Lois merasakan pipinya memanas setelah tangan ayahnya terayun dan mendarat di sisi wajahnya. Lelaki itu memegangi pipinya dan menatap ayahnya nanar.
"Gween nangis, katanya kamu mutusin pertunangan kalian, benar?" tanya ayahnya dengan nada suara yang sangat mengerikan. Memang harus ya sikap ayahnya seperti ini padanya, hanya karena dia tidak jadi menikah dengan Gween.
Sejak pembantu memintanya untuk menemui ayahnya di ruang keluarga. Lois merasakan firasat buruk akan hal itu. Dan ternyata—firasat buruknya itu benar benar terjadi.
Satu tangan Lois mengepal di samping sisi tubuhnya. Dia ingin marah tapi pada siapa?
"Apa Gween gak bilang apa apa sama papa?" tanya Lois sinis. Seharusnya jika Gween mengatakan hal yang sebenarnya terjadi, pasti ayahnya tidak akan marah sebesar ini padanya.
"Gak, dia gak bilang apa apa."
Lois mendecih.