Chereads / I am No King / Chapter 160 - Arc 5 Ch 10 - Intelijen Bekerja

Chapter 160 - Arc 5 Ch 10 - Intelijen Bekerja

"Sebelum memberi penjelasan lebih detail, saya ingin bertanya pada para Feodal Lord sekalian. Menurut para Feodal Lord, apakah motivasi Kerajaan Nina berperang melawan Bana'an dan Mariander? Alasan kerajaan Nina sebelumnya adalah karena aku tewas di wilayah Bana'an, kan? Namun, aku masih di sini, masih hidup. Lalu, apa yang membuat perang masih berlanjut sampai sekarang?"

[....]

"Apakah perang masih berlanjut karena Kerajaan Bana'an kini melindungi pengkhianat, yaitu aku? Atau apa? Tolong, ibu-ibu, bapak-bapak. Saya penasaran kenapa perang masih berlanjut."

Tidak seorang pun menjawab. Beberapa sempat membuka mulut, tapi kembali menutup sebelum sebuah kata terucap. Tampaknya, para Feodal Lord juga baru sadar kalau sebenarnya Kerajaan Nina dan Bana'an tidak memiliki alasan untuk berperang.

Rina benar-benar memberi tekanan pada semua orang yang menghadiri konferensi. Dengan pandangan tajam penuh percaya diri, dia membuat semua orang bungkam. Setelah itu, Rina akan memberi alasan yang menurut dia paling masuk akal.

"Kalau tidak ada yang tahu, biar saya beri tahu," Rina mulai memberi penjelasan. "Pada dasarnya, Ibu ingin menyatukan seluruh kerajaan di bawah Kerajaan Nina, membangkitkan kejayaan Kerajaan Kish."

Semua orang terentak. Mereka membiarkan mulut menganga dan mata melotot, memandang Rina tidak percaya. Bukan hanya orang dari kerajaan Nina, Zortac juga sama. Bahkan, Zortac sempat memandang ke arahku, mencari konfirmasi. Begitu aku mengangguk, Zortac kembali mengalihkan pandangan ke layar.

"Namun, Kerajaan Nina tidak bisa menyerang kerajaan lain begitu saja. Dan, di situlah aku dan Tera muncul. Dengan Ibu mengirim dan membunuh kami di Bana'an, Kerajaan Nina memiliki alasan untuk mendeklarasikan perang."

[OMONG KOSONG!] Lord Inshu menolak. [Aku tidak pernah mendengar soal ini. Tidak pernah sekali pun Yang Mulia Paduka Ratu membahas soal ini.]

"Oh ya? Lalu, bisa tolong beri alasan kenapa Rina terlibat perang dengan Bana'an?"

[Itu....]

Trik ini adalah yang paling umum digunakan. Pada dasarnya, "kalau kamu punya pendapat lebih masuk akal, saya akan mendengarkan,". Namun, trik ini hanya bisa dilakukan kalau pihak lain adalah pihak yang masih menggunakan simpati. Trik ini tidak akan bisa digunakan untuk orang-orang yang bisa membuang simpati seperti aku, Ibu, Ibu Amana, Mulisu, dan sejenisnya.

"Dan, menurut para Lord sekalian, apakah Mariander benar-benar mengejar pemberontak dan misilnya salah sasaran, menghantam pangkalan militer Nina? Seharusnya, kalau hanya urusan pemberontak di perbatasan, diplomasi masih bisa diusahakan karena serangan tersebut tidak memakan korban jiwa. Namun, kenapa militer perbatasan Nina langsung merespon dengan serangan balik? Apakah karena harga diri?"

Rina berhenti sejenak, mengambil napas. Dia juga berhenti untuk memandang wajah-wajah di layar, memastikan semua orang mendengarkan ceritanya dengan sepenuh hati.

