkan kerja sama investasi.

Eh, Yi Seo ternyata juga datang ke pertemuan Ho Jin dan Sae Ro Yi. Karena dia adalah manager DanBam, dia akan ikut dalam menyelesaikan masalah ini. Dia sebenarnya merasa malu karena masalah ini, jadi dia meminta kesempatan dari Sae Ro Yi. Ho Jin mendukung Yi Seo dan bahkan menyebutnya manager yang hebat.

Mereka mulai memeriksa daftar nama pengusaha itu. Satu nama menarik perhatian Sae Ro Yi. Namanya adalah : Kim Soon Rye. Umur awal 70-an. Warga Yongsan. Pemilik bisnis properti. Sudah pensiun tapi terkadang berbisnis besar. Dia sesekali berinvestasi pada perusahaan rintisan.

Siapakah ny. Kim itu?

--

Ny. Kim yang di bicarakan sekarang sedang mengunjungi Jangga. Dan ny. Kim itu adalah nenek rentenir, nenek dari Tony. Dia adalah investor pertama dari Jangga. Karena itu, Presdir Jang tampak menghormatinya juga.

"Aku masih ingat saat kau bekerja keras di tahun-tahun awal bisnismu berdiri. Aku rindu masa itu. Saat itu, aku kagum padamu."

"Kenapa kau terdengar kesal, Bu Kim?" tanya Presdir Jang, menyadari nada suaranya.

"Ada seorang anak yang sangat mirip denganmu saat muda. Namanya Park Saeroyi. Kau masih saja ingin mengganggu dia walau kau sudah setua ini?"

"Aku mengirim putraku ke penjara."

"Aku tahu semuanya. Putramu hanya menebus kesalahannya," balas Ny. Kim.

"Bu Kim. Aku bukan anak kecil di gang itu lagi," ujar presdir dengan nada mengancam.

"Lihat kau sekarang. Apa kau ingin menyerangku juga?"

"Untuk apa kau memikirkan anak kecil seperti itu?"

"Dia telah menyelamatkanku. Aku berharap kau tak mengganggu dia lagi," peringati Ny. Kim.

"Hal itu tergantung pada dirinya sendiri."

"Sekalipun aku marah padamu?"

"Aku tak bisa apa-apa."

Ny. Kim tertawa mendengar jawaban itu. "Seperti yang kau katakan, dia hanya seorang anak kecil. Kenapa kau sangat terganggu olehnya?"

"Entahlah. Pada awalnya, aku hanya ingin memberinya pelajaran. Tapi sekarang, aku ingin dia sekali saja berlutut dalam hidup ini. Itu adalah tujuan terakhir dalam hidupku," jawab Presdir Jang.

Ny. Kim hanya bisa berujar kalau Presdir Jang menjadi anak kecil lagi.

--

Soo Ah berada di ruang kerjanya dan tampak stress, hingga tidak fokus bekerja. Geun Soo menyadari hal itu. Dan dia menebak kalau itu pasti karena masalah investasi DanBam. Geun Soo bahkan berujar kalau semakin dia mengenal ayahnya, dia merasa ayahnya semakin hebat. Ayahnya menjadikan investor utama sebagai penyusup dan membuat investor lain menarik dana investasinya.

Soo Ah terkejut mendengar ucapannya. Bagi Geun Soo itu hebat? Menghancurkan hidup itu hebat?

"Bila ada kesempatan, Saeroyi juga akan begitu. Ayah atau Saeroyi, mereka berdua sama. Mereka tak peduli perasaan orang dan hanya fokus pada tujuan. Sebenarnya menurutku, kau juga sama dengan mereka," jawab Geun Soo.

--

Karena masalah investasi, Sae Ro Yi memutuskan untuk menutup sementara DanBam selama seminggu. Mereka akan menggunakan minggu ini untuk fokus ke acara Kedai Terhebat dan mencari investor. Sae Ro Yi memutuskan agar Hyun Yi fokus mempersiapkan diri untuk acara dan Seung Kwon yang akan membantu. Sementara dia dan Yi Seo akan mencari investor.

Yi Seo meminta maaf pada mereka semua. Dia tahu semua salahnya. Walau terdengar tidak tahu malu, tapi dia berharap agar mereka semua tidak menyerah dan terus berjuang.

