"Zayn tunggu dulu, ayah ingin bicara denganmu," kata Rafael. Dia menarik tangan Zayn.
"Ada apa lagi, Yah? Zayn harus masuk ke kelas sekarang."
Rafael memandang wajah Zayn dengan saksama. Dia tahu jika ada hal yang disembunyikan dari anaknya itu.
"Ayah tahu kamu berkelahi pasti ada alasannya. Apakah ayah boleh tahu?"
Zayn tampak berpikir sebentar. Jika dia memberitahunya, mungkin hanya akan mengecewakan ayahnya. Jadi dia memilih untuk diam saja.
"Sekali kali ada rahasia di antara ayah dan anak tidak apa apa, kan Yah?"
Rafael sedikit kecewa, tapi dia tidak dapat berbuat apa apa. Toh itu sudah pilihan Zayn.
"Ayah tahu pasti kamu tak akan mengecewakan ayah."
Tersungging senyum canggung dari bibir Zayn. Dia kemudian berlari lalu menuruni tangga. Dia akan ke kelasnya saat itu juga.
Sementara itu Rafael hanya memandang punggung anaknya. Rafael tahu jika masa remaja adalah masa puber, dan banyak hal yang biasanya disembunyikan oleh anak seumuran Zayn.