Chereads / Genius Wife & Superstar Husband / Chapter 60 - Sepertinya Mereka Merencanakan Sesuatu

Chapter 60 - Sepertinya Mereka Merencanakan Sesuatu

Carolina yang lagi makan tiba-tiba mulai sadar bahwa dia terlalu bersikap santai, padahal saat ini dia sedang berada di ruang pertemuan dengan orang dari taiwan, dia kemudian melihat ke arah Su dan Mo, tapi sepertinya kedua pria itu juga tidak terlalu memperhatikannya dan masih makan makanan mereka.

Carolina kemudian melirik ke arah Ethan yang sedang memakan kentang dan kubis miliknya, tapi pria itu sama sekali belum menyentuh kerupuknya.

"Lo gak makan kerupuknya? Jangan bilang lo juga alergi kerupuk?!" tanya Carolina dengan tatapan horor. Jika pria itu juga alergi terhadap kerupuk, dia benar-benar sial!

"Gak kok, aku tidak alergi kerupuk, tapi ini sepertinya berminyak dan kalorinya banyak. Kamu mau?" tanya Ethan yang melihat kerupuk di piring Carolina mulai berkurang.

Carolina mengangguk bersemangat.

Kerupuk dan saos kacang adalah kombinasi terbaik!

Carolina bahkan pernah mengutuk penjual gado-gado yang tidak menyiapkan kerupuk!

Mengenai kalori dan lemak yang disebutkan oleh Ethan, bodo amat deh!

"Jangan lupa nanti kamu mengungkit hubungan kita dengan kakeknya," tiba-tiba suara Mo kembali terdengar, dia masih memakai dialek tadi.

Carolina yang mendengar hal itu mulai berpura-pura untuk tidak mengerti dan tetap sibuk memakan makanannya, tapi sesekali dia mencoba untuk melihat ke arah mereka.

"Bukankah pria tua dari Wang itu sudah memutuskan hubungannya dengan kita karena mengetahui rahasia kita?" balas Su dengan bingung.

"Dasar bodoh! Kita coba saja keberuntungan kita! Sepertinya si tua bangka itu memiliki hubungan yang buruk dengan anak perempuannya yang menjadi CEO NamTech sebelumnya. Tua bangka itu pasti tidak sempat memberitahukan anak dan cucunya!" balas Mo lagi sambil berbisik

"Yah, aku akan mencobanya nanti," ucap Su sambil memakan makanannya.

"Sepertinya mereka memang merencanakan sesuatu," pikir Carolina sambil mencomot kerupuk dengan tangannya, mencelupkannya ke saos kacang dan memakannya. Senyum penuh makna terukir di bibirnya.

"Kamu suka kerupuk juga, ya?" tanya Ethan yang tanpa sadar sejak tadi tidak lagi memakan makanannya dan terus memperhatikan Carolina yang sedang makan.

"Iya, ini benar-benar menarik," ucap Carolina tiba-tiba menggunakan bahasa Inggris sambil tersenyum.

"Benarkah? Bisakah kamu memberikannya?" balas Ethan yang tanpa sadar membuka mulutnya tapi Carolina sudah mendorong pelan piringnya agar Ethan bisa meraih kerupuk yang belum tersentuh saos kacang.

"Kenapa lo? Udah kek ikan koi?" tanya Carolina yang heran ketika Ethan membuka mulutnya.

"Ah tidak, tidak apa-apa," ucap Ethan malu sambil mengambil kerupuk itu dan memakannya.

"Apakah wanita itu akan terus bermain tarik ulur denganku?!" pikir Ethan. Bukankah di drama-drama romantis jika pemeran utama pria membuka mulutnya, si pemeran utama wanita akan menyuapinya?

Carolina hanya menatap pria itu dengan tatapan aneh sebelum akhirnya menyelesaikan suapan terakhir makanannya dan merapatkan alat makannya ke arah jarum jam 10 untuk menandakan bahwa dia telah selesai makan.

Ethan sudah melakukan itu sejak tadi, meski di piringnya masih ada sayur-sayuran yang tidak dia makan.

"Apa lo baik-baik saja?" tanya Carolina yang melihat Ethan tidak memakan makanannya.

"Iya, aku baik-baik saja kok," jawab Ethan.

Melihat bahwa Carolina dan Ethan sudah memberikan signal untuk selesai memakan makanan mereka, pelayan yang berdiam di ruangan itu datang mendekat dan mulai mengambil piring itu dan lagi-lagi pergi ke luar.

"Bagaimana perjalanan kalian kemari?" tanya Ethan yang kini menatap Su dan Mo lagi, mencoba untuk berbasa basi.

"Sungguh tidak sopan! Apakah kamu tidak lihat kami sedang makan?!" tiba-tiba Mo berbicara menggunakan dialek Mandarin yang biasa.

Su sedikit terkejut ketika Mo berbicara seperti itu, dia kemudian melirik ke arah Mo dan berkata dengan bahasa Mandarin, "Tidak apa-apa, tuan Mo, dia hanya menanyakan bagaimana perjalanan kita ke sini,"

"Hmph," ucap Mo kemudian kembali memakan makanannya.

Melihat Ethan yang tampak bingung, Carolina akhirnya menjelaskan apa yang baru saja terjadi.

"Maafkan aku, tuan Su," ucap Ethan setelah dijelaskan oleh Carolina.