--

Malam hari,

Yi Seo bicara dengan Sae Ro Yi di atap DanBam. Sae Ro Yi berterimakasih pada Yi Seo. Untuk semuanya.

"Kau merasa lebih baik?"

"Apa maksudmu?" tanya Yi Seo, balik.

"Apa kau sudah membereskan hal itu?"

"Bereskan apa? Perasaan sukaku padamu? Aku sangat menyukaimu hingga sulit dijelaskan. Karena aku sangat menyukaimu, aku tidak kuliah dan bekerja di DanBam. Alasan aku bekerja di sini adalah kau, Bos. Walau perasaan ini tidak berbalas, aku tidak masalah. Kau katakan itu sebelumnya, 'kan? Ini bukan sesuatu yang kau beri dan terima. Tapi aku masih menyukaimu. Jadi, jangan suruh aku tak menyukaimu atau menyerah. Ini perasaanku dan kau tak punya hak untuk mengurusi itu. Bila karena ini kau ingin pecat aku, silakan saja. Aku akan terima hal itu. Apa kau akan memecatku?"

"Tidak. Aku tak bisa. Aku tak bisa bayangkan DanBam... tanpa dirimu."

"Egois sekali," komentar Yi Seo. "Saat ini, aku akan puas dengan hal ini."

Mereka mengakhiri malam itu dengan memandangi bulan.

Sae Ro Yi ada di tempat Ho Jin. Dia mendapat telepon dari Yi Seo karena tidak ada di kantor. Yi Seo memerintahkannya untuk segera kembali ke DanBam. Yi Seo tidak menjelaskan apapun dan langsung mematikan telepon.

--

Yi Seo ada di depan DanBam, menunggu kedatangan seseorang. Tidak lama, sebuah mobil muncul. Yang mengemudi adalah dir. Kang sambil mengomeli Yi Seo yang berani sekali menjadikannya sebagai supir. Yi Seo tertawa ramah padanya.

Di bangku belakang, ada Ny. Kim. Yi Seo yang meminta Dir. Kang untuk menjemput ny. Kim. Yi Seo menyapa ny. Kim dengan ramah dan mengundangnya untuk masuk ke DanBam. Dia juga meminta menunggu sebentar karena Sae Ro Yi akan segera tiba.

Dir. Kang masih penasaran, darimana Yi Seo tahu kalau dia mengenal ny. Kim? Yi Seo memberitahu kalau dia tahu dari Ho Jin kalau ny. Kim adalah investor pertama Jangga.

Tidak lama, Sae Ro Yi tiba dengan wajah bingung. Yi Seo langsung menyuruhnya duduk. Ny. Kim sudah tahu tujuan mereka mengajaknya bertemu. Dia tahu kalau mereka tidak mendapatkan investasi. Yi Seo bersikap manis pada Ny. Kim dan terus memanggilnya 'nenek'.

Ny. Kim heran melihat Sae Ro Yi yang terus saja diam. Padahal, Sae Ro Yi tahu kalau dia kaya dan dia berutang pada Sae Ro Yi. Jadi, Sae Ro Yi harus-nya meminta bantuan darinya. Dia heran karena Sae Ro Yi begitu keras kepala. Sae Ro Yi mengatakan kalau dia tidak ingin mereka bersepakat karena Tony. Yi Seo dan dir. Kang yang panik dan meminta nenek mengerti sifat Sae Ro Yi yang memang begitu.

Di saat Yi Seo dan dir. Kang membantu agar Ny. Kim mau berinvestasi, Sae Ro Yi malah terang-terangan menolak nenek untuk berinvestasi.

"Lucu sekali dia. Aku juga tidak ingin rugi. Kau tak punya uang dan kemampuan. Mimpimu saja yang besar. Astaga. Semua karyawannya kesulitan, tapi sang bos hanya peduli pada harga dirinya. Kau hanya mementingkan integritasmu. Siapa yang mau berinvestasi pada orang bodoh sepertimu? Mereka tentu akan rugi. Lupakan saja," ujar Ny. Kim.

