Chereads / Kelas Itaewon / Chapter 14 - Chapter 14

Chapter 14 - Chapter 14

Sae Ro Yi sudah datang ke kantor IC pagi-pagi sekali, saat belum ada satupun orang. Tapi, saat dia melewati kantor direktur keuangan Jo Yi Seo, dia malah mendapati Yi Seo yang bekerja sampai tertidur di atas meja kerjanya. Di atas meja Yi Seo juga ada banyak sekali dokumen. Melihat itu, Sae Ro Yi melepaskan jaketnya dan memasangkannya pada tubuh Yi Seo.

Yi Seo malah membuka mata dan berujar kalau dia sangat tersentuh. Sae Ro Yi jadi ingin mengambil kembali jaketnya, tapi Yi Seo menghentikan dan berkata kalau dia kedinginan.

"Kenapa tidur di sini dan tak pulang?"

"Aku ketiduran. Aku harus siapkan banyak hal."

"Untuk pembeli Tiongkok?"

"Benar. Syarat yang mereka minta sudah dibereskan. Sepertinya kontrak akan diperpanjang pada rapat selanjutnya," beritahu Yi Seo.

Melihat raut wajah Sae Ro Yi, Yi Seo tahu kalau ada sesuatu.

--

Ho Jin, dir. Kang, Yi Seo dan Sae Ro Yi mengadakan rapat terkait Jangga. Mereka membahas langkah yang harus mereka lakukan karena presdir Jang sekarat. Mereka yakin kalau rapat pemilik saham untuk memilih penerus akan segera di gelar. Dan sepertinya, Jang Geun Soo yang akan terpilih.

Sae Ro Yi mengingatkan kalau tujuan akhir mereka adalah pemecatan Presdir Jang. Caranya? Ada dua direktur noneksekutif yang berhubungan dengan Pak Jang yaitu Yang Sang Un dan Shin U Je. Dewan direksi tidak boleh terlalu dekat dengan Presdir, direktur Yang bahkan mengurus saham Pak Jang yang lain. Jadi, mereka bisa menggunakan alasan ini untuk memecat dir. Yang terlebih dahulu sebelum singkirkan Pak Jang.

Dir. Kang merasa khawatir pada Sae Ro Yi karena bagaimanapun dulunya, Geun Soo pernah bekerja di DanBam. Apa tak apa melawan mereka seperti ini?

"Geun-soo dan aku tak berharap kami saling bertenggang hati," jawab Sae Ro Yi.

"Bila kita pecat Direktur Yang, siapa yang akan gantikan dia?" tanya dir. Kang.

"Saeroyi tak bisa jadi kandidat karena dia presdir perusahaan," ujar Ho Jin.

"Aku," ajukan diri Yi Seo. "Profesional yang bisa berikan saran baik tentang bisnis. Auditor yang dapat hentikan tindakan bodoh presdir. Bukankah dewan direksi seperti itu?"

"Benar."

"Disebut pebisnis wanita andal Asia oleh Forbes. Pebisnis yang membuat kedai kecil menjadi perusahaan yang disebut IC. Itu aku," ujar Yi Seo.

Dir. Kang merasa kalau Yi Seo terlalu muda. Akan tetapi, Sae Ro Yi merasa kalau Yi Seo berhak menjadi kandidat. Karena Yi Seo sangat hebat. Dan mereka tahu hal itu. Jadi, mari dukung Yi Seo. Semua setuju dan akan mencalonkan Yi Seo menjadi direktur non eksekutif.

--

Usai rapat, Sae Ro Yi mengantarkan Yi Seo pulang. Sepanjang jalan, Sae Ro Yi merasa khawatir dengan Yi Seo yang pasti akan terlalu sibuk. Itu karena Yi Seo masih harus mengurus urusan dengan klien Tiongkok.

"Apa kau punya waktu untuk khawatirkan itu? Kalau begitu... Bila kau merasa tidak enak dengan kondisiku, coba wujudkan satu keinginanku."

"Apa itu?"

"Ayo berkencan sekali saja," ajak Yi Seo.

"Kubilang jangan melewati batas," ingati Sae Ro Yi.

"Itu keinginanku," gumam Yi Seo, terdengar sedih.

Mereka kemudian mengalihkan topik dengan membahas Presdir Jang. Walaupun media masih sangat tenang sampai sekarang, tapi tak selamanya pemberitaan bisa di hentikan. Kalau Presdir terus tak masuk kerja, berita akan tersebar.

--

Presdir Jang dengan kondisi lemah datang ke kantor dengan di dampingi sekr. Kim. Geun Soo yang melihat kedatangannya, memberikan hormat.

Dia pergi ke ruangan presdir dan menunjukkan koran yang berisi berita korupsi direktur Yang. Presdir Jang sudah melihatnya dan yakin kalau itu pekerjaan Park Saeroyi. Dan karena itu, Geun Soo menanyakan rencana Presdir.

