"Kak" ucap Nadya tidak begitu jelas. "Aku sulit bernapas." Sontak si pria melepaskan pelukannya.
Si gadis pun melirik kearah jendela. Tidak seperti biasa, jika kemarin pada jam yang sama telah menunjukkan mentari pagi nan cantik, berbeda dengan saat sekarang dipenuhi gemricik dan rintik.
Mereka disapa langit gelap yang menurunkan hujan.
"Kak, aku lapar" cicit perempuan kembali dalam pelukan.
"Ayo kita makan" sambil terpejam Revan menjawab.
Tetapi, hanya jawaban belaka. Lelaki itu balik terpejam. Perempuan di sebelah merungut kesal. Beranjak dari sana, mengikat rambut sekenanya yang sedari tadi menganggu dan menempel pada wajah.
Di samping itu, Revan kembali terlelap bahkan tak tahu istrinya pergi entah kemana.
Jarum jam terus berputar, tidur di waktu pagi sungguh nikmat bagi pekerja-pekerja di luaran sana, apapun itu profesinya. Sepertinya Revan terbuai dengan alam mimpinya.