Usai mengatakan itu, Ny. Kim langsung pergi. Yi Seo mengejarnya. Dir. Kang menatap Sae Ro Yi kecewa dan berkata kalau dia setuju dengan Ny. Kim.

"Kau bilang waktu itu, 'kan? Kau tak akan biarkan kau dan karyawanmu diganggu oleh siapa pun. Kau kira bisa pertahankan prinsipmu dan punya kebebasan? Itu tak masuk akal. Apa kau tahu ini? Kebebasan itu tidak gratis. Kebebasan ada harganya," ujar Dir. Kang.

Sae Ro Yi terdiam.

--

Geun Soo ada di atas gedung. Dia berdiri dan tampak memikirkan sesuatu. Dia membuka ponselnya dan melihat akun SNS Yi Seo. Tapi, SNS Yi Seo sudah di private.

Flashback

Geun Soo membahas dengan Soo Ah mengenai Hyun Yi yang sekarang menjadi terkenal. Itu karena Hyun Yi cantik dan juga mahir memasak. Hyun Yi menjadi fokus dalam program itu. Ini bukan merupakan perang rasa, tapi siapa yang paling terkenal.

Dan dia sudah mempunya rencana bagus yang sebenarnya tidak ingin di gunakannya. Soo Ah penasaran dengan rencana itu, tapi Geun Soo tidak memberitahu.

End

Geun Soo memandang pantulan wajahnya di layar ponsel. Dia tampak sedih dengan apa yang akan di lakukanya. Dia berubah.

--

Sae Ro Yi menjemput Soo Ah di Jangga. Soo Ah melihat kedatangannya, tapi menghindarinya. Sae Ro Yi melihatnya. Sae Ro Yi memberitahu kalau dia hendak menemui investor di dekat sini. Tapi, apa Soo Ah menghindarinya? Dia meminta maaf untuk kejadian hari itu.

Soo Ah sampai speechless. Dia seperti ini karna Sae Ro Yi sudah mencampakkan-nya. Sae Ro Yi tidak sadar dan malah bertanya balik, kapan? Soo Ah malas membahas dan mengajak Sae Ro Yi untuk makan bersama.

--

Saat makan, wajah Sae Ro Yi tampak sedih. Dia merasa bersalah pada para karyawannya karena sudah jarang mengajak mereka makan. Ah, karyawannya sudah bertemu bos yang salah. Soo Ah berkata kalau tidak demikian. Para karyawan Sae Ro Yi bukannya tidak bisa bekerja di tempat lain (maksudnya, para karyawan Sae Ro Yi percaya pada Sae Ro Yi sehingga bertahan).

Sae Ro Yi kemudian bertanya mengenai maksud Soo Ah kalau dia mencampakkannya?

"Balas dendam lebih penting bagimu daripada hidup bahagia denganku," jawab Soo Ah.

"Begitu..."

"Aku mengerti. Aku tahu benar kau tak bisa dihentikan."

"Aku menjadi beban di mana-mana."

"Tapi kau tahu? Bila balas dendammu selesai, apa kau akan bahagia?" tanya Soo Ah.

Pertanyaan yang tidak mampu Sae Ro Yi jawab.

--

Sae Ro Yi kembali ke DanBam. Di dalam, ada Seung Kwon dan Hyun Yi yang tertidur pulas. Melihat mereka, Sae Ro Yi jadi teringat ucapan Ny. Kim kalau semua karyawan kesulitan, tapi bos (dirinya) malah hanya peduli pada harga dirinya. Sae Ro Yi hanya mementingkan integritas.

Seung Kwon terbangun dan menyapa Sae Ro Yi. Sae Ro Yi menanyakan alasan Seung Kwon tak pulang?

"Kami sedang bersiap untuk babak terakhir. Kami harus pergi dini hari untuk beli bahan."

"Kalau Yi-seo?" tanya Sae Ro Yi.

"Dia pergi berkeliling mencari investor."

--

Sae Ro Yi di atap DanBam. Dia sudah memikirkan semuanya dan memutuskan untuk menelpon Tony. Dia meminta maaf karena menelpon larut malam. Tujuannya nelpon untuk nanya, apa dia bisa bertemu dengan nenek Tony besok pagi?

