Chereads / Please Fall For Me / Chapter 3 - Terenggut 21+

Chapter 3 - Terenggut 21+

"kak Alan hentikan! demi tuhan, kau benar-benar membuatku takut!" aku meneriakinya dan ia sama sekali tidak bergeming, kak Alan melanjutkan aksinya mengecup belahan dadaku hingga turun keperutku membuatku merinding dan malu disaat bersamaan.

"ku mohooon.. ughh" aku tak bisa mencegah erangan itu keluar dari mulutku. kak Alan mulai menurunkan bawahanku hingga menyisakan bra dan celana dalam berenda yang senada berwarna merah muda di tubuhku. kak Alan tidak berkedip menatap tubuhku di bawah kungkungannya. wajahku terasa panas dan memerah menahan malu namun tak bisa berbuat sesuatu untuk menutupi pandangannya, disamping itu ketakutanku makin merajalela setelah kulihat kak Alan mulai melepaskan kaitran braku sambil melumat bibirku rakus.

"kak.. Alannhh" aku menangis ketakutan bahuku bergetar hebat. kak Alan menurunkan ciumannya ke leherku dengan hisapan-hisapan kuat dan meninggalkan banyak kissmark disana-sini. kini dadaku terekspos dengan bebas dihadapannya. ia meremasnya kuat masih dengan bibirnya yang menjelajah leherku.

"henti...kanhh hikss... ughh.. sakiiit" aku melenguh yang sama sekali tak didengarkan oleh kak Alan. setelah puas menghirup aroma tubuhku kak Alan mengulum ujung payudaraku dan menghisapnya kuat membuatku memekik tertahan. aku bergerak-gerak gelisah masih berharap kak Alan mau mendengarkanku. semua terasa sia-sia setelah akhirnya kak Alan meloloskan celana dalam yang menjadi pertahanan terakhirku, aku mencoba merapatkan kakiku menghalangi pandangannya di kewanitaanku, namun tangannya lebih dulu mencegahku dan malah melebarkan pahaku. matanya memandang kewanitaanku takjub. aku sangat malu dan tangisku makin kencang. aku takut dengan kak Alan, aku takut dengan apa yang bisa ia lakukan selanjutnya. ternyata ia benar memandangku seperti bocah, karena ternyata aku sama sekali belum dewasa dan hanya sebatas bocah penakut. tidak seperti wanita-wanita diluar sana yang dengan senang hati dan pastinya lihai dalam melayaninya.

"tenanglah sayang.." suara bariton kak Alan terdengar berat dan serak menahan gairah yang memuncak. jemarinya mulai meraba kewanitaanku yang membuatku spontan menjerit, aku sangat malu dan tidak siap menghadapi semua ini.

sungguh ia melakukannya hanya karena nafsu, tanpa cinta, tanpa masih sayang dan tanpa belas kasih sedikitpun. kenapa hidupku seperti ini? berkali-kali aku merutuki nasibku sendiri.

"kau sudah basah. semua akan baik-baik saja" ia membisikkan kata-kata lembut di telingaku yang justru membuat perasaanku tak karuan. tak lama kemudian jarinya memasuki kewanitaanku, aku kembali menjerit kesakitan sambil terisak.

"ampun ka.. k ughh.. shh sakiiiit.. kak Alan hentikan.. ahh sakit"

"shhh kau hangat Lili, kau memabukkan.. sshhh" kak Alan meracau tidak jelas. aku semakin beegelinjangan menerima rangsangan yang dia perbuat padaku.

"Ohh tidak! Tidak jangan!! Aargh" aku sangat panik ketika kak Alan mendekatkan wajahnya ke kewanitaanku dan menggodanya disana. aku merasa sesuatu mendesak keluar melalui kewanitaanku.

"kak.. ijinkan aku ke toileet! akuu ingin buang air kecil.. ku mohoon" aku meminta dengan panik, kak Alan mengangkat wajahnya dan menatapku. jemarinya melakukan gerakan in out dengan brutal.

"keluarkan saja, tak apa. itu adalah orgasme" kak Alan menjelaskan dan mencoba menenangkanku.

"kak Alaann aaaahhgrhhh" aku berteriak kencang dan tubuhku mengejang. seluruh tulang dan sendiku terasa lemas. Aku merasakan cairan hangat mengalir di selangkanganku, pandanganku kabur hingga aku tak menyadari ketika kak Alan melepaskan seluruh pakaiannya. aku terkejut takut ketika melihat kejantanannya yang berukuran besar itu berdiri tegak dengan pongahnya. jantungku berdegub kencang, ingin rasanya aku berlari meninggalkan ruangan ini. aku ketakutan setengah mati.

"tidak.. kumohonn. tidakk hentikaaan.. kak, jangan. Aku takut.. hiks. arghh" aku melenguh ketika kak Alan menggesekkan kejantanannya di kewanitaanku.

"tenanglah.. semua akan baik-baik saja ughh, percaya padaku. sshh ahh.. Lili.." tak lama setelah mengatakan itu kak Alan menyembunyikan wajahnya di cerukan leherku dan mulai mendorong kejantanannya di kewanitaanku perlahan. kakiku menendang-nendang asal mencoba menghentikannya di tengah tangisan piluku.

"arrghhh shh Lili... