"Maaf buat apa?"
"Karena aku kembali waktu udah jadi duda, aku udah bukan perjaka lagi. Tapi berani beraninya aku suka sama gadis. Duda miskin kayak aku," kekeh Randu sambil tersenyum getir.
"Aku gak masalah kakak duda, atau perjaka. Asalkan kakak udah menyelesaikan masa lalu kakak, itu udah cukup."
"Clau," panggil Randu.
"Hmm?"
Ingin sekali Randu menanyakan masalah perasaan Claudia padanya. Tapi pada akhirnya, Randu hanya bisa menahannya karna tak ingin suasana semakin canggung.
"Kalo ada apa apa, panggil aku ya. Aku ada di sana." Randu menunjuk ruang tamu dengan telunjuknya sambil tersenyum kikuk.
Sementara itu, Claudia yang dalam hati berharap jika Randu mengulang perkataannya beberapa hari yang lalu akhirnya hanya bisa menelan kecewanya sendiri.
Claudia mengangguk. Lalu menatap kepergian Randu malam itu.