Aku berharap semua yang terjadi padaku ini hanya mimpi. Aku berharap kalau aku akan terbangun dengan melihat langit-langit kamarku, kemudian Yara dan Yesa berlari masuk lalu memelukku. Aku berharap kalau Bang Ares, Bang Dika, Yara, serta Yesa sekarang bersamaku. Namun, semua itu tinggal harapan kosong. Kesadaranku timbul tenggelam.
Aku kini berada di sebuah ruangan kosong, gelap, serta pengap. Aku tidak tahu di mana tepatnya aku berada. Ketika tersadar, aku sudah berada di ruangan ini. Tempat ini bisa dibilang kosong sama sekali. Tak ada apa pun di sini. Aku bahkan terbaring hanya dengan beralaskan tanah dan hal itu membuatku teramat kedinginan.
Aku tidak tahu sudah berapa lama penculik itu menyekapku di tempat ini. Sehari? Dua hari? Tiga hari? Entahlah. Aku benar-benar kehilangan perhitungan waktu di tempat ini. Sekali lagi kukatakan bahwa kesadaranku timbul tenggelam. Entah apa yang pria itu suntikkan padaku. Mungkin obat penenang atau obat tidur.