"Kita tak bisa kabur. Aku harus buang Direktur Yang dengan tanganku sendiri. Yang penting saat ini adalah kursi kosongnya. Direktur noneksekutif pengganti."

"Akan kubuat daftar kandidat yang mendukung kita."

"Tak usah," cegah Presdir Jang. "Park Saeroyi pasti sekarang sedang memikirkan orang yang menguntungkan untuknya. Jadi, kita... Mari kita pilih orang yang sesuai dengan kriteria. Kita bertarung secara adil."

Geun Soo mengiyakan perintah Presdir. Dia hanya menasehati agar Presdir lebih fokus dengan nama baik Presdir. Dan juga, raut wajah Presdir telihat lebih baik.

Presdir Jang tampak berbeda. Kenapa? karena Sae Ro Yi telah membangkitkan semangat hidupnya lagi. Presdir bahkan bergumam kalau sudah lama sekali sejak dia merasa sesegar ini.

--

Malam hari,

Sae Ro Yi menunjukkan daftar para pemegang saham yang harus Yi Seo dekati. Yi Seo mengerti. Dia menyuruh Sae Ro Yi untu beristirahat dan dia yang akan memeriksanya sendiri. Pas sekali, Sae Ro Yi mendapat telepon dari Soo Ah. Sae Ro Yi sedikit ragu untuk mengangkatnya, tapi dia pada akhirnya tetap mengangkatnya. Soo Ah mengajak Sae Ro Yi untuk bertemu hari ini, tapi Sae Ro Yi menolak karena hari ini sibuk. Soo Ah tidak masalah dan berkata mereka bisa bertemu di lain hari.

"Seseorang bekerja keras semalaman tanpa bisa berkencan. Seseorang lain tertawa dengan wanita dan menikmati waktu bersama," sindir Yi Seo saat Sae Ro Yi sudah menyudahi telepon.

Sae Ro Yi merasa tersindir dan meminta Yi Seo untuk tidak seperti itu. Dia juga meminta Yi Seo untuk tidak menyukainya lagi. Sae Ro Yi bahkan bilang kalau dia tidak melihat Yi Seo sebagai wanita. Yi Seo terkejut dengan pernyataan itu. Dia berusaha menyembunyikannya.

Sae Ro Yi merasa bersalah. Dan dia malah heran kenapa dia malah merasa bersalah pada Yi Seo?

"Kenapa kau tiba-tiba begini? Aku baik-baik saja. Jadi..."

"Kenapa kau terus membuatku merasa gelisah?" marah Sae Ro Yi. "Lupakan. Itu hanya omong kosong. Cepat selesaikan pekerjaan dan pulang."

"Apa kau tahu kenapa begitu?" tanya Yi Seo pada Sae Ro Yi. "Sepertinya kau... mulai melihatku sebagai wanita."

"Apa maksud..."

"Aku sangat mengenalmu. Dan sekarang, kau mulai melihatku sebagai wanita," ujar Yi Seo, tersenyum. Tampak senang.

Sae Ro Yi tidak bisa membantah sama sekali ucapan tersebut. Dia hanya memilih berbalik pergi.

Yi Seo tersenyum. Lebar.

--

Soo Ah dan Geun Soo menghadap Presdir Jang. Soo Ah melapor kalau mereka sudah menghentikan pemberitaan media. Dan kini, apa yang akan mereka lakukan dengan saham dir. Yang? Presdir Jang bilang kalau dir. Yang tidak punya banyak saham, jadi berikan saja pada dir. Yan. Dir. Yang bisa menggunakan itu untuk mendukung mereka.

--

Ho Jin menemui Sae Ro Yi. Mereka membahas mengenai Presdir Jang yang menyingkirkan dir. Yang tanpa ragu. Apa yang sebenarnya mereka pikirkan? dan apa Yi Seo sudah bersiap? Sae Ro Yi menjawab kalau dir. Kang mendorong Yi Seo ke banyak pihak sekarang ini. Ho Jin masih merasa khawatir karna Yi Seo terlihat masih sangat muda dan tak cocok dengan sisi konservatif Jangga.

Akan tetapi, Sae Ro Yi sangat mempercayai Yi Seo. Yi Seo pasti akan berhasil.

--

Dir. Kang mulai memperkenalkan Yi Seo pada para pemegang saham. Dan Yi Seo bisa memukau mereka semua dengan kemampuan berbicara, berpikir dan bertindaknya.

Tidak hanya menemuia para pemegang saham untuk menyakinkan mereka agar memilihnya, Yi Seo juga bekerja keras untuk menyiapkan urusan kerja sama dengan Tiongkok. Dia membuat presentasi dan rancangan menu.

Hari-harinya begitu sibuk hingga dia tidak mempunyai waktu istirahat sama sekali.

