pagi hari dimana semua karyawan perusahaan bersemangat memulai kerjaannya, karena hari ini hari yang ditunggu oleh CEO untuk mendapatkan proyek besar yang diselenggarakan kerja sama perusahaan ke perusahaan lain.
Shevan dan Shyaya yang mulai sibuk dengan desainnya untuk menyempurnakan grafis serta tekstur yang unik. walau lembur semalaman semangat mereka tidak pernah lesuh, hari dimana persaingan antara desainer internasional lainnya.
Shevan sengaja tidak memberikan tugas ini kepada desainer yang ada di kantornya yang profesional dia hanya yakin bisa menyelesaikan sendiri, tampa harus dibantu oleh yang lain, selain sekertaris shyaya sih yang buat gambar semakin sempurna alami.
"apa-apa saja jadwalku hari ini" tanya Shevan yang telah siap memulai.
"hari ini ada rapat desainer di jam 09.00 wib, jam 12.00 makan siang dengan pak derektur new York, jam 13.45 rapat dewan petinggi perusahaan, di jam 15.45 mengadakan rapat dengan team work."
shevan menekus kesal dengan kerjaan yang berlipat-lipat ganda lain lagi dengan penjelasan shyaya yang semena-mena, ditegur nanti nangis "udahlah" batin shevan.
"buatkan aku minum" perintah Stevan
"baik, tunggu sebentar"
Shyaya berbalik menuju pantry yang ada di ruang megah tersebut terdapat Bar mini khususnya CEO perusahaan yang menggunakannya sekali-kali tamu atau tepatnya sahabat Shevan terutama sang kakak.
yang di perintah telah datang membawa segelas minuman.
"apa ada lagi" tanya shyaya
"tidak, pergilah"
shyaya berbalik arah pintu serta menutup seperti biasa.
Shevan yang memperhatikan punggung shyaya yang menghilang ditelan pintu menegus kesal dengan sikap datar shyaya yang sejak kemarin.
"apa dia bisa setenang ini" guman stevan kesal.
tapat dimana jam telah menunjukkan pukul 08.50 pagi Shyaya meranjak dari meja kerjanya dan membawa satu mab yang berharga yang akan dijelaskan oleh CEO ke team desainer untuk mendapatkan proyek besar ini.
"Tok Tok Tok" ketukan seseorang dibalik pintu.
"masuk"
"para team desainer telah tiba di ruang rapat, apa Pak CEO ingin menuju kesanan sekarang?"
mendengar kata-kata yang keluar dari mulut sekertarisnya membuat shevan kaget dengan sikapnya yang berubah-ubah, "apa benar dia memanggil ku bapak, tumben ada rasa hormat keatasannya" batin shevan yang memicingkan matanya.
"halo Pak, apa masih dengar" tanyanya lagi yang tidak ada balasan dari sang CEO.
"tentu, ayok" ajak Shevan meraih jas yang tergantung dibelakang kursi kebanggaannya.
Tiba diruang rapat semua para team berdiri menyambut kedatangan sang CEO hingga ke tempat duduk pemimpin, dengan lambaian tangan yang mengutarakan team dipersiapkan duduk kembali oleh dang CEO. ummm enak yaa kalau jadi pemimpin.
selang satu jam lebih rapat dengan team desainer telah usai, Shyaya yang telah tiba di meja kerjanya meresa bangga apa yang telah di rapatkan dengan desainer lain, senyum manis terukir lembut diwajah cantik Shyaya.
"Ehemm"
shyaya menoleh kearah suara, dimana Shevan berdiri di depan pintu yang memperhatikan Shyaya sejak tadi.
"Ada apa" cemas shyaya yang telah berubah sikap datar.
"kenapa senyum-senyum, seperti orang gila"
"siapa yang senyum-senyum" balas shyaya cuek.
"cik, masih belum ngaku"
"Maaf Pak CEO terhormat kalau tidak ada lagi yang penting dengan saya anda boleh masuk keruangan anda sendiri"
"segera persiapkan dokumen untuk besok" perintah Stevan yang mulai meledak dengan kemarahan yang ditimbulkan Shyaya.
shyaya hanya mengangguk, dia tau kalau Shevan marah padanya tapi dia anggap itu hanya hal lucu.
'ketak ketik ketak ketik' suara keyboard yang digenggam shyaya lihai mengetik dokumen yang akan digunakan besok, kutipan-kutipan yang telah dia raih dari ruang rapat telah mengumpulkannya jadi satu sebagai dasar dan inti rangkaian berharga tidak lupa juga dia menghilangkan yang tidak penting dan menambah hal-hal baru dari otak kecilnya.
Shyaya yang sangat fokus untuk dokumen penting ini hingga dia lalai dengan pertemuan dengan direktur NEW YORK siang ini, jam telah menentukan pukul 11.35 tapi belum ada peringati untuk sang CEO. Shevan terus menerus melirik jam tangan yang dipengelangan tangan kirinya sudah saatnya dia akan berangkat menuju tempat yang telah dipersiapkan oleh sekertarisnya untuk perjamuan makan siang dengan derektur new York.
