"Kamu selama ini tinggal di asrama yaa.."
"Iya kak"
"Nanti jadwal sekolah kamu, saya kirimkan lewat media sosial saja, nanti minta no. Wa kamu ya, ada kan?"
"Ada kak"
"Oke. Jadi sekolah setiap hari sesuai jadwal, hari sabtu sama minggu libur ya... sama... kamu hidup seperti biasanya kamu di rumah saja... oh iya, kamu bisa naik motor?" Tanya Adela.
"Bisa kok kak.."
"Oke bagus, nanti saya akan kasik kamu satu motor, gunakan selama kamu disini, untuk sekolah dan segalanya, ya untuk urusan kamu lah.. emm... kalau kamu mau jalan jalan boleh, intinya yang penting kamu ingat belajar dan ga salah pergaulan... gitu aja sih.."
"Iya kak.."
"Oke, ini udah nyampe, kamu boleh turunin barang barang mu"
Adela pun mengajak Ice melihat kamarnya.
"Jadi, ini kamarmu ya, di dekat sini ada mall, nanti kamu bisa kesana atau kapan aja yang kamu mau, tanya aja sama orang sekitar sini ya, kamu pakai bahasa inggris mereka pasti ngerti, atau, kan disekolahmu ada pelajaran bahasa korea ya?"
"Iya ada.. aku lumayan bisa kok dikit dikit.." kata Ice.
"Okey.. besok saya yang jemput kamu ke sekolah satu hari, biar kamu tau jalannya ya.."
"Oke kak.."
"Oh ya, jadwalnya sudah saya kirim, ada pertanyaan lagi?" Tanya Adela.
"Ga ada kok kak.. aku udah ngerti semua.." kata Ice.
"Oke, kalau gitu saya tinggal ya.. ini kunci motornya, motornya yang di depan kamarmu ini ya.." kata Adela.
"Oke kak, makasih"
"Oke" selesai bicara, Adela pun keluar dari kamar. Ice menghela nafasnya, ia duduk diatas kasur dan langsung mengambil ponselnya.
Ia mengabari orang tuanya dan Dinary bahwa ia sudah sampai sana.
"Huh.. pen ke mall" Terlukis senyuman usil di wajah Ice.
Tanpa aba aba, Ice bangun dari kasurnya kemudian langsung keluar dari kamarnya, ia mengunci pintu kamarnya dan segera mengambil motor didepan kamarnya. Ia hanya perlu bertanya dimana letak mall, dan setelah itu ia pun dengan lancar mengendarai sepeda motornya dan sampai di mall.
"Wahhhhh, mall di Korea, besar bangetttttt" Ice menggigit gigit jarinya sendiri sambil menyipitkan matanya terkagum kagum sendiri dengan kebesaran mall di Korea.
Ice segera memasuki mall, "Ac nya dingin dengan aroma yang wangiii, huaaaa, gak nyesel gue kesini..." Ice hanya menampilkan tindakan overnya seperti tak pernah melihat mall, bahkan sebenarnya mall disana dan mall ditempatnya sama saja hanya saja di korea lebih besar.
"Huaaa, gue bisa aja tiba tiba ketemu bebeb taehyung disini, dan dia langsung nembak gue karena gue kan cantik, hahahaha" Ice memegang wajahnya dengan kedua tangannya sambil tertawa kegirangan menertawakan kegilaannya sendiri.
"Wihhhh, ada album bts.." Ice segera berlari dan melihat album itu dari luar kaca, karena tempat itu dibatasi kaca, untuk mencari pintu masuk ke toko itu, ia masih harus belok ke kanan, karena toko itu barada di ujung, tapi Ice masih melihat dari luar kaca. Ia perlahan menggerakkan kakinya ke samping tapi matanya masih tak berpindah dari album album bts itu.
Dan tiba tiba,
Brakkkkk
"Aaaduuu" Ice sudah menutup matanya bersiap siap tubuhnya terbenrur dengan lantai setelah ia bertabrakan dengan seseorang.
Tapi
1
2
3
Kok gue ga kebentur lantai?
Eh
Ada yang pegangin gue..
Ice pelan pelan membuka matanya, posisinya berada diatas tangan orang yang ia tabrak tadi, jadi ia tak terjatuh, posisi yang romantis.
Tapi, mata Ice melebar, ia kaget dengan apa yang ia lihat.
Iya, orang yang menahannya agar tidak jatuh.