--

Yi Seo bahkan pergi ke toko baru yang akan di buka untuk mengecheck. Yang menangani hal itu adalah Tony. Tony sudah sangat mahir menangani hal ini hingga tahu susunan meja dan suasana yang benar. Yi Seo memujinya yang sudah sangat mahir.

Pas lagi berbincang, Yi Seo tiba-tiba saja mimisan. Tony jelas khawatir dan menyuruh Yi Seo untuk beristirahat kalau tidak Yi Seo bisa pingsan suatu hari nanti. Yi Seo menolak untuk istirahat karena dia masih harus menemui para pemegang saham.

--

Sae Ro Yi bersiap untuk pergi rapat bersama Hyun Yi, tapi Hyun Yi memberitahu kalau rapat malam ini di batalkan. Itu karna pak Kim ingin menemani istrinya melahirkan. Sae Ro Yi malah tampak bingung karena jadi ada jam kosong. Hyun Yi berkata kalau hal itu bagus karena Sae Ro Yi bisa beristirahat hari ini.

--

Yi Seo tanpa sengaja berjumpa dengan Geun Soo di jalan. Itu adalah pertemuan pertama mereka setelah sekian lama. Geun Soo tahu kalau Yi Seo pasti datang untuk minta tanda tangan pemegang saham, tapi sayangnya, dia sudah mendapatkannya terlebih dahulu.

"Aku kaget melihat pengumuman rapatnya. Aku tak menduga kau akan maju."

"Aku dengar kau di luar negeri. Kau kembali untuk menjadi penerus? Ayahmu akan mati... Maksudku, meninggal, 'kan? Apa aku terlalu kasar?"

"Tidak. Ternyata berita menyebar cepat. Kenapa kau tak gunakan ini?"

"Lebih baik punya berbagai kartu untuk dimainkan."

"Benar. Kau mau apa sekarang? Sudah lama tak bertemu. Maukah ke Itaewon untuk minum?" ajak Geun Soo.

"Aku? Untuk apa aku minum denganmu?"

"Siapa yang tahu. Aku dapat bocorkan rahasia bisnis saat aku mabuk nanti. Bukankah punya berbagai kartu lebih baik?" bujuk Geun Soo.

--

Sae Ro Yi mengajak Soo Ah untuk bertemu dan makan bersama di sebuah restoran di Itaewon. Soo Ah tampaknya senang karena bisa bertemu akhirnya. Dia juga memberitahu Sae Ro Yi kalau dia sudah membeli rumah. Sae Ro Yi mengucapkan selamat dan memberitahu kalau dia saja masih sewa rumah. Soo Ah langsung bilang kalau itu karena Sae Ro Yi selalu bermain saham.

"Mobil dan rumah yang bagus. Hidup nyaman tanpa butuh bantuan orang. Itu impianku sejak muda."

"Kau sudah wujudkan itu."

"Benar. Aku hidup dengan sangat baik. Tapi entahlah. Aku merasa aneh belakangan ini. Ini jelas hidup yang aku mau. Tapi aku merasa kosong? Aku tak ingin lakukan apa pun. Bagaimana dengan kau? Bila rapat pemilik saham besok lancar, apa tujuanmu membuatku jadi pengangguran akan segera terwujud?" tanya Soo Ah.

"Mungkinkah? Sepertinya aku melihat akhirnya."

"Kau sudah kaya dan meraih tujuanmu. Lalu apa selanjutnya? Apa kau masih menyukaiku?"

"Kenapa tiba-tiba begitu? Sudah sering kukatakan."

"Katakan kau suka padaku," pinta Soo Ah.

Sae Ro Yi malah ragu untuk mengatakan : "Aku suka padamu." Dia tidak mengatakannya sama sekali. Padahal, Soo Ah terus menantinya.

Dan di saat begitu, Yi Seo dan Geun Soo malah ke sana. Pertemuan yang tidak di duga. Dan Yi Seo tampaknya terluka melihat Sae Ro Yi yang bertemu dengan Soo Ah karena dia langsung pergi dari sana. Geun Soo mengejarnya.

Sae Ro Yi terdiam. Mengelus kepalanya dan kemudian berdiri untuk mengejar Yi Seo. Soo Ah yang tidak bias membiarkannya, menahan tangan Sae Ro Yi dan meminta untuk tidak pergi.

"Apa kau … menyukai Yi Seo?" tanya Soo Ah. "Sudah 15 tahun. Bukankah kau... harus membuatku jadi pengangguran? Bukankah kau... harus suka padaku?" ujar Soo Ah, menyedihkan.

"Kau..."

"Yang kau katakan benar. Semua yang kau katakan benar, tapi..."

"Maaf," potong Soo Ah, tidak mau mendengar ucapan Sae Ro Yi hingga selesai. "Itu hanya lelucon. Besok rapat pemilik saham. Kau tak boleh biarkan dia begitu. Pergilah. Aku akan menghubungimu nanti."

