"Gak nanya," sahut Dara pelan.
"Gue kan cuma ngasih tahu."
"Kok lo denger?"
"Yak an gue gak budek.'
"Terserah deh." Dara udah angkat tangan menghadapi sikap Marchel yang begitu random. Tapi ternyata anaknya menyenangkan juga.
"Ah, mikir apa aku ini. Aku kan udah punya suami dan calon anak."
"Nih baksonya," Marchel menyodorkan semangkuk bakso dengan asap yang masih mengepul di atasnya.
"Hmm, makasih." Dara menerimanya dan langsung menuang saus dan sambal ke dalam bakso tersebut.
"Lo bilang apa tadi?" tanya Marchel.
"Bilang apa? Gak bilang apa-apa kok."
"Yang tadi. Gue gak denger."
"Gak ada pengulangan. Salah sendiri gak denger."
Marchel kecewa mendengarnya.
"Yah, padahal gue mau ngerekamnya. Kan lo jarang-jarang bilang begitu."
Dara hanya meringis. Kemudian mulai memakan baksonya. Dia sengaja mengulur waktu untuk pulang, agar gak perlu sakit hati karena melihat Randu dan juga Nanda.