Keesokan harinya.
Farrania terbangun dengan tubuh penuh tanda cinta dan kesakitan terutama di area antara pahanya serta pinggulnya.
"Istriku kamu akhirnya bangun" kata Aliando yang tidur menghadapnya dengan senyum cerah.
"Mm..." Gumam Farrania kecil.
"Apa kamu puas dengan pelayananku semalam Istriku?" Tanya Aliando menggoda Farrania dengan senyum liciknya.
Mendengar pertanyaan tidak tau malu itu, Farrania menatap tajam pada Aliando dan dengan marah berkata "Keluar. Aku tidak ingin melihatmu".
Menyadari bahwa Farrania benar-benar marah padanya saat ini, Aliando memeluknya dengan erat dan berkata dengan nada bersalah "Maafkan aku Istriku. Jangan marah oke? Aku tidak menggodamu lagi".
Farrania yang merasa tambah kesakitan karena pelukan Aliando yang erat berkata "Al sakit".
Mendengar suara kesakitan Farrania, Aliando segera melepaskan pelukannya dan berkata "Maaf aku tidak sengaja".
"Mm..." Angguk Farrania lemah.
Melihat Farrania yang sangat lemah saat ini Aliando merasa semakin bersalah. Semalam adalah pengalaman pertama untuknya dan Farrania namun karena ia tidak dapat menahan dirinya sendiri ia terus melakukannya bersama Farrania sepanjang malam sampai subuh tadi tanpa memikirkan perasaannya.
Merasa sangat bersalah ia berkata "Maaf ini salahku karena tidak dapat menahan diri".
Melihat Aliando yang merasa sangat bersalah Farrania tidak tega untuk terus menyalahkannya karena itu bukanlah salah Aliando sepenuhnya tapi itu juga merupakan keinginannya sendiri untuk memuaskannya.
Farrania tersenyum dan berkata dengan lembut "Aku tidak apa-apa. Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Aku akan baik-baik saja setelah beristirahat lebih lama".
Aliando tersenyum lalu mencium kening Farrania dan berkata "Kalau begitu apa kamu ingin aku membawakan sarapan untukmu terlebih dulu atau kamu ingin lanjut beristirahat dulu?".
"Aku akan lanjut beristirahat dulu" Kata Farrania.
"Baiklah. Beristirahatlah lebih lama Istriku. Aku akan menemanimu kembali setelah kamu bangun nanti" Kata Aliando sambil mengelus kepala Farrania.
"Mm..." Angguk Farrania.
Aliando pun membiarkan Farrania beristirahat sendiri lebih lama sedangkan ia melanjutkan rutinitasnya sehari-hari.
Pertama-tama, Aliando lari pagi di sekitar villanya seperti biasa. Kedua, ia mandi untuk membersihkan dirinya. Ketiga, ia sarapan di ruang makan dan terakhir ia pergi ke ruang kerjanya untuk berkerja.
Duduk di kursi kerjanya sambil menunggu komputer dihadapannya siap digunakan, HP Aliando berbunyi.
Melihat ke nama "Fery" yang tertera di layar HPnya, Aliando mengangkat panggilannya.
"Ada apa?" Tanya Aliando.
"Bos apa kamu tidak datang ke perusahaan hari ini?" Tanya Fery dari ujung telepon.
"Ya" Gumam Aliando.
Mengetahui bahwa Bosnya sudah tidak sabar lagi Fery berkata dengan gugup "Ada beberapa dokumen mendesak yang harus anda tandatangani Bos. Apa aku harus mengantarnya ke rumah anda?".
Mendengar perkataannya Aliando mengerutkan alisnya. Ia baru saja akan berbicara ketika asistennya selangkah lebih cepat darinya.
"Maafkan aku Bos. Aku yang salah karena bekerja dengan lambat. Aku tidak menduga bahwa anda tidak akan datang ke perusahaan 2 hari ini" Kata Fery dengan gugup dan sedikit ketakutan.
Mendengar perkataannya Aliando menghela nafas lalu berkata "Aku akan ke perusahaan sebentar lagi" lalu menutup teleponnya tanpa menunggu jawaban Fery.
Aliando tau bahwa ia tidak bisa menyalah Fery seutuhnya karena itu juga merupakan kesalahannya karena tidak memberitaunya terlebih dahulu bahwa ia tidak akan datang ke perusahaan 2 hari ini untuk menjalankan pernikahan rahasianya.
Jadi Aliando hanya bisa menerimanya dan pergi ke perusahaan untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat lalu kembali lagi kerumah untuk menemani Farrania mengunjungi kediaman orangtuanya.