Sepertinya, Soo Ah tahu kalau perasaan Sae Ro Yi yang selama ini di yakini-nya tidak akan berubah, mulai berubah karena kegigihan Yi Seo selama ini padanya.

Dan tanpa mengatakan apapun, Sae Ro Yi keluar mengejar Yi Seo. Sayangnya, dia terlambat karena Yi Seo sudah pergi dengan taksi. Yang masih ada hanyalah Geun Soo. Geun Soo bersikap sinis pada Sae Ro Yi.

"Sampai kapan kau akan 'memanfaatkan' Yi Seo?"

"Apa maksudmu "memanfaatkan"?"

"Kau tahu hati Yi-seo, 'kan? Apa akan kau terima? Kau tak bisa menerima perasaannya dan tak bisa menyingkirkannya. Aku mengerti itu. Yi-seo adalah orang penting bagi IC. Bila IC tidak ada, apa kau akan lepaskan Yi-seo?" tanya Geun Soo.

Pertanyaan yang tidak butuh di jawab karena Geun Soo langsung pergi begitu menanyakan hal tersebut.

Dan pertanyaan itu juga tidak mampu di jawab oleh Sae Ro Yi.

--

Soo Ah pulang dengan langkah lunglai. Dan seseorang memanggilnya. Jang Geun Won.

Mereka pada akhirnya pergi ke resto dan makan bersama. Soo Ah tidak tahu kalau Geun Won sudah keluar apalagi masa hukuman Geun Won kan masih ada beberapa tahun lagi. Geun Won berbohong kalau dia kabur karena merindukan Soo Ah. Soo Ah jelas terkejut.

Geun Won tersenyum tipis dan berkata kalau itu hanya candaan. Dia keluar lebih cepat karena mendapatkan remisi tahanan sebab berkelakuan baik. Soo Ah menanyakan rencana Geun Won kembali. Apakah dia akan kembali ke Jangga?

"Tidak. Aku ada pekerjaan lain."

"Pekerjaan?"

"Kalau dipikir-pikir, ini kali pertama kita minum bersama. Padahal sudah lama kita kenal. Ternyata ini hari yang istimewa. Terima kasih, Oh Soo-ah," alihkan Geun Won. "Satu mimpiku terwujud."

"Jang Geun-won."

"Aku tahu. Aku tidak mendekatimu. Seburuk apa pun diriku, aku tak akan hancurkan hidup wanita yang kusukai."

"Apa maksudmu?"

"Bukan apa-apa. Apa kau... masih suka Park Saeroyi?" tanya Geun Won.

"Kau tak berubah sama sekali."

"Benar. Sepertinya aku hanya bisa... menjadi manusia mengerikan bagimu," ujar Geun Won, penuh kata-kata yang membingungkan. "Ini terlihat enak. Ayo makan."

Entah apa yang telah di rencanakan oleh Geun Won.

--

Yi Seo pulang ke rumah. Dan ternyata ibunya datang ke rumahnya. Ibunya sudah datang dari lima hari yang lalu, tapi Yi Seo selalu tidak ada di rumah. Dan bentar lagi ibu akan pergi berlibur ke Eropa. Ibu heran karna Yi Seo tidak pulang ke rumah beberapa hari, jadi tidur di mana? Yi Seo sambil berbaring menjawab kalau dia sibuk dan juga ada perjalanan bisnis dan kadang tidur di kantor juga.

Ibu malah membahas hubungan Yi Seo dengan Sae Ro Yi. Dia berharap hubungan mereka bisa lancar. Yi Seo mengingatkan kalau ibu kan dulu menentang hubungan mereka. Ibu menjawab kalau dulu Sae Ro Yi hanyalah pemilik kedai kecil, tapi sekarang berbeda.

"Tapi, Yi Seo, bila ini sudah berjalan beberapa tahun, apakah memang tak ada kesempatan untukmu?" tanya ibu.

Yi Seo tidak menjawab karena dia sudah tertidur lelap di sofa.

Sebenarnya, Yi Seo belum tidur. Dia membuka matanya saat ibu sudah kembali ke kamar dan menutup lampu. Dia tampaknya memikirkan perkataan ibunya. Mungkin, ada bagian dirinya yang sudah mulai merasa lelah.

--

Pagi hari,

Sae Ro Yi tiba di kantor. Dan mendapat laporan dari Seung Kwon serta Hyun Yi mengenai Yi Seo yang sakit. Tapi, Yi Seo tetap saja memaksakan diri untuk bekerja karena hari ini adalah rapat pemegang saham. Sae Ro Yi benar-benar khawatir padanya, tapi Yi Seo menyakinkan kalau dia baik-baik saja.

Tapi, baru saja sampai di lobby IC, Yi Seo sudah jatuh pingsan. Semua panik. Seung Kwon langsung menlepon 119.

