Chereads / I am No King / Chapter 128 - Arc 4-2 Ch 6 - Kondisi Terkini

Chapter 128 - Arc 4-2 Ch 6 - Kondisi Terkini

"Sudah kubilang menerima mercenary dari luar Bana'an adalah ide buruk! Sekarang kamu tahu sendiri akibatnya, kan?"

"I-iya. Maaf."

"Dan sekarang, gara-gara kamu, keunggulan yang sempat kita miliki pun hilang! Hilang!"

Yang marah-marah pada Jin bukanlah aku, melainkan Yuan.

Saat ini, kami berada di salah satu ruang rapat yang berada di lantai basemen. Beberapa saat setelah diskusi di rumahku, kami kembali ke mal Haria. Begitu sampai, Yuan dan aku langsung masuk ke lift dan turun ke lantai 7 basemen. Yuan sudah mengatur agar Jin segera datang ke mal dan berada di ruang rapat.

Sementara aku dan Yuan menemui Jin, Emir dan yang lain mencoba menjalankan rencana yang diajukan oleh Emir. Namun, karena Guan membubarkan diri, dan tampaknya ada gejolak baru, tampaknya kami harus berpikir agar rencana Emir tidak terganggu.

Di lain pihak, ngomong-ngomong, ini adalah kali keduanya kami mencoba saran Emir. Ah, tidak! Revisi! Untuk rencana besar, ini adalah kali kedua. Namun, untuk beberapa hal, kami sudah berkali-kali menerapkan ide Emir. Di saat seperti ini, aku dipaksa sadar kalau Emir adalah orang yang pintar. Dia memiliki ide yang brilian. Ya, sebatas ide. Untuk detail? Aku, Inanna, dan anggota elite Agade yang harus melakukannya tentu saja. Namun, setidaknya, kerangka dasar sudah ada. Jadi, kami tidak terlalu kesulitan.

Kembali ke kondisi Guan. Sederhananya, terjadi perbedaan pendapat antar anggota Guan. Sebagian anggota memilih untuk memegang teguh kode etik dan peraturan pasar gelap Bana'an. Sisanya tidak. Permasalahan ini muncul setelah ada rumor beredar kalau Jin menolak tawaran kerja sama dari Rina hanya karena sekarang pasar gelap memberiku waktu istirahat, sebuah gencatan senjata.

Padahal, sejak awal, Jin tidak menyerang karena aku yang membayarnya. Dan lagi, Jin tidak pernah bertemu langsung dengan Rina. Jadi, rumor yang beredar hanyalah omong kosong. Namun, tentu saja, hal ini tidak menghentikan anggota yang ingin menerima tawaran Rina.

Karena hal tersebut, pertarungan antar anggota terjadi dan Guan resmi bubar.

Aku hanya bisa geleng-geleng mendengar cerita Jin. Di lain pihak, Yuan langsung bangkit dan menendang pelipis Jin. Tidak berhenti di situ. Yuan masih menginjak-injak kepala Jin dan melempar caci maki, hingga sekarang.

Oke! Menurutku, ini sudah lebih dari cukup.

"Yuan, sudah cukup. Kamu terlalu berlebihan."

"Berlebihan? Ini tidak berlebihan! Bahkan masih kurang!"

Aku memegang kedua tangan Yuan yang terus meronta. Dengan penuh usaha, aku berhasil memisahkan Yuan dari Jin. Kalau kondisi Jin normal, mungkin aku akan membiarkan Yuan menginjak dan melampiaskan kemarahan pada Jin lebih lama. Namun, saat ini, kondisi Jin adalah terluka. Gara-gara perpecahan internal Guan, dia juga diserang oleh anggota yang tidak mau menuruti aturan. Sebagai orang yang hampir inkompeten tanpa pengendalian, dia sulit menghalau serangan diam-diam.

"Jadi, Jin, bagaimana pertanggung jawabanmu? Aku bisa menggerakkan Agade dan Akadia untuk menghabisi para–"

"Tidak!" Jin menyela. "Ini adalah urusan Guan. Kalau kami membiarkan Agade dan Akadia membereskan masalah ini, anggota Guan yang tersisa akan berhutang banyak pada Agade dan Akadia. Kami tidak mau hal itu terjadi. Kami tidak mau dibayar murah."

