Sayangnya, begitu lama ia menunggu. Nadya tak kunjung datang. Ingin sekali ia membanting gelas minuman didepannya kalau tidak sedang dimuka umum.
Sementara itu diruangan kerja putra Kusuma, Revan tak bisa menyelesaikan semua pekerjaannya, terpaksa harus membawanya pulang. Sembari menunggu istrinya terbangung, Revan meminta Arya untuk membeli beberapa makanan.
"Nadya pasti lapar" pikirnya.
Setelah membeli makanan sesuai permintaan atasannya, Arya langsung pamit hendak pulang. Karena jam kerja sudah selesai, dan Revan pun mempersilahkan. Yang ditunggu tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
Akhirnya Revan menyusul istrinya diruangan sana, ternyata perempuan itu masih terlelap. Ia pun duduk ditepi ranjang sembari memperhatikan wajah Nadya, rambutnya yang tak tentu arah dan menutup mukanya secara acak.
Revan menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah cantik istrinya perlahan, namun membuat Nadya membuka mata.
"Selamat sore" sapa Revan tersenyum lebar.