Tony memberitahu kalau neneknya pergi ke Pulau Jeju. Sae Ro Yi kaget, kenapa tiba-tiba ke sana? Tony menjawab kalau neneknya ada villa di sana dan Yi Seo juga sudah tahu kalau neneknya ada di sana.

Wuooh, Sae Ro Yi bisa merasakan sesuatu.

Tanpa membuang waktu, Sae Ro Yi menelpon Yi Seo. Yi Seo mengangkat dengan takut-takut dan memberitahu kalau dia sedang bertemu dengan calon investor. Sae Ro Yi hanya terus bertanya, Yi Seo ada dimana? Yi Seo menjawab, di pulau Jeju.

Hahahah, Sae Ro Yi sudah menduga kalau Yi Seo pergi menemui nenek Tony. Yi Seo menjelaskan kalau dia tidak bisa diam saja. Yi Seo mengira Sae Ro Yi akan marah, tapi Sae Ro Yi tidak marah sama sekali. Sebaliknya, dia tanya kapan Yi Seo akan bertemu dengan nenek?

Eh, Yi Seo ternyata ada di villa nenek dan saat Sae Ro Yi bertanya, Yi Seo langsung memberikan teleponnya pada nenek.

"Untuk apa kalian buat onar sampai ke Pulau Jeju selarut ini?" tanya Ny. Kim.

"Begini..." gugup Sae Ro Yi.

"Apa?"

"Mohon berinvestasi di kedai kami. Aku akan bekerja keras agar kau tidak merugi."

"Anak tak berguna. Siapa yang meminta investasi lewat telepon?" omel nenek.

"Karena itulah aku datang ke sini, Nek," ujar Yi Seo, ikutan nimbrung. Hahahah.

"Lupakan saja, Anak Bodoh."

"Tapi... Aku akan bekerja..."

"Sekalipun aku berinvestasi di kedaimu, itu bukan karena Toni," ujar nenek. "Aku juga seorang pebisnis, 'kan? Dan aku sedikit mengenalmu. Tidak hanya soal makananmu atau kedai yang kau buka. Aku suka caramu memedulikan seluruh gang. Sudah kukatakan, 'kan? Aku ini pebisnis. Aku tak suka buang uang percuma. Hasrat kita haruslah sama. Kau berpikir sampai mana?"

"Apa maksudmu?"

"Aku menanyakan targetmu."

"Menjadi nomor satu di negara ini," jawab Sae Ro Yi, tanpa ragu.

Nenek tertawa keras, "Dasar bodoh! Hasrat kita ternyata sama!"

"Kalau begitu..."

"Sudah kukatakan, 'kan? Aku tak mau buang uang percuma. "Menjadi nomor satu di negara ini"? Bagaimana kau bisa buktikan itu? Kau harus buktikan dengan perbuatan, 'kan? Program TV itu. Bukankah kau sedang ikut acara kompetisi masak? Jadilah pemenangnya. Bila kalian menang, aku janji akan berinvestasi padamu."

Sae Ro Yi sangat senang mendengarnya dan berjanji akan menang. Yi Seo sangat senang mendengarnya. Ny. Kim menyuruh Yi Seo untuk pulang besok pagi dan malam ini menginap saja di vila-nya.

Setelah itu, Yi Seo lanjut bicara dengan Sae Ro Yi, memberikannya semangat.

"Mohon… maafkan aku," ujar Sae Ro Yi.

"Kenapa kau selalu minta maaf?"

"Maafkan aku dan terimakasih."

"Aku tahu. Aku mencintaimu," balas Yi Seo dan mengakhiri telepon.

Sae Ro Yi cukup tercengang. Ah, aku rasa dia mulai membuka diri pada Yi Seo. Bagaimanapun, Yi Seo yang menunjukkan terang-terangan rasa sukanya padanya dan mendukungnya terus walau apapun.

--

Hari perlombaan Kedai Terhebat,

Seung Kwon yang mengantarkan Hyun Yi dan Sae Ro Yi ke lokasi syuting. Tony tidak ikut karna sedang cuti. Yi Seo masih ada di Jeju. Sebelum kembali ke kedai, Seung Kwon memberikan semangat pada Sae Ro Yi dan Hyun Yi.