"SEAAAAAA!!!!!!! LO KOK BISA DISINII????!!" Ice begitu kaget melihat Sea didepannya, ia langsung berpindah dari posisi pertama tanpa mengatakan terimakasih.
"Seaaa, lo kok bisa disini sihhh??? Trus? Lo sendiri kesini? Pa-pacar lo gak ikut?" Tanya Ice. Sedangkan lelaki didepannya itu masih terdiam, belum merespon satupun dari perkataan Ice.
"Tunggu, jadi lo orang indo?"
"Hah? Y-yaiya lahhh, masa sampe sini lo sampe lupa sama gue?? Apaan sihh" Ice terkekeh, ia seperti sudah melupakan semua masalahnya dengan Sea di Indonesia.
"Seaa, lo belum bilangin gue? Lo kok bisa disini? Bu kepsek nyuruh lo dateng? Atau... lo ngikutin gue.." Ice tersenyum usil.
"Gue bukan Sea"
"Hahh? Hahahahaha, gila ga sih lo Sea, lo tuh lo jelas jelas Sea masih aja ngaku ngaku nama lo bukan Sea"
"Atau lo operasi plastik disini yaa?? Makanya lo mau bohongin gue, haha, asal lo tau Sea, muka lo tu gaada berubahnya, kalo lo oplas ya, kasian tuh uang lo, hahaha" Ice masih tertawa.
Lelaki itu tidak berkata apapun, masih terdiam, tatapannya dingin, ia sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan Ice.
Tanpa berbicara apapun, lelaki itu pun mau berjalan meninggalkan Ice. Tapi Ice menahannya dengan memegang tangan lelaki itu, ia pun tersentak kaget.
"Eh tunggu woi, mau kemana seh lo? Dimana lo tinggal, sama gue tinggal yokkk, biar gue ada temen hehe.." kata Ice tersenyum.
"Lepas.." kata lelaki itu dingin sambil berusaha melepaskan tangan Ice.
"Gue bukan Sea, lo salah nyapa orang. Oh, dan lain kali tuh kalo mau jalan pake mata, bukan pake tangan." Selesai bicara, lelaki itu pun langsung berjalan meninggalkan Ice.
"Ihhh, nyebelin banget tau gak lo Seaaa, ihhh gini baru pacaran sama Liyenta??? Ihhh" teriak Ice, tapi ia tak mengikuti lelaki itu.
"Sea kok bisa disini sih? Bu kepsek ngirim kesini?"
"Tapi untuk apa? Atau bu kepsek juga ngeliat kemampuan Sea? Jadi dia ngirim Sea? Terus kok bu kepsek ga bilangin gue.." kata Ice sendiri.
"Atau ini memang rahasia sekolah?"
"Eh tapi... tadi gue ngeliat Sea ga siap siap, dia masih ngapel sama Liyenta.. ih apasih"
"Atau itu ucapan goodbye nya dia ma Liyenta?"
"Atau sebenernya Sea jalan jalan kesini?"
"Adohhh, ngapain gue mikirin lo sih Sea? Lo juga udah ada Liyenta, diih, masih aja gue ngurusin hidup lo, dah lah gue ga peduli lo mau kemana ya urusan lo"
Ice berbalik, mau melihat album bts yang tadi tengah ia lihat, "Lah, kok tutup sihh?? Gue baru aja mau liat" Ice cemburut seketika melihat toko itu sudah tutup, "Gue memang ga ditakdirin ngeliat album bts ya? Ih" Ice berbalik badan dan mau balik ke asramanya, ia sudah tidak mood lagi mengelilingi mall bahkan sebenarnya ia masih berada di pintu masuk, tapi mood nya telah hilang pada saat ia bertemu pria itu.
Ia pun kemudian pulang ke asramanya, saat ia berada didepan kamarnya,
"Iya ma, ni Aldrich udah nyampe kamar, mama tenang aja.." kata pria samping kamar Ice. Pria itu meletakkan semua barang belanjaannya di lantai dan menjepit handphonenya di pundak sambil sibuk mencari kunci pintu kamarnya.
"Iyaiya ma" pria itu kemudian memutuskan sambungannya dan memasukkan hp ke tasnya kemudian lanjut mencari pintu kamar.
Perhatian Ice seketika terambil alih oleh pria itu, ia memperhatikan pria itu, dari wajah sampai kaki. Itu memang Sea. Tidak ada orang yang sama persis seperti ini dengan Sea.