Ya. Sesuai ucapan Jin. Kalau Agade dan Akadia membereskan para mercenary yang berencana melanggar gencatan senjata yang kumiliki, mercenary Guan yang tersisa akan dililit oleh hutang budi pada kami.

Kenapa demikian? Padahal, seharusnya urusan hanyalah dengan yang membangkang. Sayangnya, kode etik di pasar gelap kerajaan ini tidak semudah itu. Jika ada suatu organisasi yang bubar, apalagi sekelas enam pilar, butuh deklarasi dan bukti tertulis dari semua anggota yang terlibat bahwa organisasi tersebut benar-benar bubar dan tidak akan menggunakan nama organisasi yang bersangkutan di kemudian hari.

Jadi, kalau Agade dan Akadia membereskan para mercenary yang membangkang, sama saja dua organisasi ini membereskan masalah yang sebenarnya adalah milik Guan seorang. Hal ini akan masuk ke dalam kategori hutang. Dan, salah satu efek hutang itu adalah mereka harus mau bekerja dibayar murah. Bahkan, bukan tidak mungkin tidak dibayar.

Selain cara deklarasi dan bukti tertulis mengenai pembubaran organisasi, sebenarnya ada cara lain, yaitu empat dari enam pilar yang tersisa harus mengakui dan mendeklarasikan bahwa organisasi yang bersangkutan benar-benar bubar. Namun, karena yang bermasalah adalah Guan, dan Apollo sudah hancur, yang telah disetujui oleh lima dari enam pilar, maka yang tersisa adalah 4. Dan, amat sangat tidak mungkin Orion dan Quetzal akan setuju untuk mendeklarasikan bahwa Guan bubar.

Orion dan Quetzal hanya mendapat hal positif dari kehancuran Guan. Pertama, kekuatan aliansi di bawahku berkurang. Kedua, besar sekali kemungkinan mercenary Guan menyerangku. Bukan hanya mengurangi kekuatan aliansi, tapi juga ada ancaman tambahan ke arahku. Dan, jika mercenary ini benar-benar melanggar gencatan senjata, ada kemungkinan Orion dan Quetzal ikut berpartisipasi dalam penekanan dengan dalih penegakan kode etik.

Kalau hal itu terjadi, Orion dan Quetzal akan membuat Agade dan Akadia berhutang karena Guan masih berada di aliansiku. Dan, aku sama sekali tidak menginginkannya. Kenapa aku bisa mengetahui ini semua? Karena hal ini lah yang terjadi ketika kami membunuh sisa-sisa anggota Apollo.

"Dasar! Sudah kubilang orang-orang luar itu hanya akan membawa masalah. Sekarang kamu tahu rasa sendiri, kan?"

Yuan terus mengomel sendiri tanpa arah. Dia pergi ke ujung ruangan dan menerima sebuah air es dari salah satu karyawan intelijen yang mengantar. Air es yang diterima oleh Yuan tidak berada di termos atau teko. Air es yang datang berada di dalam plastik yang terikat rapat. Tanpa menunda, Yuan langsung mendatangi Jin dan menempelkan air es itu pada pelipis kanan Jin.

"Aw,"

"Jangan manja!"

Meskipun terus mengomel, tampak jelas kalau Yuan masih peduli pada Jin.

Hah, aku berasa menjadi obat nyamuk di sini. Ya, sudahlah. Yuan juga berkali-kali melihatku sedikit bermesraan dengan Inanna dan Emir. Jadi, aku akan membiarkannya.

Namun, tentu saja, aku ingin memastikan sesuatu.

"Yuan–"

"Sebelum ke sini, aku sudah memberi kabar Ibla dan juga menghubungi Marlien. Saat ini juga, seharusnya, Agade dan Akadia sudah mengirim pengantar pesan pada Quetzal dan Orion mengenai Guan yang tidak menjadi bagian dari aliansi kita. Kita harus bergerak secepat mungkin. Kita tidak mau kecolongan seperti Quetzal dan Orion yang baru mengumumkan pemisahan Apollo keesokan harinya."

Oke. Yuan bertindak sangat cepat. Tidak salah aku mengangkat Yuan sebagai asistenku. Dengan begini, skenario yang sama dengan sebelumnya tidak akan terjadi.

