"Jadi—lo yang udah bunuh anak gue?! Anak gue yang gak tahu apa-apa?!" Mata Dara berkaca-kaca. Dia merasa bersalah setiap kali mengingat calon bayinya yang harus meninggal terlalu cepat.
"Iya," jawab Nanda sambil tertawa meledek.
Dara mengepalkan kedua tangannya udah meredam emosi yang udah berada di puncak. Dia sadar ia masih bersekolah, dan Dara gak mau membuat kedua orang tuanya kecewa lagi padanya. Dia hanya ingin jadi anak yang baik.
"Terus apa lagi mau lo dari gue?" tanya Dara. Dia gak memiliki tenaga untuk melawan Nanda. Dara hanya ingin tahu apa yang diinginkan Nanda darinya.
"Lo tahu, seharusnya gue udah ngejalanin pernikahan bahagia sama Randu sejak kepergian lo. Tapi tiba-tiba masalah datang dari ibu Randu."
"Kenapa sama tante Dian?"
"Dia tahu kalau gue yang udah nyebabin lo keguguran. Dan dia minta gue buat ninggalin Randu."