Chereads / Genius Wife & Superstar Husband / Chapter 70 - Mendapatkan Tanda Tangan

Chapter 70 - Mendapatkan Tanda Tangan

"Ra!" panggil Carolina setelah kelas mereka berakhir. Clara dan Vera yang baru saja akan keluar untuk pergi ke foodcourt, menoleh ketika Carolina memanggilnya.

"Ada apa?" tanya Clara yang menghampiri Carolina di tempat duduknya.

"Dia yang butuh kok lo yang hampirin, sih, Ra?" tanya Vera dengan nada tidak senang.

"Gak apa-apa Ve, mungkin Carol butuh sesuatu, lo duluan aja," ucap Clara menoleh pada Vera sebelum akhirnya kembali menghampiri Clara.

"Itu…," Carolina melirik ke belakang, untuk melihat apakah suasana kelas saat ini masih ramai atau tidak. Clara yang melihat itu juga menanti dengan sabar, penasaran kenapa Carolina memanggilnya.

Setelah suasana kelas sudah mulai sepi, Carolina mengambil ransel miliknya dan mencari sesuatu, tak lama kemudian dia mengeluarkan sebuah kertas.

"Ah, udah agak kusut, maaf ya, Ra," ucap Carolina karena tepian kertas itu terlipat. Padahal dia sudah berusaha agar kertas itu tidak kusut.

"Oh, apa ini?" tanya Clara ketika menerima kertas itu.

Dia kemudian membalikkan kertas itu dan melihat ada sebuah tanda tangan besar yang hampir memenuhi seluruh kertas itu.

Clara kemudian melihat ada sebuah tulisan yang ditulis di pojok kiri atas tanda tangan itu.

Untuk Clara Hermawan,

Terima kasih atas dukungan kamu selama ini, tetap semangat ya kuliahnya,

Fighting!

Tangan Clara yang masih memegang kertas itu gemetar ketika membaca kata-kata itu.

Dia menatap Carolina, kemudian melihat kata-kata itu sekali lagi.

"Plak! Gue gak lagi mimpi, kan?" tanya Clara yang menampar wajahnya sendiri, menatap Carolina.

Carolina terkejut ketika melihat Clara yang menampar pipinya sendiri, "Gak kok Ra, kamu gak lagi mimpi, udah jangan tampar diri kamu lagi," ucap Carolina ketika melihat Clara akan menampar dirinya sekali lagi.

"KYAA! INI BENERAN CAROL? AKU BENAR-BENAR GAK LAGI MIMPI?! AHH GUE SEBAGAI FANS SUDAH HAMPIR BERHASIL!" tanya Clara yang mulai histeris.

Carolina hanya mengangguk dan tersenyum.

Vera yang masih menunggu tak jauh di situ, penasaran kenapa Clara sampai kegirangan seperti itu. Dia akhirnya menghampiri mereka.

"Ada apa sih, Ra?" tanya Vera.

""Ini Ve! Lihat!" ucap Clara memamerkan kertas tadi dihadapan Vera. Setelah Vera membacanya, dia bertanya.

"Gue gak ngerti, emang ini tanda tangan siapa?" tanya Vera dengan bingung.

"Ini tuh tanda tangan Ethan oppa, Ve! Tanda tangannya Ethan oppa, kyaa! Gue mendapatkan tanda tangan Ethan oppa! Fotoin gue dong! Gue mau upload di sosmed!" ucap Clara kemudian memberikan handphone miliknya pada Vera.

"Ah, Ra! Tunggu dulu!" Carolina tidak berpikir bahwa Clara akan mengupload tanda tangan itu di sosmed miliknya, dia mengira bahwa Clara mungkin hanya akan memajangnya di kamar.

"Kenapa?" tanya Clara.

"Kayaknya kamu gak boleh upload tanda tangan itu, deh," ucap Carolina yang mengulur waktu untuk memikirkan sebuah alasan.

"Kenapa? Lo takut ketahuan kalo ini palsu, ya?" tanya Vera.

"Ini asli kok Ve! Tanda tangan Ethan oppa memang seperti ini, tulisan tangannya juga begini, jadi ini gak mungkin palsu," ucap Clara yang langsung segera membela Carolina.

Vera hanya diam saja ketika mendengar hal tersebut.

"Begini… kalo lo upload itu pasti ditanya dapat dari mana, kan?" tanya Carolina. Clara mengangguk.

"Otomatis orang-orang pasti bakal mikir kalo kamu mendapatkannya dari aku yang saat ini magang di sana dan satu kampus sama kamu, sementara saat ini kedatangan Ethan ke NamTech itu gak menentu, aku waktu itu kebetulan aja melihat dia datang ke kantor dan meminta tanda tangannya, tapi kalau sampai ada kabar bahwa Ethan datang ke NamTech, orang-orang akan kumpul lagi di kantor NamTech kayak waktu itu," ucap Carolina lagi.

"Kalo sampai pemimpin NamTech tahu alasan mereka kumpul lagi karena aku yang memberikan tanda tangan itu ke kamu… Posisiku yang sebagai anak magang juga bakal canggung, Ra."

"Ah iya, maaf ya. Gue gak memikirkannya ke situ. Terus Ethan oppa gimana pas lo minta tanda tangannya? Dia baik kan? Gak sombong?" tanya Clara yang penasaran.

"Yah… Dia baik kok, dia langsung kasi ketika aku memintanya, meski butuh keberanian sih pas aku memintanya karena gak nyangka aja ketemu dia," ucap Carolina lagi.

Dia tentunya gak bisa memberitahukan kepada Clara bahwa dia mendapatkan tanda tangan itu karena Ethan ingin memberikannya hadiah tapi tidak bisa dalam bentuk uang.