Di lain pihak, ada yang ingin kutanyakan pada Jin.

"Jin, aku ingin menanyakan sesuatu."

"Apa itu?"

"Kenapa kamu memilih untuk mengikuti aturan dan kode etik pasar gelap kerajaan ini. Mengingat latar belakangmu yang adalah penduduk negara lain, sulit bagiku untuk melihat kamu menerima aturan pasar gelap kerajaan ini begitu saja. Apalagi, aturan pasar gelap kerajaan ini adalah yang paling kaku dibanding kerajaan lain."

Jin tidak langsung menjawab. Tubuhnya kaku untuk sejenak. Namun, kemudian, sebuah senyum terkembang di wajahnya.

"Tampaknya aku tidak bisa menyembunyikan apapun darimu ya, Gin. Ya, baiklah, aku akan menjawabnya." Jin menarik nafas sejenak. "Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Bukankah kamu yang mengatakan hal ini padaku?"

"....hanya itu? Pasti ada yang lain, kan?"

"Sayangnya, hanya itu. Dan lagi, kamu sebagai bekas mercenary tahu sendiri kan kalau kode etik lah yang mengatur mercenary. Tanpa kode etik, apa yang membedakan kita, mercenary, dari kriminal biasa? Dan lagi, meski aturan dan kode etik pasar gelap Bana'an cukup kaku dan ketat, aliran uangnya lebih deras. Jauh lebih deras. Jadi, kalau dipikir-pikir, cukup setimpal."

Ah, uang berkata. Oke lah kalau begitu. Alasan diterima. Kembali ke urusan.

"Jadi," aku menarik kesimpulan. "Kondisinya adalah Guan tidak bisa lagi dimasukkan dalam rencana. Yang lebih merepotkan, Guan juga bisa menjadi ancaman. Jadi, Jin, yang aku inginkan darimu tidak sekedar memastikan mereka tidak melanggar aturan. Aku juga ingin agar kamu memastikan anggota yang membangkang itu tidak merecoki perang pasar gelap. Untuk bayaran, nanti urusan belakang. Apa kamu bisa melakukannya?"

Jin menatapku tajam. Dengan sebuah senyuman, dia memberi jawaban.

"Kamu pikir siapa aku, hah? Tentu saja aku bisa melakukannya."

Aku bisa mengembangkan senyum ketika mendengarnya. Itu adalah jawaban yang aku inginkan.

"Jangan tersenyum kamu! Ini salahmu! Jangan lupa itu!"

"Iya, iya. Aku tidak lupa kok."

Yuan langsung memotong momen keren Jin. Aku tidak mau mengganggu mereka berdua yang sedang bermesraan. Jadi, kupikir, akan lebih baik kalau aku pergi. Kebetulan saat perjalanan kesini ada orang yang membuat janji denganku.

***

"Aku benar-benar tidak menduga akan menemui tante. Apalagi di mal yang adalah markasku."

"Kamu tidak akan menyerangku di masa gencatan senjata ini, kan?"

"Meskipun sangat ingin melakukannya, tapi aku harus menahan diri. Maksudku, kalian sudah begitu baik memberi masa gencatan senjata. Masa aku membalas air susu dengan air tuba?"

Aku dan tante Hervia mengadakan sebuah pertemuan kecil. Kami tidak bertemu di kafe Ease, tapi di rumah makan buffet all-you-can eat dimana kami memanggang dan merebus makanan sendiri. Tentu saja tempat makan ini bukan tipe yang terbuka, tapi tipe tertutup dimana satu ruangan kecil berukuran 4 x 4 meter dengan satu meja di tengah.

Sudah lama aku tidak menemui tante Hervia. Dan benar, tante Hervia dan tante Filial memiliki fitur yang hampir sama. Rambut panjang hitam dan lembut bagai sutra dan mata hijau cerah. Namun, meski serupa, Tante Hervia masih memiliki perbedaan dengan tante Filial. Rahang bawah tante Hervia lebih kecil dan matanya juga lebih sipit. Namun, secara garis besar, mereka cukup mirip. Kalau tidak perhatian, orang normal tidak akan bisa membedakannya.

Ah, koreksi. Kalau orang normal, mungkin masih bisa membedakannya. Seperti ibu, seperti anak. Dada tante Hervia tampak jelas lebih kecil jika dibanding tante Filial. Namun, tante Hervia mengenakan setelan dengan rok di atas lutut. Penampilan bisnis dengan tubuh langsing ini memberikan nilai plus tersendiri.

