Karen memegang bibirnya. Rasanya manis. Perasaan hangat merayap dalam hatinya. Dia pikir dirinya sudah benar benar gila. Mau melakukan dengan lelaki yang sudah memiliki seorang istri.
Dalam hatinya tadi, dia membenarkan tindakan dengan alasan jika apa yang ia lakukan untuk menghibur Rafka. Namun sekarang dia menyesal dan sadar, jika apa yang sudah dia lakukan adalah salah.
Tidak seharusnya dia melakukan hal itu.
**
Karen membeku di depan Rafka pagi itu. Karen sedang menggendong Rafael menuju ke bawah sementara Rafka hendak naik ke kamarnya untuk mengambil pakaian kerjanya.
Rasanya sangat aneh. Mengapa dia canggung meski hanya menatap sekilas wajah itu?
"Tidurmu nyenyak, Karen?" tanya Rafka.
Karen mengangguk lalu melewati lelaki itu.
Rafka menoleh ke belakang, melihat punggung Karen kemudian menghilang di depan matanya.
Suara pintu terdengar dibuka dari dalam. Aliya muncul dan memberikan kemeja dan juga celana untuk Rafka.