--

Ho Jin dan dir. Kang sedang dalam perjalanan menuju rapat pemegang saham. Ho Jin mendapat pesan dari Sae Ro Yi kalau Yi Seo pingsan jadi mereka sekarang lagi ke rumah sakit. Dir. Kang jelas terkejut.

Ho Jin bilang kalau Yi Seo tidak masalah kalau tidak datang karena tak punya suara untuk memilih. Yang harus datang adalah Sae Ro Yi karena Sae Ro Yi pemilik saham besar, jadi suaranya penting.

--

Sebelum datang ke rapat, Presdir menerima perawatan dari dokter Kim terlebih dahulu.

Hari ini adalah rapat mengenai pemilihan direktur non eksekutif. Dia berpas-pasan dengan Ho Jin serta dir. Kang.

"Rupanya kau datang. Benar. Kau bukan orang yang bisa diam begitu saja sejak kau masih muda," sinis Presdir Jang pada dir. Kang.

"Aku sudah dengar... kau sakit parah," ujar dir. Kang.

"Padahal itu kartu yang baik. Sayang tak kau gunakan."

"Yang terpenting bagiku adalah Jangga."

"Benar. Kau mengundang eksekutif dari luar perusahaan, alih-alih mengumumkan kesehatanku. Aku yakin kau lakukan itu untuk Jangga. Aku tak meragukan hal itu. Namun, kau selalu memilih hal yang salah. Bocah itu bergerak karena dendam. Kau harusnya sudah membuangnya. Kau tak boleh biarkan dia di atas," ujar Presdir sambil berjalan menuju ruang rapat.

Geun Soo belum masuk ruang rapat karna heran belum ada Sae Ro Yi. Umur panjang, Sae Ro Yi tiba tidak lama kemudian. Geun Soo heran melihatnya datang sendiri, tidak bersama Yi Seo. Sae Ro Yi tidak mau memberitahu kalau Yi Seo sakit.

--

Yi Seo di rumah sakit, di dampingi Hyun Yi dan Seung Kwon.

--

Rapat di mulai,

Pemungutan suara untuk pemilihan Jo Yi Seo menjadi direktur non eksekutif Jangga di lakukan. Dan selama rapat itu, Sae Ro Yi tidak fokus dan hanya memikirkan Yi Seo yang sakit.

--

Hyun Yi khawatir mengenai hari ini. Seung Kwon mana tahu karena dia tidak paham hal-hal seperti itu. Hyun Yi tanya, apa Seung Kwon tidak peduli apakah mereka menang atau tidak? Seung Kwon berkata kalau lebih baik mereka menang. Akan tetapi, mereka harusnya sedikit bersantai.

Yi Seo bangun saat itu. Dan yang di pikirkannya adalah mengenai rapat pemegang saham.

--

Hasil keputusan rapat adalah : Jo Yi Seo, di tolak!

Para pemegang saham yang memilih Yi Seo jelas terkejut dengan hasil tidak terduga itu. Sebaliknya, Geun Soo dan Presdir Jang merasa senang karena rencana mereka berhasil.

Flashback

Geun Soo menyarankan kalau mereka menggabungkan pemilik saham di AS, mereka bisa dapat sepuluh persen lebih. Dan tidak ada yang sungguh menguasai mereka, jadi mereka harus lebih perhatian. Di tambah lagi, Geun Soo sudah bicara dengan mereka, dan mereka setuju membantu.

End

Karena itulah mereka bisa menang dalam rapat pengangkatan direktur non eksekutif saat ini. Mereka berhasil menghentikan Jo Yi Seo menjadi direktur non eksekutif Jangga.

Dir. Kang menyarankan pada Ho Jin dan Sae Ro Yi agar mereka menenangkan para pemilik saham yang sudah mendukung. Sae Ro Yi lebih khawatir dan meminta izin ke rumah sakit. Ho Jin ingin melarang, tapi dir. Kang memberikannya izin.

--

Begitu sampai ke sana, Yi Seo langsung menanyakan hasil rapat. Tapi, Sae Ro Yi lebih fokus pada kesehatan Yi Seo. Hyun Yi dan Seung Kwon bilang kalau Yi Seo baik-baik saja dan hanya kelelahan. Yi Seo kembali menanyakan hasil rapat.

"Kau di tolak," jawab Sae Ro Yi.

Yi Seo masih memikirkan rapat itu dan merasa ini semua perbuatan Geun Soo. Geun Soo kan sempat ke Amerika dan pasti menyakinkan pemegang saham di sana. Dia meminta Sae Ro Yi untuk tidak khawatir karena dia mempunya rencana cadangan. Yi Seo bahkan langsung turun dari tempat tidur dan ingin bertukar baju untuk menemui para pemegang saham.

"Hentikan!" perintah Sae Ro Yi. "Istirahat saja."

"Apa? Bagaimana aku bisa istirahat?"

