Beberapa hari kemudian, Claudia tengah bersiap siap untuk dijemput oleh supir Rasta, atau lebih tepatnya supir keluarga Rasta.
Claudia yang baru saja selesai berdandan, mendengar suara bel pintunya berbunyi.
"Tunggu sebentar!" seru Claudia sambil bergerak ke arah pintu.
Namun ketika dia membuka pintu, dia melihat bayangan yang sudah lama tidak dia lihat.
"Ferdy," gumam Claudia.
Ferdy adalah teman sekelas Claudia, dia dulu sempat tinggal kelas waktu kelas satu. Maka dari itu dia lebih tua dari Claudia satu tahun.
Ferdy yang tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya pun sempat melongo. Tapi dia harus bersikap professional dan membuat ekspresi yang datar pada Claudia.
"Ferdy kan? Kamu Ferdy?" tanya Claudia memastikan. Karena Ferdy lebih tua, dia tidak pernah menyebut lo gue sama Ferdy. Sebab menurut Claudia itu hal tidak sopan.
Sama halnya pada Kafka dan Randu, dia selalu menyebut kakak atau kamu dan aku.