"dimana dia, apa pertemuannya dibatalkan" cemas Shevan, bilang emang dibatalkan rencana Shevan akan hancur untuk menanam saham DILUAR NEGERI, karena dari situ dia bisa membuka cabang perusahaannya di NEW YORK maupun di luar negeri lain.
"ahkkk" grutu Shevan yang meranjak keluar untuk menjumpai sekertarisnya.
"brukk"
shyaya yang sejak tadi tidak menyadari kedatangan sang CEO tiba ada yang membanting meja kerjanya yang menyadarkan dia dari layar komputer.
shyaya sangat panik dengan kemarahan Shevan yang di hadapannya dia berlahan membuka mulut tapi tatap Shevan sangatlah mematikan shyaya tidak sanggup untuk berbicara.
"Apa pertemuan dengan direktur new York dibatalkan" nada suara itu yang membuat shyaya semakin panik, dia lupa ini telah jam makan siang.
"jawab shyaya" lanjut Shevan yang geram dengan wajah shyaya yang bingung.
"ti_tidak" shyaya segera melihat jam tangannya tarrr jam telah menunjukkan pukul 11.45 sisa waktu 15 menit lagi sedangkan dari kantor ke restoran yang telah di pesankan membutuhkan waktu 30 menit.
"Maaf saya lalai, ayok kita berangkat masih ada waktu 15 menit lagi, telat dikit tidak akan masalah bukan?" shyaya telah meraih ponselnya dan juga dokumen yang ingin diserahkan, dengan keburu-buru kancing kemeja terlepas dihatam sudut meja hingga menampakkan dadah Shyaya yang lembut.
Shevan yang memperhatikan gerak gerik shyaya yang panik membuat pandangannya tidak bisa teralihkan dibalik kemeja putih shyaya tampak jelas dengan bentuk bola kembar identik bercahaya.
Shyaya yang telah menyadari arah mata Shevan, langsung menutupi bagian atas serta menatap tajam kearah Shevan.
"apa yang kamu liat"
"tidak ada, kamu pikir aku suka dengan tubuhmu yang jelek itu" guman stevan mengejek sambil berjalan keluar, padahal dia cuma buat alasan aja tuh sebenernya dia malah suka memandangi dada shyaya, heheh
"bodoh, bodoh kok bisa sih sebodoh ini shyaya" guman shyaya memukul kepalanya pelan "gimana nih, apa aku tidak usah pigi " ngrutu Shyaya mengecek pakaiannya.
Tidak ada cara lain dia harus menuntaskan pekerjaan dengan baik, dengan akalnya Shyaya melepaskan ikatan rambut panjang, umm uraian rambut shyaya mampu menutupi kekurangan kemeja yang dipakai walau masih terlihat sedikit tapi ini lebih baik dari sebelumnya.
Shyaya menusul ke mobil dimana Shevan telah menunggunya waktu mereka semakin menipis tiba shyaya duduk di samping supir, memerintahkan pak supir segera menacap gas "mudah-mudah bisa cepat nyampe" doa shyaya selama diperjalanan, shyaya meraih ponselnya memastikan email ada yang masuk atau tidak.
tiba di restoran dimana mereka telah memesan meja untuk pertemuan ini, "dimana mejanya" tanya Shevan.
"ikut dengan saya pak" jawab shyaya.
shyaya membawa sang CEO ke ruang VVIP dimana telah berada dua orang penting yang menunggunya.
"selamat siang pak derektur, maaf kami telat" ucap shyaya membungkuk.
"tidak masalah kami juga baru tiba di tempat ini" jawab seorang wanita yang berdiri mendampingi sang direktur .
Shevan dan juga shyaya berhadapan dengan derektur dan juga sekertarisnya.
"bagaimana Pak derektur, apa anda baik" Shevan memulai angkat bicara karena baru ini dia menghadapi derektur new York dan ini masih pertama Dia menghadapinya dengan ramah.
"tentu, bagaimana dengan Anda pak CEO muda" senyum mengejek dari ujung bibir derektur.
"seperti yang anda liat, perkenalkan saya Shevan"
"saya, RAKA PRATAMA WIJAYA"
"senang mengenalan dengan anda Pak derektur Raka"
"terimakasih, senang bertemu lelaki sukses seperti anda CEO Shevan" saling berjabat tangan dengan akrab.
shyaya yang melihat mereka saling berpelukan dia segera mempersilahkan duduk, karyawan restoran memberikan daftar menu spesial buat mereka, setelah semua pesanan dicatat oleh karyawan tersebut dia undur diri dari mereka yang telah asyik ngobrol.
shyaya menyerahkan dokumen kepada sekretaris Raka, dengan amat teliti segala yang dibicarakan oleh pemuda sukses itu dicatat dengan rapi point' serta intinya telah tersaling di buku kecil shyaya, hingga hidangan mereka tiba diatas meja.
***
maaf teman² masih baru upload hari ini, soalnya sibuk dengan kerjaan lain. besok-besok pasti update setiap hari☺️ jangan lupa votenya yaa
biar makin semangat updatenya🙏😇
terimakasih kakak abang☺️❤️