"Terus terus… Ethan oppa saat itu pakai pakaian apa? Apa pakai jas atau kasual gitu? Terus dia datang ke NamTech buat apa?" tanya Clara yang masih penasaran.

"Raaa, ayo, bentar lagi jam makan siang, ntar kita gak kebagian tempat duduk!" Vera yang daritadi merasa diasingkan, berkata.

"Oh iya lupa gue, ayo Carol kita ke foodcourt bareng, sambil lo cerita tentang Ethan oppa. Ah bentar gue masukin ini dulu ke tas," ucap Clara yang masih memegang kertas yang berisi tanda tangan Ethan.

Tapi ketika melihat bahwa dia menggunakan tote bag untuk ke kampus dan tasnya udah penuh berisi laporan yang dia bawa. Clara segera mengurungkan niatnya.

"Kita ke mobil gue dulu deh, gue mau taruh ini dulu, biar gak kusut," ucap Clara yang memegang kertas itu dengan hati-hati

***

"Nah itu para ladies kita udah datang, Clara! Carol! Vera! Sini!" panggil Dion yang saat ini sedang duduk di meja.

Ketiga wanita itu yang baru saja masuk, celingak celinguk ingin mencari meja kosong karena saat ini jam makan siang, keadaan di dalam foodcourt itu telah ramai.

Mereka akhirnya menoleh dan melihat Dion, Riko dan Andrew yang telah mendapatkan meja dan tiga kursi kosong untuk mereka.

Para wanita itu kemudian segera menghampiri mereka.

"Kalian kenapa lama banget? Habis berantem ya tadi?" tanya Riko begitu tiga wanita itu duduk. Andrew hanya melirik dengan penasaran, apakah sesuatu terjadi antara mereka?

"Ada deh, urusan wanita, kepo banget lo!" ucap Clara yang tidak ingin menjelaskan karena tidak mau ada orang yang tahu dan Carolina.

"Oh ya Carol, lo mau pesan apa? Gue traktir deh!" ucap Clara tiba-tiba.

"Boo.. pilih kasih! Gue juga dong di traktir!" ucap Riko lagi yang mendengar hal itu.

"Gue juga dong ibu boss, hehe," ucap Dion ikut-ikutan.

"Traktir apaan? Lo berdua udah pada kaya! Ayo Carol!" ajak Clara yang langsung menarik Carolina.

Carolina yang dalam hati senang karena tidak perlu keluar uang untuk makan siangnya, hanya diam saja dan menurut ketika lengannya ditarik oleh Clara.

Sementara Vera yang melihat Clara dan Carolina akan membeli makanannya, memutuskan untuk berdiri dan mengikut mereka.

"Lo mau pesan apa?" tanya Clara ketika mereka sedang mengelilingi foodcourt itu untuk melihat makanan apa saja yang tersedia hari ini.

"Aku pesan gado-gado aja Ra, sama air mineral," ucap Carolina yang menyukai makanan dengan bumbu kacang.

"Aduh! Lo ini! Udah lo harus pesan yang lain aja, gue tahu sih lo kan keuangannya pas-pas an jadi mau ngirit dengan selalu makan gado-gado yang harganya 10 ribu doang! Udah ini gue yang traktir kok, lo harus pesan lain, nah ini ada ayam bakar, mau gak?" ucap Clara lagi.

Selama berteman dengan Carolina dia selalu melihat wanita itu hanya makan gado-gado saja yang merupakan salah satu menu termurah.

Karena Carolina sudah memberinya tanda tangan Ethan, Clara berniat untuk mentraktir wanita itu dengan menu makanan yang mahal. Yang mungkin akan dipikirkan kembali oleh Carolina untuk membelinya mengingat keadaan keuangan yang dia miliki.

"Yaudah deh terserah yang traktir aja," jawab Carolina sambil tersenyum. Dia sebenarnya juga suka ingin makan makanan yang sedikit mahal, tapi karena teman-temannya tahu dia orang susah dan kebetulan juga dia suka bumbu kacang, makanya dia selalu membeli gado-gado. Dia juga tidak ingin menarik perhatian dengan membeli makanan mahal.

Tak lama kemudian, mereka bertiga kembali membawa makanan mereka masing-masing.

"Eh, kalian proposalnya pada gimana? Udah dapat berapa tanda tangan?" tanya Riko tiba-tiba, ingin memulai topik pembicaraan.

"Gue tinggal satu lagi," jawab Dion.

"Sama," jawab Clara.

"Lo ndrew?" tanya Riko karena hanya Dion dan Clara yang menjawabnya.

"Gue udah full dong, lo palingan masih banyak kan?" tanya balik Andrew.

"Gue masih butuh dua lagi, lo Ve gimana? Carol? Ah Carol mah paling udah lengkap juga. Cuma gue doang berarti yang masih butuh dua lagi," ucap Riko yang tiba-tiba gak bersemangat.

"Gue udah lengkap, ya lo kejar aja dosen lo hari ini sama senin, izin aja buat gak ke tempat magang lo" ucap Vera.

"Ah, aku masih kurang satu kok," jawab Carolina yang membuat lainnya terkejut karena mengira bahwa wanita itu pasti sudah selesai mendapatkan tanda tangan dosen pembimbingnya.

"Kirain peraih IPK tertinggi sudah lengkap tanda tangannya, awas lho nanti malah gak bisa ikut sidang proposal terus gagal KP lo," sindir Vera.

"Makasih Ve perhatiannya, aku nanti bisa izin kok ke tempat magang kayak saran kamu ke Riko, hehe," balas Carolina sambil tersenyum. Entah kenapa hari ini dia tidak ingin hanya diam saja ketika di sindir oleh Vera.