"Bila bergerak lagi, kau akan dipecat!" tegas Sae Ro Yi. "Kalian jaga Yi-seo. Bila dia bergerak, kau kabari aku. Aku akan segera pecat dia."

"Baiklah."

Yi Seo juga terkejut dengan perintah itu. Tapi, raut wajah Sae Ro Yi benar-benar serius.

Seung Kwon mengikuti Sae Ro Yi keluar. Kan ada Hyun Yi yang menjaga Yi Seo. Dan juga, dia harus menggantikan Yi Seo untuk mengecek cabang mereka. Seung Kwon menanyakan alasan Sae Ro Yi terlihat begitu sedih. Apakah karena rapat atau karena Yi Seo?

"Kita bisa lebih baik lagi di rapat berikutnya. Soal Yi-seo... Kau ikuti saja kata hatimu," saran Seung Kwon.

"Apa maksudmu?"

"Kau bertanya seperti tidak tahu saja. Yi-seo menyukaimu, 'kan? Kau menyukai Oh Soo-ah. Apa kau sedang bingung?"

"Omong kosong. Perbedaan umurku dan Yi-seo...," ujar Sae Ro Yi dan menghentikan ucapannya. Itu karena dia ingat saat dulu Yi Seo menyatakan cinta padanya dan dia menggunakan alasan umur, Yi Seo tidak bisa terima. Dia tidak ingin mendengar alasan payah itu dan hanya ingin Sae Ro Yi menjawab saja suka atau tidak suka.

"Kau sungguh butuh alasan semacam itu? Apa masalahnya dengan umur? Tak masalah bila sedikit dibicarakan orang. Cinta pertama dari sepuluh tahun lalu? Tak apa melukai perasaannya."

"Kenapa kau bicara sebanyak ini?"

"Ini karena... kau tidak seperti biasa belakangan ini," ujar Seung Kwon. "Aku pamit. Sampai jumpa."

Saat mau pergi dari sana, tampak ada sebuah mobil panjang yang berisi beberapa orang yang memakai masker.

Sae Ro Yi sedang dalam perjalanan pulang, tapi dia tampaknya cukup terganggu dengan kata-kata Seung Kwon. Pada saat itu, ia melewati halter dengan kalung yang mempromosikan kalung. Sae Ro Yi ingat bahwa itu adalah kalung yang diinginkan Yi Seo.

Karena itu, Sae Ro Yi kembali ke rumah sakit. Sebagai gantinya, ia mendengarkan Yi Seo berbicara dengan Hyun Yi.

"Bisnis Cina dapat dikelola oleh Saeroyi. Cabang dapat dikelola oleh Seung-kwon. Apakah kamu tidak percaya mereka? " tanya Hyun Yi karena Yi Seo benar-benar ingin kembali bekerja.

"Bukan itu. Seung-kwon tahu lebih banyak tentang cabang daripada aku. "

"Kalau begitu, kenapa kau bekerja seperti itu?" tanya Hyun Yi.

"Belakangan ini, aku sering tiba-tiba menyatakan cintaku kepada Bos."

"Hal itu tidak mengagetkanku sama sekali."

"Bila rasa sukaku bisa menjadi alasan untuk memecatku, aku bilang pecat saja aku."

"Apa maksudmu? Apa perusahaan bisa berjalan tanpamu?"

"Itu dia. Alasan aku bisa tunjukkan rasa sayangku kepadanya... karena aku orang kompeten yang dia butuhkan di perusahaan. Apa pun yang aku katakan, dia butuh aku di sampingnya. Aku harus menjadi orang yang dia butuhkan," jujur Yi Seo. Dan membuat Sae Ro Yi merasa bersalah dan juga sedih.

"Dasar bodoh. Bila tak kompeten, kau dipecat? Saeroyi akan seperti itu? Kenapa kau masih tak mengenalnya setelah lama bekerja dengannya?"

"Aku tahu. Aku hanya butuh alasan untuk perbuatanku. Aku butuh hak... untuk menyatakan perasaanku."

Ah. Terasa sedih. Sae Ro Yi menatap hadiah kalung yang di bawanya. Perasaannya bercampur aduk sekarang ini.

--

Perusahaan Jangga,

Soo Ah meminta tanda tangan Geun Soo untuk sebuah dokumen. Dan saat itulah, Geun Soo memberitahu kalau pemilihan Presdir selanjutnya akan segera di lakukan. Soo Ah jelas bingung. Dan Geun Soo baru memberitahu kalau Presdir Jang berumur tidak lama lagi.

--

Soo Ah langsung menemui Presdir Jang ke kediamannya usai mendengarkan berita itu. Presdir Jang tampaknya kesal karena Geun Soo memberitahu Soo Ah, padahal dia ingin memberitahunya sendiri dalam waktu dekat. Bagaimanapun, Soo Ah adalah orang kedua paling lama yang berada di sisinya setelah sekretaris Kim. Walau, dia tahu motif Soo Ah berbeda selama berada di sisinya.