Pas udah mau masuk ke gedung acara, Sae Ro Yi baru bilang pada Hyun Yi kalau dia sudah mendapatkan investasi dari nenek Tony. Tapi, ada syaratnya. Hyun Yi harus menang dalam Kedai Terhebat. Hyun Yi jelas terkejut karena Sae Ro Yi baru memberitahu sekarang padahal acara akan segera di mulai.

Eh, Sae Ro Yi malah bilang kalau dia yakin Hyun Yi pasti bisa. Semangat!

--

Seung Kwon sudah mau pulang. Pas di dalam mobil, dia melihat artikel berita : Ma Hyun Yi dari DanBam ternyata Transgender.

--

Sae Ro Yi dan Hyun Yi masuk ke ruangan syuting. Tapi, suasana sangat tegang. Kenapa? Karena semua membicarakan mengenai Hyun Yi yang seorang transgender. Mereka juga membahas apakah Hyun Yi melakukan operasi wajah? Tidak lama, Seung Kwon datang untuk memberitahu berita yang tersebar. Hyun Yi shock. Dia takut dengan tatapan orang-orang dan kabur dari sana.

--

Soo Ah menemui Geun Soo yang ada di ruang tunggu. Dia marah karena tahu kalau berita itu adalha perbuatan dari Geun Soo. Apa itu rencana bagus yang Geun Soo katakan? Tidak ada wajah bersalah sama sekali di wajah Geun Soo. Dengan tenang dia membenarkan kalau dia yang memberitahu media kemarin bahwa Ma Hyun Yi adalah transgender.

"Bila popularitas digunakan dalam hasil acara, kita bisa buat itu menjadi rasa benci," ujar Geun Soo.

"Lalu bagaimana dengan dia? Apa yang akan terjadi dengannya? Sekalipun kau membenci orang itu..."

"Benci? Dia adalah seorang teman yang berharga bagiku."

"Kalau begitu tentu..."

"Ini karena aku ingin menang," tegas Geun Soo.

"Kenapa harus begini?" tanya Soo Ah dengan ekspresi kecewa.

"Aku dengar... beginilah cara Jangga bergerak."

"Lalu bagaimana dengan kau dan staf DanBam? Apa yang terjadi dengan kalian?"

"Persahabatan itu sudah harus diakhiri," ujar Geun Soo.

Soo Ah speechless. Geun Soo berubah menjadi sangat berbeda dari orang yang di kenalnya dulu, saat di DanBam.

--

Hyun Yi yang shock kabur ke dalam toilet wanita. Tapi, para wanita yang ada di dalam toilet, malah memberitahu Hyun Yi kalau ini toilet wanita. Yang secara tidak langsung, mereka mengusir Hyun Yi. Hyun Yi jelas semakin terpukul.

Sae Ro Yi mencari Hyun Yi dan menemukannya di tempat yang agak sepi. Hyun Yi berusaha kuat dan meminta maaf karena sudah kabur. Dia akan fokus dan bersiap. Dia sudah menduga kalau hal seperti ini pasti akan terjadi. Dia harus menang agar mereka bisa mendapatkan investasi.

Sae Ro Yi menggenggam tangan Hyun Yi dan berkata kalau tidak apa-apa.

"Dahulu, saat kita bekerja bersama di pabrik, apa kau ingat yang aku katakan? Kau... orang paling berani yang pernah kutemui. Apa pun yang dikatakan orang, kau adalah wanita paling berani dan cantik," ujar Sae Ro Yi. "Bila kau sudah tenang, haruskah kita kembali ke DanBam?"

Hyun Yi menangis, "Tak apa. Kau tak perlu khawatir. Seperti yang kau tahu, aku ini sangat berani. Aku datang mempertaruhkan nama DanBam. Aku tidak akan kabur. Aku akan yakinkan mereka dengan rasa. Aku pasti bisa."

"Tak apa jika kau ingin kabur. Tunggu. Kau tidak kabur. Kau tak salah apa pun. Benar, 'kan? Ini tak sepenting itu hingga kau harus mengalami semua ini. Kau tak perlu meyakinkan orang lain soal siapa dirimu."

