Written by : Siska Friestiani
LoCC : 2014
Re-publish Web Novel : 9 November 2020
*Siskahaling*
"ALYSSA!!!"
Pekikan itu nyaris membuat Alyssa menyemburkan susu yang baru saja ia teguk. Ada apa lagi ini, pagi-pagi seperti ini Mario sudah teriak-teriak membuat selera meminum susu-nya hilang. Pasalnya baru beberapa jam yang lalu Mario berhenti mengomelinya karena aksi -yang katanya, menurut pria berstatus suaminya itu- membahayakan dirinya dan anaknya. Ok, ia memang tadi sempat berlari menuruni tangga saat ingin turun ke meja makan, dan itu sukses membuat Mario yang berniat mengantarkan susu ke kamar melotot dengan wajah menyeramkan siap menerkamnya hidup-hidup.
Berlebihan bukan? Ayolah, ia hanya berlari dan Mario sudah memarahinya habis-habisan. Dan sekarang apa lagi? Bahkan pria itu kini berjalan dengan begitu tergesa menghampirinya sembari mencengkram sesuatu di tangannya. Tak memperdulikan kemejanya yang bahkan belum terkancing dengan sempurna di tubuhnya.
"Ada ap-"
"Kau tidak meminum vitamin mu, huh!!" sentak Mario sembari memperlihatkan botol bening yang membuat isinya terlihat jelas. Berisi pil kecil berwarna merah yang masih penuh di dalam botol bening tersebut.
Bagus!! Pekik Alyssa dalam hati.
Ia melakukan kesalahan lagi, dan kali ini lebih mengerikan dari pada aksinya tadi pagi. Melihat raut wajah Mario yang kali ini beribu kali lipat menyeramkan, Alyssa hanya tersenyum kikuk sembari menggaruk kepalanya yang nyatanya tak gatal.
Tamat riwayatmu kali ini Alyssa.
"Ah, i- itu aku meminumnya. Emm, hanya saja beberapa hari ini aku memang sempat melupakannya."
"Beberapa hari katamu? Kau mau membohongiku, Hon? Kau lihat bukan jika vitamin ini tak berkurang sedikit pun sejak terakhir kali aku memintanya kepada dokter, Marinka. Itu sudah seminggu dan kau tidak meminumnya selama seminggu."
Telak! Alyssa tidak bisa berkilah lagi saat ini, dan memang apa yang Mario katakan benar, ia memang tidak meminumnya. Ok, Alyssa akui memang ia melupakan vitamin sialannya itu yang kini bahkan membuat Mario kembali marah-marah kepadanya.
"Aku-"
"Tidak ada yang menyuruh mu melakukan pembelaan, Nyonya Calvert" potong Mario sebelum Alyssa menyelesaikan ucapan.
Aishh, menyebalkan sekali pria bar-bar di hadapannya ini, ahhh bukankah memang dia selalu menyebalkan?
"Kau siap-siap sekarang, kita harus kerumah sakit" perintah Mario tegas.
"Untuk apa? bukankah seminggu yang lalu-"
"Aku menyuruhmu siap-siap, Hon. Tidak menyuruhmu berkomentar" lagi-lagi Mario memotong ucapan Alyssa. Jika tidak menggingat kondisi Mario yang pagi ini terlihat begitu uhhh, menggoda. Ia pasti sudah melempar gelas susu yang ada di hadapannya. Beruntung Mario dengan kondisi begitu menggoda saat ini sampai Alyssa harus berfikir ribuan kali untuk melempar perut six pack dan dada bidang yang minta di sentuh itu dengan gelas susu-nya.
"Aku tidak papa. Kau bahkan tahu hasilnya bukan jika kandungan ku baik-baik saja. Dan kau harus ingat kita memeriksanya tepat seminggu yang lalu saat kau meminta vitamin itu"
'Vitamin sialan lebih tepatnya' batin Alyssa menambahkan.
"Tidak, tidak! Aku tidak ingin mengambil resiko untuk anak ku dan juga kesehatanmu. Kau harus bersiap sekarang dan kita akan langsung kerumah sakit memeriksakan kondisimu yang sudah seminggu tak meminum vitamin yang seharusnya kau minum rutin setiap hari"
Astaga.... Bantu Alyssa untuk membenturkan kepala Mario ke dinding kamar mandi agar pria dihadapannya ini bisa sedikit waras.
"Mario-"
"Sekarang, Al" Alyssa mendengus sebal.
"Kau bukan kah hari ini ada rapat penting, Mario. Aku gak pa-"
"Kau kekamar dan bersiap sendiri atau kau memilih untuk ku bopong ke kamar dan aku yang akan menggati pakaianmu" telak, bahkan tidak ada yang bisa membantah Mario jika sudah seperti ini.
"Yakkkkk!!!" Alyssa memekik begitu merasa tubuhnya melayang dan kini telah berada di gendongan lengan kokoh Mario.