"Sayangnya, tidak. Biar saya beri tahu. Kejadian sebenarnya adalah sudah ada agen Kerajaan Nina yang terlibat, satu di pangkalan militer perbatasan, satu lagi menyelinap ke militer Mariander. Agen yang menyelinap ke militer Mariander bertugas melepas serangan ke Nina. Dan, agen yang berada di pangkalan militer Nina langsung membalas serangan, mencegah langkah diplomasi."

[Tidak mungkin!]

"Sangat mungkin!" Rina teguh. "Pada dasarnya, Kerajaan Nina ingin menyerang dan menduduki Mariander dan Bana'an, tapi tidak ingin disalahkan oleh internasional. Karena itulah skenario ini digulirkan."

Well, sebenarnya, Mariander dan Nina berseteru adalah perbuatanku. Kebetulan saja perbuatanku sejalan dengan skenario Kerajaan Nina ingin menyerang Bana'an dan Mariander. Hehe.

Saat ini, aku bisa melihat ciri khas Alhold yang paling kentara dari Rina, menceritakan kebohongan tanpa mengalihkan pandangan atau berkedip, memberi kesan kalau dia jujur. Di satu sisi, aku kagum dengan keteguhan Rina. Di sisi lain, dadaku semakin sesak dan perih. Perutku pun sakit ketika memikirkan kalau Ibu Amana, kemungkinan, bukanlah musuh.

"Gin," Inanna berbisik. "Aku benci mengakui hal ini, tapi, tampaknya, rencanamu adalah satu-satunya jalan."

Aku mengangguk.

"Aku dan Tera, awalnya, berhasil kabur dari pembunuh yang dikirim oleh ibu. Tampaknya, hal tersebut di luar dugaan ibu. Karena hal ini, ibu mengerahkan agen marionette. Di saat itu, kami memutuskan untuk berpisah. Aku menuju Lugalgin yang adalah kepala intelijen, Tera menuju militer Bana'an. Namun, Tera lengah dan terbunuh."

"Saya, mayor jenderal Zortac, membenarkan ucapan Tuan Putri Rina," Zortac masuk. "Ketika Pangeran Tera mencari perlindungan, dia diikuti oleh beberapa agen dan juga mercenary dari Kerajaan Nina."

[....]

Rina melanjutkan, "saya tidak tahu kredibilitas informasi yang AKAN saya ucapkan. Namun, dari yang saya dengar, para Feodal Lord yang mendukung penyerangan dijanjikan perluasan daerah atau setidaknya wilayah baru untuk dikuasai. Selain itu, mereka juga dijanjikan tambahan kuota logistik, baik logistik kebutuhan sehari-hari maupun militer. Apakah ini benar?"

[Tidak! Itu tidak benar! Kami tidak mendapat tawaran itu, iya ... kan?]

Lord Inshu memberi jeda. Wajahnya bergerak ke sana-sini, tampak melihat monitor. Tampaknya, dia tidak menyangka akan melihat wajah Feodal Lord lain yang hanya terdiam dan mengalihkan pandangan.

[Apa kalian mendapat tawaran itu?]

[Saya tidak mendapatkan tawaran, tapi saya mendengar rumor yang beredar.]

Benar. Informasi yang diucapkan oleh Rina hanyalah rumor tanpa dasar yang beredar di pasar gelap.

"Namun," Putri keempat Feodal Lord Ursia masuk. "Rumor ini menjelaskan kenapa ibu sangat bersemangat ketika mengirim militer ke Anshan minggu lalu."

Ucapan Putri keempat Feodal Lord Ursia membuat Lord Inshu terdiam. Mulut Lord Inshu terbuka, tapi tidak ada kata yang muncul.

Ketika mendengar ucapan Putri Keempat Feodal Lord Ursia, aku juga terdiam. Jadi, kemungkinan, militer Peer dan Ursia yang masuk ke wilayah Anshan beberapa hari lalu bukanlah kebetulan. Feodal Lord yang sebelumnya termakan rumor ini.