Mendengar ucapan Sae Ro Yi, tangisan Hyun Yi pecah. Dia menangis terisak-isak dalam pelukan Sae Ro Yi. Sae Ro Yi terus berkata "tak apa. Tak apa." Walau begitu, wajah Sae Ro Yi sangat marah. Benar-benar marah. Hatinya mendidih melihat ini. Orang-nya sudah di ganggu.

--

Usai menenangkan Hyun Yi, Sae Ro Yi kembali ke lokasi syuting. Di sana ada Geun Soo dan Soo Ah. Geun Soo mengira DanBam akan mundur dari pertandingan karena Hyun Yi kabur. Tapi, Sae Ro Yi berkata DanBam tidak akan mundur.

--

Yi Seo di Jeju juga melihat berita mengenai Hyun Yi. Yi Seo saja selesai membaca buku berjudul "I am the Diamond."

Hyun Yi sudah agak tenang. Dan di saat itu, dia mendapat telepon dari Yi Seo. Hyun Yi tahu dari suara Yi Seo, kalau Yi Seo pasti sudah melihat artikel itu. Yi Seo membenarkan dan bertanya apa yang Sae Ro Yi katakan?

"Dia bilang aku boleh kabur. Aku tak perlu meyakinkan orang lain soal siapa diriku."

"Bagaimana denganmu? Apa kau akan kabur?" tanya Yi Seo.

--

Geun Soo tidak mengerti dengan Sae Ro Yi yang bilang DanBam tidak akan mundur padahal Hyun Yi sudah kabur. Sae Ro Yi menyatakan diri kalau dia yang akan memasak dan itu memang tidak menyalahi aturan. PD juga setuju saja.

Geun Soo meremehkannya. Tapi, Sae Ro Yi mengingatkan kalau Geun Soo pernah bilang kalau dia pandai memasak. Dan juga, Hyun Yi kabur? Apa Hyun Yi berbuat salah? Bersikaplah positif.

--

Tony yang khawatir juga datang ke gedung acara. Dia berhasil menemukan Seung Kwon. Dia menanyakan pada Seung Kwon, apa yang harus mereka lakukan mengenai Hyun Yi?

"Dia datang sebagai koki DanBam. Tentu dia harus tetap ikut," ujar Seung Kwon.

"Walau hubungan kalian sejelek itu, kenapa kau begitu dengan kolegamu?"

"Bila kau dilahirkan sebagai pria,kau harus hidup sebagai pria. Bila dilahirkan sebagai wanita, hiduplah sebagai wanita. Ini adalah norma kehidupan yang ada. Sesuatu yang normal."

"Kenapa kau berkata begitu?"

"Baiklah. Bagaimana denganmu? Apa kau tahu seperti apa Ma Hyun-yi?" tanya Seung Kwon, balik. "Hyun-yi melawan hukum alam dan hidup dengan caranya sendiri. Jangan cemas dan meremehkan dia. Wanita itu… lebih kuat dari siapa pun."

--

Dan benar saja, saat syuting sudah hampir di mulai, pintu terbuka. Ma Hyun Yi kembali dengan penampilan cool-nya. Dia berjalan begitu percaya diri menuju meja memasak. Semua terkejut dengan kemunculannya.

Dan kita di perdengarkan apa yang Yi Seo katakan pada Hyun Yi. Yi Seo membacakan puisi yang baru saja di bacanya.

Aku adalah sebuah batu. Cobalah untuk membakarku. Aku akan bergeming karena aku sebuah batu. Coba pukul aku lebih keras. Aku... adalah batu yang keras. Coba perangkap aku dalam kegelapan. Aku adalah batu yang bersinar dengan sendirinya. Hancur lebur seperti debu. Aku menolak untuk menjadi seperti itu.

"Aku Ma Hyun-yi, kepala dapur DanBam. Aku adalah seorang transgender," ujar Hyun Yi, percaya diri dan mengakui dirinya.

Pengakuan yang membuat semua orang terkejut. Tapi, Sae Ro Yi, Seung Kwon dan Tony tersenyum padanya. Eh, termasuk Soo Ah.

"Dan untuk hari ini, aku akan menjadi pemenangnya," lanjut Hyun Yi.

Aku bertahan. Aku... adalah berlian.