Aku baru keluar dari kantor setelah melakukan meeting dengan pengurus pondok pesantren X, aku akan melakukan kerjasama dengan mereka. Setelah kesepakatan terjadi, kami pun memutuskan pulang. Aku keluar dari tempat parkir, terdengar suara seorang perempuan yang meminta tolong.
" Copet copet, tolong."
Ku tancap gas motor ku menuju sumber suara itu. Ternyata wanita itu kecopetan, segera ku kejar pencopet itu.
Setelah berada tepat di sebelah motor mereka, segera ku tendang motor itu hingga mereka pun terjatuh.
" Kembalikan benda itu, Itu bukan milik mu!"
" Apa ini milik mu? Jangan ikut campur urusan orang jika kau ingin umur mu panjang."
Perkelahian pun terjadi.
Ku patahkan jari mereka satu persatu.
Aku pun berhasil mengambil handphone wanita itu. Tak sengaja layar kunci terbuka, menampakkan foto wanita tersenyum manis terpampang jelas di layar itu.
" Ah, manis sekali." Gumam ku dalam hati.
Tunggu dia kan wanita yang aku tolong ketika di Solo waktu itu. Haha dunia memang sempit rupanya.
"Aku akan membuatnya kesal lagi, wajahnya sangat menggemaskan ketika marah."
Apa aku sudah gila ya, gadis ini membuatku bertingkah bodoh saja.
Setelah aku kembali, ku lihat dia sedang terduduk di teras pertokoan.
akting di mulai action!
" Hay nona, ini hp mu."
" Haa terimakasih tuan, telah mengembalikan hp saya."
Cantik.
" Kenapa kau harus berteriak sekencang itu untuk benda kuno seperti ini."
" Hey tuan hp ini sangat berharga bagi saya."
Lihat aku ingin mencubit pipi gadis ini. Menggemaskan.
" Barang berharga, cih sampah seperti itu kau bilang berharga."
" Tunggu, sepertinya saya pernah melihat anda."
" Benar, aku adalah pahlawan bagi mu."
" Saya pernah melihat anda sebelumnya. Tapi dimana?"
" Aku pria yang menghajar pereman yang menggoda mu dulu di Solo."
" Ah benar, kau ternyata pria menyebalkan itu yah dan sekarang aku baru tahu kalau kau juga pria yang sangat sombong rupanya."
Aku bisa gila hanya dengan melihat wajah menggemaskan ini.
" Begitu cara mu berterimakasih?"
" Tunggu, Solo-Karawang. Kau mengikuti ku."
" Nona, apa aku taada kerjaan hingga harus mengikuti mu?"
" Mana aku tahu, mungkin kau seorang pengangguran."
" Pria tampan seperti ku seorang pengangguran?"
Dia benar-benar gadis yang berbeda. Biasanya para gadis memandang ku dengan tatapan memuja sedangkan dia, hanya tatapan kebencian yang berkobar di matanya.
" Tuhan yang mempertemukan kita nona."
" Aku tak percaya pada Tuhan."
Ada apa dengannya?
" Lalu nona percaya pada siapa?"
" Aku hanya percaya pada diriku sendiri."
" Nona seorang muslim bukan?" Aku hanya mencoba memastikan, dia menggunakan hijab. pasti dia seorang muslim.
" Iya."
" Lalu kenapa nona tidak percaya pada Tuhan? padahal jelas-jelas nona seorang muslim."
" Kenapa aku harus percaya kepada Tuhan? Dia tidak pernah ada untuk membantu ku, disaat aku dalam masalah justru Dia menambahnya semakin rumit. Apa ada tuhan seperti itu?"
Mendengar jawabannya itu, aku merasa dia benar-benar kehilangan akal sehatnya.
" Nona kau sudah menjadi seorang murtad, bersyahadatlah."
" Tak perlu berceramah pada ku. Apa kau seorang ustad?"
" Aku seorang muslim, amat jauh jika dibilang seorang ustad. Aku hanya tau setiap kesulitan pasti ada kemudahan, karena sesungguhnya di dalam setiap kesempitan yang dialami seseorang, pasti ada kesempatan yang lapang, dan selalu ada jalan keluar dalam setiap kesulitan dan permasalahan yang ada (QS Ash-Sharh 94-6: Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan). "
" Pandai sekali kau bicara, karena anda tidak tahu bukan apa yang telah menimpa ku. Aku sudah berdoa berulang kali, tapi apa, tuhan tidak pernah mengabulkannya, jangankan terkabul dilirik saja mungkin tidak."
Sungguh dia wanita yang sudah amat jauh dari jalan Tuhan.
" Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang-ulang permintaan, janganlah membuatmu berpatah harapan. Allah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang Dia pilih untuk nona, bukan menurut apa yang nona pilih sendiri, dan pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang nona ingini." ( Kitab Al Hikam - Karya Syekh Ibnu Aththoillah ra.) Jika nona kembali ke jalan Tuhan dan percayakan semua pada-NYA, aku yakin semua akan indah pada waktunya, saya akan menjadi jaminannya, jika nona tetap berada dalam kesulitan tanpa pernah sedikit pun merasa bahagia, maka kau bisa memotong lidahku."
" Sungguh? aku akan siapkan pisau tajam untuk memotong lidah mu itu."
" Sebenarnya dengan fisik nona yang sempurna itu sudah termasuk anugrah dari Tuhan, dengan nona yang bisa melihat, wajah yang cantik, masih bernafas, itu sesuatu yang amat mahal yang harus nona syukuri."
" Diam kau, aku akan mencoba percaya pada Tuhan lagi, tapi ingat, aku akan memotong lidah mu jika aku tidak menemukan titik terang dalam hidupku. Bagaiman aku akan menemukan mu?"
Jika Tuhan mempertemukan ku kembali padanya aku berjanji akan membuatnya kembali kejalan yang benar.
" Aku tidak akan menghindar jika suatu hari nanti bertemu dengan nona, biar Tuhan yang mempertemukan kita. Sampai jumpa nona."
Dia kembali menaiki motornya dan bersiap menancap gas.
" Bersyahadatlah lah nona, kau telah murtad."
Aku pun pergi meninggalkannya.
Ya Tuhan bukalah pintu hatinya agar dia kembali ke jalan yang engkau ridho.
Ampunilah dia.
Kira-kira pria misterius ini suka ngga yah sama Nunung?🤔
Bersambung...
Jangan lupa voute tiap bab dan komentar ya💞