"Iya Mona. Rasa sayang dan kangen ibu ke kamu dan anak kamu yang bikin ibu begini. Jadi kamu gak perlu merasa bersalah ya. Gak penting siapa yang mau ngehubungin duluan. Yang penting kita udah saling memaafkan sekarang."
Setelah obrolan berakhir, Mona segera menghampiri Kafka yang sedang membersihkan warung untuk berjualan nanti sore. Mona sambil menggendong anaknya ke depan rumah.
"Ayah Ghazi," panggil Mona.
Kafka langsung menoleh.
"Kenapa? Ada apa?" Kafka melempar lapnya dan menghampiri istri dan anaknya itu.
"Tebak siapa tadi yang barusan nelepon aku."
"Sales panci?" tebak Kafka.
"TENG!"
"Sales angsuran?" tebaknya lagi.
"TENG! Bukan sales ih!"
"Hmm, apa ya?" Kafka lalu berpikir sebentar. Sementara Mona menunggu dengan tidak sabar.
"Ayo tebak dong."
"Kalau bener kasih apa?"
"Kasih anak."
"Lah. kan udah?"
Mona hanya cekikikan.
"Buruan tebak lagi."