"Ah tidak apa-apa, pak tua ini memang memiliki temperamen yang buruk. Perjalanan kami baik-baik saja, sebenarnya kami sudah datang dari kemarin dan sekretaris kamu telah menyiapkan akomodasi kami di hotel ini." ucap Su menjelaskan dengan bahasa Inggris.

"Jadi begitu, silakan, tuan Su bisa kembali menikmati makanannya," ucap Ethan karena sudah tidak enak hati tadi berbicara ketika mereka sementara makan.

Tak lama kemudian, pelayan yang tadi kembali masuk dan membawakan makanan selanjutnya.

Carolina terkejut ketika melihat makanan yang datang itu adalah sup buntut dalam porsi yang kecil.

"Sekarang jam berapa?" bisik Carolina kepada Ethan. Untuk terlihat sopan, Carolina sengaja tidak mengeluarkan handphone miliknya yang kini berada di saku roknya.

Ethan yang memakai jam tangan, melihat jam di tangannya sebelum akhirnya berkata, "12:37. Ada apa?"

"Ah tidak, bukan apa-apa," balas Carolina kemudian kembali berpikir. Jika mereka tiba di hotel ini jam 12:20, dan anggap saja 3 menit baru mereka sampai di ruangan pertemuan. Itu artinya mereka berada di ruang pertemuan ini selama kurang lebih 20 menit!

Tapi makanan yang datang berikutnya adalah sebuah sup, bukan makanan utama rendang seperti yang dimakan oleh kedua pria itu.

"Apakah itu artinya mereka memesan makanannya setelah sampai di ruang pertemuan ini dan sama sekali tidak menunggu kami untuk datang?" pikir Carolina.

Setelah melihat makanan mereka yang datang pertama kali adalah gado-gado, Carolina sudah bisa menduga bahwa makanan kali ini adalah full course, yang biasanya terdiri dari makanan pembuka, utama, dan penutup.

Tapi begitu melihat sup yang datang setelah makanan pembuka, Carolina sudah langsung bisa menebak bahwa ini bukan 3 course makanan tetapi lebih dari 3.

Tetapi jika mereka yang terlambat 20 menit tapi para pria itu sudah mendapatkan makanan utama mereka, itu artinya mereka memang langsung memesan makanannya setelah sampai di ruang pertemuan!

"Ada apa?" tanya Ethan ketika melihat Carolina tidak memakan makanannya.

"Tidak kok, tidak apa-apa," jawab Carolina yang kembali memasang ekspresi ramah dan mengambil sendoknya untuk memakan makanan itu.

Carolina yang tidak pernah memakan sop buntut sebelumnya, merasa sangat asing dengan rasanya, tapi rasanya tidak terlalu buruk.

Begitu juga dengan Ethan, setelah memastikan kepada pelayan bahwa di hidangan itu tidak terdapat kacang, Ethan akhirnya memakannya meski itu adalah pertama kali baginya memakan makanan itu.

"Aku sudah selesai makan, cepat langsung tanyakan padanya mengenai proposal kerja sama kita yang dia batalkan," ucap Mo tiba-tiba menggunakan dialek lain kepada Su.

Carolina sedikit mengangkat kepalanya ketika mendengar itu dan menatap ke arah mereka.

Melihat Carolina yang menatap mereka, Mo hanya tersenyum dan mengenakan ekspresi ramah, "Cih, ekspresi palsu lo keliatan banget, tahu!" ucap Carolina dalam hati dan membalas senyuman Mo.

"Permisi tuan Nam, bagaimana kalau sekarang kita memulai pertemuannya?" tanya Su menggunakan bahasa Inggris, Ethan yang sementara menyuapi sendok ke dalam mulutnya sedikit terkejut. Dia akhirnya meletakkan kembali sendoknya.

"Ah baik," ucap Ethan.

Melihat Ethan, mau tak mau Carolina juga menuruti Ethan untuk meletakkan sendoknya.

"Jadi kedatangan kami ke sini ingin membahas proposal kerja sama antara NamTech dan Qi Inc, apa ada sesuatu yang tidak disukai oleh tuan Nam?" ucap Su.

"Kami siap bernegosiasi jika memang ada kondisi yang tidak disukai dari pihak NamTech," Mo menambahkan dengan menggunakan bahasa Mandarin.

Carolina menyampaikan hal tersebut kepada Ethan.

"Sebelum kita membicarakan hal tersebut, maafkan aku sebelumnya, bukankah pemimpin Qi Inc saat ini adalah tuan Lu? Atau pemimpin Qi Inc sudah diganti?" tanya Ethan tiba-tiba menjadi serius.

Setelah mendapatkan pemberitahuan dari Agung bahwa dia akan ada pertemuan dengan Qi Inc, dia kembali mempelajari perusahaan tersebut dan mengetahui bahwa pimpinan Qi Inc sekarang adalah seorang pria dengan marga Lu, tapi tadi ketika berkenalan dia mendengar nama Su dan Mo.

"Woah! Tumben si apel merah sadar akan hal ini! Kirain karena dia kek anak kecil dia bakal polos! Gue juga sampai lupa kalau pemimpin Qi Inc yang baru itu marganya dari Lu!" pikir Carolina yang dulu pernah menyelidiki Qi Inc dengan identitasnya yang lain.

Su memandangi Mo, raut wajahnya terlihat kesulitan, "Bagaimana ini?" ucapnya dengan dialek lain.