Kalau seperti ini, aku tidak akan terkejut kalau, lagi-lagi, Ibu Amana berada di balik layar. Dengan menyebarkan rumor ke kalangan bangsawan, secara tidak langsung, Ibu Amana berhasil menculikku, kan? Dengan mengonfrontasi dan mencoba menarikku ke pihaknya, Ibu Amana mengukuhkan statusnya sebagai Ratu Jahat, antagonis.

Aduh, perutku sakit. Semua ini membuatku stres. Semoga saja asam lambung tidak memunculkan kanker di sistem pencernaanku.

"Kalau ucapan Tuan Putri Rina dan Feodal Lord Ursia adalah benar," Zortac masuk. "Maka, setelah ini, yang akan menjadi target adalah wilayah para Feodal Lord sekalian. Kalau sudah dicap sebagai pengkhianat, wilayah ibu-ibu dan bapak-bapak bisa diambil alih oleh Feodal Lord lain, kan?"

Ketika mendengar pernyataan Zortac, wajah Feodal Lord di layar mulai membiru, panik.

"Kami militer Bana'an bisa memberi bantuan, melakukan intervensi. Namun, seperti yang saya katakan di awal, kami hanya akan melakukannya apabila Tuan Putri Rina berkenan."

Zortac, sejak awal, benar-benar masuk di saat yang tepat. Dan, dia juga selalu memberi posisi pembuat keputusan ke Rina. Zortac tahu bagaimana membuat orang lain bersinar. Di saat ini, pengalaman bernegosiasinya tampak.

Rina dan Zortac bertukar pandang sejenak dan mengangguk.

"Seperti yang–"

[Maaf Lord ....]

Tiba-tiba beberapa suara asing terdengar dari layar. Tampaknya, ada orang yang menginterupsi konferensi di sisi lain layar. Dan, benar saja, terlihat orang datang dan berbisik ke Feodal Lord yang sedang mengikuti konferensi.

Feodal Lord yang mendengar bisikan membelalak dan menatap orang yang datang dengan tajam. Menjawab tatapan Feodal Lord, orang yang melapor mengangguk, tampak membenarkan laporannya.

[Mayor Kolonel Zortac, apakah militer Bana'an bisa menuju ke wilayah–]

[Dengan ini saya menyatakan dukungan pada Tuan Putri Rina. Tuan Putri Rina, saya mohon bantuannya–]

[Tuan Putri Rina, saya memohon–]

Para Feodal Lord saling memotong, meminta bantuan. Tampaknya rencanaku sudah mulai muncul ke permukaan.

"Maaf, ibu-ibu, bapak-bapak, bisa tolong jelaskan apa yang terjadi."

[Sederhananya, video pernyataan dukungan kami bocor dan tersebar di seluruh kerajaan Nina.]

Video dukungan Feodal Lord kepada Rina, seharusnya, tidak bisa diakses melalui internet Kerajaan Nina. Namun, dengan jalur pasar gelap, aku memastikan video itu tersebar tanpa internet. Bagaimana caranya? Mudah saja. Tinggal suruh pasar gelap meletakkan video itu di komputer umum atau semacamnya. Bahkan, ada beberapa organisasi yang berani menjamin akan meretas video di toko dan mal untuk menayangkannya.

Begitu video ini menyebar, para Feodal Lord yang mendukung Rina akan dicap sebagai pengkhianat. Feodal Lord lain pun memiliki hak untuk menyerang. Dengan tambahan rumor yang beredar, soal penambahan wilayah kuasa, tidak butuh waktu lama untuk militer masing-masing daerah bergerak.

Rencana ini akan membuat para Feodal Lord terdesak. Mungkin mereka bisa bertahan kalau yang menyerang hanya satu wilayah. Namun, kalau seluruh Kerajaan Nina? Tidak akan mungkin.

Rina menoleh ke arahku. Tampaknya dia menyadari kalau aku yang merencanakan semua ini. Begitu melihatku mengangguk, Rina kembali menoleh ke layar.

