'Deg... Deg... Deg... Deg...'
Suara jantung berdegup dengan kencang.
'Kumohon jantung berhentilah berdegup sekencang ini' Ucap Farrania sambil mencoba menenangkan dirinya sendiri.
Malam ini adalah malam pertama pernikahannya dengan CEO perusahaan Fitu Group, Aliando Demian Fituhely setelah pertemuan perjodohan mereka 6 bulan yang lalu.
*Klak* Suara pintu terbuka.
Mendengar suara itu jantung Farrania berdegup semakin cepat.
Ia duduk dikasur untuk melihat ke sesosok pria jangkung yang sedang berjalan masuk mendekatinya.
"Al..." Panggil Farrania dengan wajah merah merona.
Suaranya terdengar sangat lembut dan manis.
"Kenapa kamu belum tidur?" Tanya Aliando sambil duduk disampingnya.
"Mm..." Gumam Farrania. "Aku menunggumu" Lanjutnya setelah memberanikan diri dengan malu-malu.
"Menungguku?" Tanya Aliando dengan heran.
"Mm..." Angguk Farrania.
Menurunkan selimut yang menutupi tubuhnya, dia menatap Aliando dengan wajah merah meronanya. Ia berkata dengan gugup "Ini adalah malam pertama kita".
Aliando yang masih belum pulih dari keterkejutannya saat melihat tubuh Farrania secara tidak langsung melalui pakaian tidurnya yang tipis tiba-tiba terbangun oleh perkataannya.
Menahan keinginannya untuk tertawa, ia menatap Farrania dengan senyum liciknya. Ia berkata "Apa kamu sedang menggodaku?".
Ditebak dengan benar oleh Aliando, wajah Farrania semakin memerah karena malu. Namun ia menolak untuk mengakuinya jadi Farrania memutuskan untuk kembali tidur dan menutupi dirinya sepenuhnya kedalam selimut sambil berkata "Tidak. Aku ngantuk aku mau tidur dulu".
Melihat Farrania yang saat ini terbungkus sepenuhnya di dalam selimut seperti ulat dalam kepompong, Aliando tersenyum.
"Kamu sudah ingin tidur sekarang? Bukankah kamu menungguku?" Tanya Aliando menggoda.
"..." Farrania tidak menjawab.
"Istriku kenapa kamu mengabaikanku?" Tanya Aliando dengan nada suara seperti anak yang menyedihkan.
Tidak dapat mengabaikannya lagi, Farrania kembali duduk dan melihat Aliando dengan kesal.
"Apa maumu Suamiku?" Tanya Farrania sambil menahan kesalannya.
Menatap Farrania dengan serius, Aliando bertanya "Apa kamu benar-benar ingin melakukannya denganku?".
Melihat keseriusan Aliando, Farrania bergerak mendekati Aliando dan melingkarkan tangannya disekitar leher Aliando.
Dengan wajah merah meronanya, Farrania berkata "Kamu adalah suamiku. Jika aku tidak melakukannya denganmu maka dengan siapa aku harus melakukannya?".
Terpesona dengan penampilan Farrania yang malu-malu namun berani, Aliando tersenyum dan berkata "Kamu tidak diijinkan untuk menyesalinya Istriku".
Tanpa menunggu jawaban Farrania, Aliando mulai mencium bibirnya sambil menurunkan Farrania dengan lembut ke kasur dan menindihnya.
Melihat Farrania yang sedang mengambil nafas dengan terengah-engah, Aliando tiba-tiba memiliki perasaan kuat untuk menggodanya.
"Apa kamu puas dengan cara kita berciuman Istriku?" Tanya Aliando menggoda.
Farrania yang telah mengembalikan kestabilan nafasnya berkata "Apa kamu sedang menggodaku Suami?".
"Tidak. Aku hanya bertanya padamu Istriku" Kata Aliando membantah dengan tidak tau malu. "Bagaimana apa kamu puas?" Tanyanya lagi.
"Sangat tidak puas" Kata Farrania sambil menahan kekesalannya dengan sikap tidak tau malu Aliando.
"Benarkah?" Kata Aliando berpura-pura sangat terkejut. "Kalau begitu maafkan Suamimu yang buruk ini Istriku" Lanjutnya dengan tampang bersalah. "Tolong berikan Suamimu ini kesempatan satu malam ini untuk memuaskanmu oke?" Lanjutnya lagi dengan senyum menggoda.
Terpesona dengan senyum menggoda Aliando, Farrania menganggukkan kepalanya tanpa sadar.
Mendapatkan jawaban yang diinginkannya, Aliando tersenyum lalu mulai mencium Farrania kembali. Namun tidak seperti ciuman sebelumnya yang menggunakan jenis ciuman upside down kali ini ia menggunakan ciuman Perancis.
Malam yang intens diantara keduanya pun terjadi sepanjang malam.