Aku sangat menyesal. Kenapa aku tadi tidak dia lebih parah lagi? Lihatlah! Lihat dia! Bule itu tengah bergenit-genit ria pada tunanganku. Dan yang membuatku heran, Bang Ares tanpak seolah menikmatinya.
Selama film diputar, aku sama sekali tak bisa fokus menonton. Jangankan menikmati ceritanya, aku bahkan tidak tahu judul filmnya sama sekali. Sepanjang film diputar, Bang Ares terlalu asyik menonton, Elina si bule genit sibuk bermanja-manja, dan aku? Aku terus menerus memelototi ke mana gadis itu akan mendaratkan tangannya.
Hei! Singkirkan tangan durjanamu dari tubuh tunanganku! Kenapa dia mudah sekali main peluk, sih? Oke. Mungkin Bang Ares adalah kakak sepupunya, tetapi seharusnya dia menjaga perasaanku. Apa-apaan dia! Rasanya, ingin sekali kucekik dia sampai mati, lalu kulemparkan dia keluar dari apartemen ini. Pasti menyenangkan melihat tubuhnya hancur berantakan di bawah sana.