"Para Feodal Lord sekalian, kami akan berkoordinasi lebih lanjut mengenai pengiriman bantuan ke setiap wilayah. Mayor Jenderal Zortac, apakah ada hal lain yang Anda butuhkan selain persetujuan saya?"

"Sebenarnya tidak karena Bana'an dan kerajaan Nina sedang berperang. Namun, akan jauh lebih baik kalau para Feodal Lord sekalian mengupload video permintaan bantuan kepada kami, seperti video deklarasi dukungan kemarin. Konferensi ini bisa direkam, tapi ada kemungkinan internasional meragukan keasliannya. Dengan video permintaan bantuan, kami akan bisa bergerak lebih leluasa. Dan, yang paling penting. Kami tidak akan mendapat perlawanan dari warga lokal."

Rina mengangguk lalu kembali melihat layar. "Para Feodal Lord sekalian, kalian sudah mendengarnya, kan?"

***

Konferensi akhirnya dihentikan setelah setiap Feodal Lord menyatakan dukungan. Mereka bilang akan mengirimkan video ke pasar gelap untuk diupload ke internet dengan segera. Setelah itu, kami melakukan rapat tertutup. Tentu saja putra kedua Feodal Lord Peer dan putri keempat Feodal Lord Ursia ikut.

"Lugalgin, apa yang harus kita lakukan? Aku tidak yakin bisa mengirim bantuan ke semua wilayah secara bersamaan." Zortac mengungkapkan keraguannya.

"Zortac, aku ingin kamu mengutamakan wilayah-wilayah terdekat. Untuk wilayah yang jauh, kamu kirimkan saja pasukan terpisah yang bisa bergerak cepat, menerobos wilayah lain."

"Percuma Gin. Walaupun pasukanku bisa mencapai wilayah yang jauh, Tanpa rantai suplai dan jalur logistik, mereka tidak akan bisa bertahan lama dari serangan wilayah lain. Hal ini tidak akan berubah walaupun Feodal Lord dan rakyat setempat mendukung."

"Pertahanan yang akan mereka lakukan tidak terlalu sulit. Yang perlu mereka lakukan hanyalah menunjukkan wajah, membangun citra positif militer Bana'an."

"Membangun citra? Apa yang kamu bicarakan, Gin?"

"Yang akan menghentikan serangan militer wilayah lain adalah intelijen. Lebih tepatnya, intelijen yang bekerja sama dengan pasar gelap."

"Intelijen dengan pasar gelap? Kamu bercanda kan, Gin?"

Aku menggeleng, menolak ucapan Zortac.

"Kalau pasar gelap ikut bergerak, menurutmu berapa banyak korban jiwa yang akan jatuh?"

"Secara langsung, nol. Secara tidak langsung, entahlah."

"Kamu Gi–"

"Rencana ini telah disetujui oleh Permaisuri Rahayu."

Zortac tidak melayangkan keberatan lebih jauh setelah mendengar kata Permaisuri Rahayu. Bahkan, dia tidak mampu mengucapkan kata 'gila'. Karena saat ini posisi Kepala Kerajaan dipegang oleh Rahayu, Zortac tidak memiliki kuasa untuk menolak keputusan Permaisuri Rahayu.

Aku membeberkan sebagian rencana pada Zortac dan semua orang di sini. Pada dasarnya, aku akan mengerahkan kekuatan pasar gelap untuk menghalangi laju militer wilayah lain. Bagaimana caranya?

Pertama, meningkatkan kriminalitas. Orang-orang yang sudah tersandung dan terjerat oleh hutang ke pasar gelap, Loan Shark, akan ditagih lebih cepat dan dengan bunga yang lebih besar. Penagihan hutang yang mendadak akan membuat orang-orang ini terdesak, dan bisa dipastikan, beralih ke tindakan kriminal.

