Kafka pulang disambut dengan senyuman Mona yang lebar. Pasalnya usai Kafka mengatakan jika dirinya tidak akan diperpanjang kontraknya, membuat Mona harus ekstra memberikan dukungan untuk suaminya itu.
"Wah kenapa nih? Kok aku jadi ngeri," komentar Kafka sambil berjalan masuk ke kamarnya.
"Aku udah diskusi sama ibu."
"Diskusi? Diskusi masalah apa?" Kafka melepaskan kaos kakinya lalu kemejanya. Tinggal kaos dalam dia langsung rebahan di kasur. Dia capek.
"Soal warung, dan aku sama ibu udah setuju kalau akhir bulan ini kita bisa buka warung tenda itu."
Kafka melirik Mona yang tengah berdiri dengan semangat dan mengatakan idenya tersebut. Kafka tersenyum.
"Terus?"
"Ya, nanti aku sama ibu bakalan masak. Kamu bantu bantuin kalo misal ada pesanan."
Kafka mengangguk angguk. "Kamu gak sayang sama duit kamu Mon?"
"Sayang, kenapa? Kan buat usaha suami."