"Hati-hati mas" ucap Wahyu. Siapa sangka, ini ucapan terakhir wahyu untuk Arya.
***
Seorang Wahyu terkejut dari lamunannya ketika Erwin, teman sekaligus karyawan kepercayaannya mengetuk pintu.
"Ada apa, Win?" tanya Wahyu sebelum Erwin mendekat.
"Pabrik sudah siap memproduksi parfum yang kerjasama dengan SC, Mas. Ini lembar persetujuan kapan di mulai" Erwin menyodorkan berkas beserta map untuk di tanda tangani.
Pekerja itu hendak membalikkan badan, ingin keluar. Namun, ditahan suara panggilan.
"Win. Kabar anakmu bagaimana?" seseorang yang di panggil menoleh.
"Maksud Mas Wahyu?" tanya nya belum mengerti.
"Aku berniat meminta Adit selalu bersama Revan, anakmu bisa belajar dunia perdagangan, kan?" terangnya, sedikit terdengar memaksa.
Erwin terdiam, meskipun dirinya jarang mengobrol dengan putra satu-satunya. Ia sangat tahu Adit ingin sekali masuk dalam dunia politik. Tetapi, di sisi lain, Wahyu sangat berjasa padanya.