Kedua, mendirikan kelompok militan. Aku akan mengirim agen ke wilayah musuh, menggiring orang yang terlilit hutang untuk mendirikan kelompok militan. Begitu informasi tersebar kalau ada kelompok militan terbentuk, militer tidak akan berani keluar wilayah. Tentu saja targetnya bukan hanya orang terlilit hutang, tapi juga penduduk yang merasa tidak puas dengan perlakuan Kerajaan Nina. Intinya, kami terus menyuplai penduduk dengan rumor yang bisa memecah belah mereka.

Ketiga, sabotase jalur logistik dan suplai. Agen akan menghasut kelompok militan ini untuk merampok dan menyabotase suplai yang dikirim Kerajaan Nina ke wilayah. Dengan demikian, kelompok militan ini akan mendapatkan uang untuk membayar hutang sekaligus mengisi perut mereka. Dan, tentu saja, membiayai pemberontakan.

Keempat, inflasi. Jalur logistik dan suplai yang terhenti, tidak bisa masuk, akan menyebabkan harga makanan di dalam wilayah naik drastis. Hal ini akan membuat warga yang sebelumnya hidup normal menjadi kesulitan. Cepat atau lambat, mereka juga terlilit hutang. Siklus pun berulang.

Di setiap fase, agen akan menyisipkan hasutan kalau semua masalah ini disebabkan oleh pemerintahan yang tidak becus. Kalau Ratu Amana saja tidak memiliki masalah mengorbankan putra putrinya, apalagi Feodal Lord mengorbankan rakyat? Tuan Putri Rina yang berusaha menggulingkan pemerintahan adalah satu-satunya jalan keluar dari kesengsaraan yang mereka alami.

"Itu adalah garis besar rencana yang telah aku buat dan disetujui oleh Permaisuri Rahayu. Dan, bukan hanya disetujui, sebenarnya intelijen Bana'an sudah bergerak sejak awal. Semua persiapan sudah selesai. Aku beruntung pasar gelap Kerajaan Nina tidak nasionalis seperti di Bana'an. Jadi, aku tidak perlu mengambil alih pasar gelap kerajaan ini juga."

Tangan Zortac mengepal. Aku bisa melihat bahunya yang gemetaran. Tampak jelas kalau dia ingin mengajukan keberatan. Namun, Zortac tidak memiliki kekuatan dan wewenang yang cukup.

Di lain pihak, dua Feodal Lord menganga. Bahkan Lord Susa menutup mulutnya, tampak tidak percaya pada rencana yang telah kubeberkan.

Rencana ini, sebenarnya, sudah aku gulirkan sebelum pergi ke Anshan. Ada alasan lain kenapa Mulisu mengizinkanku pergi ke Anshan. Kalau seandainya aku tahu Ibu Amana tidak benar-benar jahat, mungkin rencana ini tidak akan pernah bergulir. Namun, karena sudah berjalan, mau bagaimana lagi.

Aku menambahkan, "Saat ini, menurutku, wilayah yang tidak menyatakan dukungan pada Rina adalah musuh. Jadi, aku tidak memiliki kewajiban untuk memikirkan kelangsungan hidup musuh."

"Tapi ... Gin." Lord Susa tidak mampu menerima ucapanku.

"Lord Susa, intelijen melakukan semua hal ini adalah hal yang normal. Intelijen Kerajaan Nina tidak berbeda. Mereka berani melakukan serangan pada Mal di Bana'an hanya untuk mengklaim kami membunuh Tuan Putri Rina, kan?"

Well, sebenarnya, yang membuat ledakan itu adalah Rina. Namun, karena Rina sudah mengatakan kalau agen Kerajaan Nina adalah pelaku, aku harus mengikuti ceritanya.

"Lalu, Feodal Lord Peer dan Ursia, kalian melakukan pilihan tepat untuk menyerah dan mendukung militer Bana'an. Militer Bana'an mungkin tidak bisa menyakiti warga sipil, tapi intelijen bisa."

Bersambung