( Usainya kesalahpahaman )
Selang beberapa menit bus datang, aku memutuskan untuk pergi ke rumah Kaka ku di Karawang. Selama perjalanan ku coba menata hidup ini kembali. Mba Susi benar aku terlalu bodoh jika mengikuti nafsu ku kemarin. Aku memikirkan apa yang akan dihadapi setelah bertemu dengan Kaka ku. Dia pasti akan melaporkan keberadaan ku pada ibu, aku harus menyiapkan seribu alasan untuk membungkam mulutnya itu.
" Akhirnya Wellcome Karawang, jangan membuat ku menyesal telah singgah di sini yah." Selagi turun dari bis aku mengoceh tak karuan, mungkin orang yang melihatku akan berasumsi bahwa aku ini gila. Sudahlah aku tidak peduli pada mereka.
Sesampainya di rumah Kaka ku.
" Assalamualaikum, Mba."
" Waalaikumsallam, Nunung. Kemana saja kamu? Kami semua mencari mu, ibu sangat khawatir keadaan mu."
Ternyata paman memenuhi janjinya untuk tidak memberitahu dimana posisiku.
" Kenapa ibu harus khawatir? Seharusnya dia lebih khawatir aku menikah dengan anak itu, aku mungkin akan mati konyol menjadi janda muda atau wanita gila."
" Apa kau tau mengapa ibu menjodohkan mu dengan laki-laki itu?"
" Aku tidak peduli itu."
" Kau harus tahu, perjodohan itu bukan sepenuhnya keinginan ibu. Ibu hanya melindungi mu."
" Melindungi dari apa, bukankah menikahkan ku dengnnya sama saja memasukkan ku dalam neraka dunia? Ibu hanya mementingkan urusannya sendiri, tanpa mau tahu apa yang ku mau."
" Tutup mulutmu, dia sakit selama kau pergi."
" Apa, bagaimana keadaannya?" Kenapa paman tidak memberitahu ku. Sial
" Kau harus telfon ibu sekarang."
" Baiklah."
Tut Tut Tut
" Halo, assalamualaikum Bu."
" Waalaikumsallam, ini siapa?"
" Nunung Bu, maafkan aku Bu."
" Nunung, Alhamdulillah kamu baik-baik saja, ibu khawatir, maafkan ibu yang sudah memintamu menikahi anak juragan Dani." Terdengar suara ibu menyekah air mata.
" Aku yang minta maaf Bu, aku sudah pergi tanpa izin ibu dan meninggalkan ibu sendiri di sana. Aku sangat menyesal Bu. Apa ibu sakit?"
" Tidak, ibu tidak apa-apa."
" Aku akan pulang Bu."
" Tak usah nak, jika anak buah juragan tau kau pulang, kau akan dalam masalah, kejarlah mimpimu di perantauan."
" Terimakasih Bu, jaga kesehatan mu, aku mencintaimu. Assalamualaikum."
" Waalaikumsallam."
Panggilan terputus. Syukurlah jika ibu sudah tidak apa-apa.
" Mba, kenapa ibu menjodohkan ku dengan anak itu?"
" Ibu di ancam, mereka akan melukaimu jika kami tidak mau menerima perjodohan ini, mereka juga memastikan kamu tidak akan bisa keluar dari kampung itu. Kau hebat juga, bagaimana bisa kabur dari anak buah juragan? Aku dengar mereka selalu menjaga rumah kita."
" Kalau aku tahu mereka mengancam ibu, aku akan menerima pernikahan itu dan meracuni mereka satu persatu. Biar mereka tahu rasa."
" Kau bisa masuk penjara bodoh."
" Setidaknya aku punya nama baik dengan membunuh mereka, setelah apa yang dilakukan pada ibu dan warga lainnya, mungkin warga pun akan ikut membantuku." Kejahatan juragan sudah tersebar luas di daerah-daerah. Penindasan terhadap warga miskin pun bukan hal baru bagi mereka. Bahkan dalam usia 26 tahun, anak juragan sudah bercerai sebanyak 4 kali. Itu karena kekerasan yang mereka berikan pada mantan istrinya, bahkan salah satu mantan istrinya bunuh diri agar bisa lepas dari jerat pernikahan, yang lainnya memilih kabur secara diam-diam, dan ada yang sampai menjadi orang gila.
" Dasar bodoh, kau belum menjawab pertanyaanku, bagaiman kau bisa kabur?"
" Kau tak perlu tahu. Mba tidak mau bertanya kemana aku selama 1 bulan ini pergi."
" Aku tidak ingin tahu."
" Kau jahat sekali, aku punya banyak cerita loh mba."
" Ceritakan."
" Kepo." Aku meninggalkan kaka ku yang masih kesal disana dan masuk menemui keponakan ku yang sedang tertidu.
Perjalanan masih panjang guys 😁
Jangan bosan membaca karena membaca jembatan ilmu 😄
Jangan lupa voute tiap bab ya💕
Tunggu kelanjutannya.
Bersambung...