Liam mengerutkan keningnya. Nomor ponsel Karen tak dapat dihubungi beberapa kali. Padahal dia harus memberitahu keberadaan anaknya saat ini.
"Tak mungkin kan aku yang ke sana sendirian?" gumam Liam.
Dia menatap layar ponselnya lagi. Mengirimkan pesan kemudian pesan itu ternyata tertunda. Jadi besar kemungkinan Karen mematikan ponselnya.
"Apa ada sesuatu hal yang terjadi ya?" gumam Liam. Padahal ini sangat penting.
Jam sebelas malam Rafael sudah pulang. Dengan wajah lelahnya dia dan manajernya langsung duduk di sofa dan menyandarkan diri di sana.
Liam melambai ke arah Rafael.
Melihat wajah Liam yang serius, Rafael pun berdiri kemudian menghampiri lelaki itu.
"Ada apa?"
"Masalah Karen dan anakmu. Apa kamu tidak penasaran?"
Rafael sontak memandang Liam. Ia hampir saja melupakan masalah itu karena dia sendiri sudah terlalu banyak masalah.
"Bagaimana dengan Karen?"