"Kau terlalu lama hanya untuk sebuah jawaban iya." Mario membopong Alyssa seakan Alyssa begitu ringan.
"Lingkarkan tanganmu, Hon. Kau akan terjatuh jika kau masih dengan keras kepala mu itu untuk tidak berpegangan" dan akhirnya, seorang Alyssa harus kembali kalah dengan dominansi dan keras kepala seorang Mario. Bukankah memang tidak ada yang bisa membantah seorang Mario Calvert?
*siskahaling*
"Tidak ada yang perlu di khawatirkan Mario, kandungan Alyssa baik-baik saja" jelas Marinka yang telah menjadi dokter khusus Alyssa sejak Alvin dulu merekomendasikannya. Dan Mario tentu saja langsung menyetujuinya. Ia tidak pernah ragu dengan pilihan sahabatnya itu.
"Sungguh tidak apa-apa? wanita nakal ini sudah membuatku spot jantung tadi pagi saat melihat vitaminnya masih utuh tak berkurang sedikit pun. Ia bahkan melewatkannya selama seminggu" Mario menjelaskan dengan begitu frustasi, begitu kira-kira yang saat ini Marinka lihat. Dan itu sontak membuat Marinka, wanita berumur 27 tahun itu tersenyum lembut. Ia sudah terbiasa mendapatkan raut wajah lusuh seorang suami yang begitu frustasi menghadapi tingkah-tingkah istrinya. Namun menurutnya, sikap Mario lah yang terlihat begitu manis sampai-sampai ia sendiri ingin tertawa melihatnya jika tidak mengingat ia harus sedikit professional dalam menjalankan pekerjaannya.
"Tidak apa-apa, Mario. Walaupun sebaiknya Alyssa memang harus dengan rutin meminum vitamin-nya. Tetapi sejauh ini belum ada yang perlu di khawatirkan, semuanya baik-baik saja mengingat kandungan Alyssa sudah memasuki bulan ke-4. Dan itu sudah cukup kuat, tidak begitu riskan seperti kehamilan di bulan pertama"
Mario mendengarkan begitu seksama apa yang Marinka jelaskan. Ia tak melewatkan sepatah kata pun dari ucapan Marinka. Dan untuk kali ini ia baru bisa bernafas lega begitu mendengar anak dan istrinya baik-baik saja.
Sedangkan Alyssa sedari tadi memilih diam, sama sekali tak menggubris percakapan Mario dengan Marinka, biarlah itu menjadi urusan mereka. Lagi pula yang hamil ini siapa? Kenapa terkesan seperti Mario yang tengah hamil. Ck, menyebalkan.
"Dan untuk mu, Alyssa. Kau tetap harus menjaga kesehatanmu. Jangan terlalu lelah mengingat usia kandunganmu sudah memasuki bulan ke empat. Hindari berdiri dan duduk yang terlalu lama. Mungkin kau bisa melakukan jalan-jalan di pagi hari, olahraga ringan yang bagus untuk ibu hamil" Marinka kini memberi penjelasan kepada Alyssa. Entahlah, Marinka merasa begitu beruntung bisa menangani pasien istimewa seperti Mario dan Alyssa.
Alyssa mengangguk mendengar penjelasan Marinka. Tangannya dengan lembut mengusap perutnya yang kini ia semakin bisa merasakan pertumbuhan anak mereka di dalam sana.
"Oh, iya? Apa kau masih mengalami Cauvade Syndrome mu, Mario?" tanya Marinka. Ia cukup mengenal kondisi masing-masing pasien yang ada di hadapannya kali ini. Apa lagi atasannya sendiri -Alvin- yang merekomendasikan dirinya kepada sepasang suami-istri yang nyatanya pun sahabatnya Alvin sendiri.
"Masih, tapi tidak separah pada awal-awal kehamilan, Alyssa. Aku hanya akan mengalaminya di pagi hari, tapi untuk dua hari belakangan ini aku tidak mengalaminya" jawab Mario. Marinka hanya mengangguk mengerti.
"Yah, Cauvade Syndrome memang hanya akan terjadi di awal-awal kehamilan sang istri dan akan menghilang dengan sendirinya. Tapi juga ada beberapa calon ayah yang akan mengalami sepanjang kehamilan sang istri" jelas Marinka masih dengan senyum lembutnya.
"Kau beruntung Mario, setidaknya anakmu Masih berbaik hati untuk tidak menyiksamu di sepanjang kehamilan, Alyssa" Marinka terkekeh.
"Yah, aku tidak bisa membayangkan jika aku harus menjalankan hidupku untuk lima bulan kedepan dengan muntah-muntah dan keinginan ku yang terkadang suka aneh"
"Dan aku bahkan berharap si kecil akan menyiksa, Daddy-nya yang selalu membuat, Mommy-nya marah-marah" timpal Alyssa yang langsung membuat gelak tawa di ruang kerja bercat biru langit tersebut.
***
Review dan Vote nya ya teman-teman.
Terima kasih sudah membaca...