"Jadi, bagaimana hubunganmu dengan Illuvia?"

"Jujur, setelah aku pulangkan, dia tidak memberi kabar lagi. Dan sejak Agade dan Orion resmi berperang, aku pun menghentikan pengawasan pada Illuvia. Ya, meski sebenarnya aku tidak perlu melakukannya karena tante pasti sudah mengawasinya, kan?"

Kami berbincang-bincang santai sambil memanggang daging mentah dan menyantap yang sudah matang.

"Tidak juga. Tante juga bisa kecolongan. Apalagi saat dia mengklaim sebagai Sarru. Tante berterima kasih karena kamu tidak membunuhnya saat itu."

"Jangan dibahas. Aku sendiri merasa berasalah karena sudah menghancurkan tangannya."

Nada dan kelakuan kami benar-benar bertolak belakang dengan topik yang dibahas. Ketika kami berbicara santai sambil makan seolah pertemuan ini adalah rekreasi, topik pembahasan kami membahas hidup dan mati orang lain.

"Jadi, tampaknya, Orion tidak memiliki masalah yang sama dengan Guan, ya? Padahal, aku sedikit berharap Orion juga pecah karena tawaran Rina."

"Tentu saja tidak! Kami melakukan penyaringan yang benar-benar serius ketika merekrut anggota, tidak seperti Guan yang hanya sebatas kumpulan mercenary. Sederhananya, kami adalah sebuah perusahaan dan Guan hanyalah pekerja yang tunduk di bawah asosiasi."

Aku menyeruput kuah kaldu, membiarkan kehangatannya merambat ke seluruh badan.

"Di lain pihak, cepat sekali Agade dan Akadia beraksi. Dalam waktu kurang dari setengah hari, sudah ada pesan datang ke Orion menyatakan Guan sudah keluar dari aliansi. Kamu benar-benar tidak mau berhutang pada kami, ya?"

"Tentu saja aku tidak mau. Di masa krusial seperti ini, hutang atau bahkan gencatan senjata seperti yang sekarang kualami akan sangat menguntungkan. Dan, aku tidak mau kalian menjadi pihak yang diuntungkan."

Tunggu dulu! Berita pelepasan Guan sudah resmi mencapai Orion? Apa ini berarti Quetzal juga sudah mendapat kabar itu? Yuan, seberapa cepat kamu bergerak?

Meski terkejut, aku sama sekali tidak menunjukkannya di wajah. Hanya di depan Emir dan yang lain aku akan menunjukkan ekspresi terkejut. Di depan musuh? Jangan harap!

"Namun, sayang sekali ya. Padahal kalian sempat unggul dengan hancurnya Apollo. Namun, dengan hancurnya Guan, keadaan kita kembali berimbang."

"Tidak. Menurutku, kami masih unggul." Aku meralat pernyataan tante Hervia. "Sementara Agade dan Akadia masih bersekutu, Orion dan Quetzal tidak bersekutu, kan. Jadi, posisinya adalah 2 vs 1 vs 1. Kami masih unggul."

"Ah, sayangnya tidak." Tante Hervia menenggak teh manis. "Pagi ini, aku baru menemui Stella, pimpinan Quetzal. Dan, meskipun aliansi sudah hancur, kami membuat persetujuan non agresi selama 2 minggu. Jadi, meskipun Quetzal dan Orion tidak bersekutu, setidaknya, kami sama-sama akan menyerangmu."

"Ah, begitu ya. Sayang sekali. Hehehe...."

Aku merespon berita tante Hervia dengan sebuah tawa. Sebenarnya kondisi ini tidak cukup bagus dan membuatku kesal. Namun, aku masih bisa menyembunyikannya.

"Jadi, Gin, sejak kapan kamu tahu kalau aku adalah Constel, pimpinan Orion? Apakah kamu menyelidiki latar belakang Illuvia?"

Dan kamu menanyakannya sekarang? Ahahaha. Aku sebenarnya ingin tertawa lepas mendengar pertanyaan tante Hervia. Namun, aku mengurungkan niat itu ketika melihat tante Hervia yang memandangku tajam.

