"Iya Can. Sorry, kemarin gue langsung ke terminal bus dan pulang ke Jakarta gitu aja. Gue bingung di sana Can, dan akhirnya gue terbersit buat balik ke sini."
Terdengar helaan napas dari Candra di ujung telepon. Nanda udah siap mendengar segala ceramah yang bakalan keluar dari mulut Candra untuknya.
"Syukurlah kalau gitu. Yang penting lo gak kenapa-kenapa," kata Candra membuat Nanda langsung heran.
Laki-laki itu sama sekali gak marah padanya. Padahal Nanda udah membuatnya khawatir semalaman. Dan sikapnya masih aja seperti itu. Seperti gak terjadi apa-apa dan bukan masalah besar baginya.
"Lo gak marah sama gue?" tanya Nanda penasaran.
"Kenapa gue harus marah? Kalau itu pilihan lo gue bisa apa? Waktu itu kan gue cuma nawarin lo dan lo terima. Karena itulah gue bawa lo ke sini. Tapi karena lo gak betah di sini, jadi gue bisa maklum."
"Kalau gitu gue boleh minta tolong gak?"