"Aku sangat tahu apa yang kau pikirkan tentangku selama ini. Setelah kejadian Manajer Park, kau membenciku juga takut padaku."

"Benar. Aku memang begitu, Pak."

"Orang yang kau benci akan meninggal. Bukankah itu hal baik? Kenapa... kau malah menangis?"

"Aku tak tahu, Pak," jawab Soo Ah, menangis terisak-isak.

"Dasar bodoh. Aku juga tahu kau sangat lelah dengan perintahku. Kau wanita kompeten, tapi tak meninggalkan bosmu yang sangat kau benci. Kau tahu alasannya?"

"Aku tak tahu, Pak."

"Itu karena kepatuhanmu. Aku telah mendidikmu sesuai dengan yang aku mau. Semua orang di sekitarku telah kubuat menjadi seperti itu dengan paksa. Orang-orang seperti itu, mereka mudah diatur dan dipandang rendah," jelas Presdir Jang. "Itukah yang kau ingin aku rasakan tentangmu di penghujung hidupku?"

"Kenapa kau... mengatakan itu padaku?" tanya Soo Ah.

"Aku juga tak tahu. Sepertinya karena aku segera meninggal. Yang segera meninggal selalu menjadi aneh."

--

Geun Won pergi ke sebuah gedung yang misterius dengan membawa tas. Dia pergi ke tempat boss Kim (yang sering keluar masuk penjara. Mantan bos Seung Kwon juga). Dan Geun Won di sambut dengan sangat ramah.

"Aku berpikir untuk memulai yang kita bicarakan dulu," ujar Geun Won.

Dan Bos Kim setuju.

--

Tony datang ke kantor untuk menyerahkan banyak dokumen. Dia datang karena Seung Kwon memanggilnya karena Yi Seo sakit. Itu hanya setengah dari dokumen yang di perlukan. Dokumen mengenai klien Tiongkok ada di laci Yi Seo yang di kunci. Dia tidak tahu passwornya.

Sae Ro Yi memberitahu kalau dia tahu password-nya, jadi dia akan mengambil sendiri.

--

Di dalam ruangan Yi Seo ada Seung Kwon yang menggantikan pekerjaan Yi Seo sementara ini. Sae Ro Yi masuk untuk mengambil dokumen yang ada di laci Yi Seo. Seung Kwon jadi kepo, mau tahu sandi lemari Yi Seo. Dan ternyata, sandinya adalah ulang tahun Sae Ro Yi. Seung Kwon kagum karena Yi Seo benar-benar serius pada Sae Ro Yi.

Sae Ro Yi juga kepo mau tahu apa yang sedang di baca Seung Kwon. Seung Kwon memberitahu kalu yang di bacanya adalah proposal acara dengan tema : "Bersama Dia di DanBam"

Isi kalimat di dalam proposal itu adalah :

"Siapa yang kau paling benci di musim dingin ini? Datanglah bersamanya ke DanBam. Kau akan dapat Miun Ori Bulgogi gratis." Kita akan dengarkan kisah mereka dan berikan makanan gratis.

"Siapa orang yang berjasa untukmu?"

Mendengar kalimat pertanyaan itu, Sae Ro Yi langsung teringat Yi Seo. Yi Seo yang waktu itu di pukuli Geun Won sampai terluka hanya demi mendapatkan pengakuan Geun Won menabrak ayahnya. Yi Seo tidak takut dan hanya senang karena bisa mendapatkan pengakuan itu untuk Sae Ro Yi.

"Siapa orang yang paling ingin kau mintai maaf?"

Sae Ro Yi teringat saat Yi Seo menyatakan perasaan padanya dan dia menolaknya begitu kejam. Saat itu Yi Seo menangis.

"Kapan saat paling menakutkan bagimu?"

Saat Yi Seo pingsan di hari rapat pemegang saham itu. Itu yang paling menakutkan baginya.

"Apa keberuntungan terbaik dalam hidupmu?"

Saat Yi Seo muncul di hadapannya dan bilang ingin bekerja untuknya. Dan bilang, akan mewujudkan mimpinya.

"Apa saat ini kau mencintai seseorang?"

Dan sekarang, Sae Ro Yi menemukan lukisan wajah-nya di salah satu dokumen yang ada di dalam laci meja Yi Seo. Itu gambar yang dulu sekali di gambar Yi Seo (sekitar episode 04). Dan kini, semua yang di pikirkan Sae Ro Yi hanyalah YI SEO!

Semuanya… adalah dirimu.

Itu kalimat yang Sae Ro Yi sadari kini.

Tanpa membuang waktu, Sae Ro Yi segera pergi ke rumah sakit. Untuk menemui Yi Seo.

--

Di lobby rumah sakit, Sae Ro Yi berjumpa dengan Geun Soo yang datang setelah tahu Yi Seo masuk rumah sakit.