"Tidak. Tidak. Aku tidak menyelidiki latar belakang Illuvia. Yang ada justru sebaliknya. Aku mencari informasi dan latar belakang Constel. Dan dari situ, aku mengetahui identitas Constel yang sebenarnya, yang adalah tante, dan juga informasi kalau tante memiliki putri yang adalah Illuvia. Jadi, aku sudah lama mengetahui identitas tante. Jauh sebelum aku mengenal Illuvia di SMA."

"Kamu mencari informasi mengenaiku? Apa aku sudah menyinggungmu di masa lalu?"

"Meskipun aku menceritakannya, aku ragu tante akan nyambung dengan ucapanku."

"Coba saja."

Aku sempat ragu dengan ucapan tante Hervia. Maksudku, mungkin dia bisa mengingat anggota Orion yang tewas. Namun, aku ragu dia akan mengingat nama orang non anggota yang tewas gara-gara Orion. Aku saja tidak ingat nama semua orang yang tewas di tanganku.

Tidak! Jangankan ingat. Aku bahkan tidak yakin tante Hervia tahu kalau Orion berhubungan dengan hal itu. Namun, tante Hervia tidak melepas pandangan dariku. Dia bahkan membiarkan tangannya yang memanggang daging berhenti.

Baiklah kalau begitu.

"Beberapa tahun lalu, Orion membeli satu anak yatim dari keluarga Cleinhad bernama Luci. Anak yatim ini menangis dan merengek ketika tiba di Orion. Bukan menenangkannya, anggota Orion malah menendang anak kecil ini. Tampaknya, tendangan ini terlalu kuat, mematahkan beberapa tulang rusuk si anak kecil, membuatnya tewas di tempat. Anak kecil mengalami patah tulang rusuk dan tewas. Menurutmu, bagaimana rasa sakit yang dia alami? Dan, menurutmu, seberapa ketakutannya anak kecil itu ketika hal itu terjadi, hah?"

"...tapi–"

"Ya. Aku paham kalau anak kecil itu bukanlah satu-satunya anak yang tewas dalam transaksi Orion. Banyak anak kecil lain mungkin lebih menderita darinya. Namun, aku tidak peduli dengan anak lain. Aku hanya peduli dengan anak itu. Bukan yang lain."

Aku melanjutkan, "mungkin tante, dan orang-orang seperti tante, berpikir mereka hanyalah anak yatim tanpa keluarga, kerabat. Mereka tidak memiliki seseorang yang memiliki hubungan darah. Tidak akan ada yang peduli pada apa yang terjadi pada mereka. Namun, sayangnya, salah satu anak itu adalah seseorang yang kuanggap sebagai keluarga. Tidak. Bahkan, di saat itu, dia lebih penting dari keluarga kandungku."

Tante Hervia tidak lagi menatap ke mataku. Dia mengalihkan pandangan.

Sebagai bonus, aku memberinya sebuah cerita tambahan.

"Tante Hervia, apa tante tahu bagaimana perasaanku ketika tahu kalau aku satu sekolah dengan putri dari pemimpin Orion, orang yang secara tidak langsung bertanggung jawab atas kematian keluargaku? Bahkan, dia bersikeras untuk menjadikanku wakilnya. Apa tante tahu betapa bergejolaknya perasaanku saat itu? Illuvia cukup beruntung karena aku tidak menyiksa, membunuh, lalu mengirim anggota tubuhnya ke rumahmu."

Tepat setelah aku mengatakan hal itu, atmosfer ruangan ini menjadi begitu berat. Jika orang normal berada di ruangan ini, mereka pasti sudah kesulitan bernafas. Tangan tante Hervia tampak kaku, memegang pengapit dengan begitu kuat. Tampaknya, ketika mendengar Illuvia bisa menjadi korban, niat membunuh dan aura haus darah tante Hervia langsung menyeruak. Ada alasan kenapa kami memilih ruang tertutup seperti ini.

"Namun, Lugalgin, kamu tidak melakukannya. Apa yang membuatmu menahan diri."

"Illuvia beruntung karena aku bertemu dengannya setelah membantai keluarga Cleinhad. Kalau aku menemuinya sebelum membantai keluarga Cleinhad, mungkin dia sudah mengalami semua hal yang aku deskripsikan."

Bersambung