"Aku sudah mendapatkannya kembali. Bagus kan? Aku akan menjaganya dengan baik mulai sekarang."
Renata tersenyum kemudian mendecih. "Kenapa kamu ambil?" tanya Renata ia menoleh ke belakang hingga wajahnya menatap wajah Liam begitu dekat.
Keduanya sempat mematung, debaran jantung mereka seakan dapat terdengar jika mereka terus diam saja seperti itu.
Wajah Renata memerah, lalu kemudian dalam hitungan detik. Ia langsung mengalihkan pandangannya.
"Baguslah kalau begitu," kata Renata.
Ia masuk ke kamar. Pintunya tidak ditutup olehnya seperti biasa, hingga Liam bisa melihat jika wanita itu sedang mengemasi bajunya ke dalam tas kecil.
"Kamu mau ke mana?" tanya Liam. Dia pikir Renata sudah tak akan marah padanya lagi. Tapi dia malah ada niatan untuk pergi.
"Aku harus ke tempat nenek," jawab Renata. "Bukankah sudah ada peraturannya. Kalau aku boleh ke sana setiap satu bulan sekali."
Benar juga, Liam melupakan hal itu.
"Aku akan mengantarmu," kata Liam.
"Tak ada pekerjaan?"