--

Yi Seo kembali ke kamar rawatnya. Dia hendak mengambil barang di laci dan saat itulah dia menemukan hadiah dari Sae Ro Yi. Kalung yang di inginkannya. Yi Seo tersenyum lebar. Ada juga pesan dari Sae Ro Yi : Cepat sembuh 😊

Yi Seo langsung memakai kalung tersebut.

Saat itu, seorang pria berpakaian perawat dan memaki masker masuk dan bilang kalau sekarang saatnya Yi Seo suntik vitamin.

--

Sae Ro Yi bicara dengan Geun Soo di taman rumah sakit. Awalnya mereka membicarakan mengenai rapat kemarin, tapi kemudian membicarakan mengenai Yi Seo.

"Apa kau masih... sangat menyukai Yi-seo?" tanya Sae Ro Yi.

"Sudah empat tahun. Setiap hari aku memikirkannya tanpa henti. Kau tahu, 'kan? Alasan aku keluar dari DanBam. Alasan aku ingin menjadi penerus Jangga. Alasanku... ingin menghancurkan IC. Semua itu... karena Yi-seo."

"Aku mengerti. Dia wanita yang pantas diperjuangkan. Yi-seo."

"Apa?"

"Dia wanita yang disukai temanku. Harusnya kubuang perasaanku walau menyukainya, 'kan? Itu pengkhianatan dan perbuatan yang buruk. Aku akan melakukannya. Pengkhianatan itu. Perbuatan buruk itu."

"Apa maksudmu..." bingung Geun Soo.

"Kau boleh memakiku dan akan kuterima pukulanmu."

"Apa maksudmu?"

"Aku... menyukai Yi-seo," akui Sae Ro Yi. Pengakuan yang tidak di sangka-sangka oleh Geun Soo. "Aku tak akan meminta maaf."

Geun Soo emosi dan tidak terima. Tapi, Sae Ro Yi sudah pergi ke kamar Yi Seo.

Saat di sana, kamar Yi Seo kosong dan juga berantakan. Sae Ro Yi jadi panik. Dan dia mendapat pesan foto Yi Seo yang di culik. Sae Ro Yi langsung lari keluar.

Geun Soo masih ada di lobby dan membahas mengenai Soo Ah. Tapi, tentu saja, Sae Ro Yi tidak mendengarkannya karena dia menerima pesan yang menyuruhnya untuk datang ke Eunma-ro 29gil, Kota Pajin. Dan jangan menghubungi siapapun, datang sendirian.

Geun Soo sadar ada yang tidak beres melihat sikap Sae Ro Yi. Apalagi saat melihat kamar rawat Yi Seo yang berantakan. Geun Soo segera mengejar Sae Ro Yi. Sae Ro Yi benar-benar panik hingga mengebut di jalanan yang padat.

--

Dan akhirnya, Sae Ro Yi tiba di tempat sesuai yang ada di pesan. Sebuah jalanan yang sunyi. Dan di sana ada boss Kim serta Geun Won beserta anak buah mereka. Geun Soo juga tiba di sana. Begitu turun dari mobil, dia menanyakan mengenai Yi Seo. Dan dia juga terkejut saat tahu Geun Soo mengikutinya.

Geun Won keluar dari dalam mobilnya. Dia menatap Geun Soo dan Sae Ro Yi dengan tatapan hmmm.

"Orang – orang yang ku benci datang bersama," ujar Geun Won.

"Dimana Yi Seo?" tanya Sae Ro Yi.

"Entahlah. Untuk apa orang yang akan mati tahu itu?"

"Di mana Yi-seo, Berengsek!" teriak Geun Soo dan berlari hendak memukuli Geun Won.

Saat itu, Geun Won memberi tanda dengan kepalanya. Dan sebuah mobil langsung menyalakan mesin dan melaju kencang ke arah Geun Soo. Geun Soo tidak bergerak karna merasa silau dengan lampu sen yang menyala tiba-tiba.

Sae Ro Yi melihat itu dan segera mendorong Geun Won ke tepi, membuat dirinya yang tertabrak oleh mobil. Tubuhnya terpelanting jauh dan jatuh berguling ke bawah. Geun Soo menjerit keras melihat itu.

Sae Ro Yi sekarat.

Mengikuti kata hati dan jadi diriku sendiri. Hidup tanpa penyesalan apa pun akibatnya. Aku ingin hidup seperti itu. Apakah aku berhasil?

Dia teringat saat menolak cinta Yi Seo, 4 tahun yang lalu.

Aku... saat ini... sangat menyesali hari itu.

Aku, saat ini…

Aku sangat merindukanmu.

Mata Sae Ro Yi terpenjam.

Dan kita di perlihatkan kalimat terakhir di proposal acara yang Seung Kwon lihat.

APA SAAT INI KAU MENCINTAI SESEORANG? BAWALAH MEREKA KE DANBAM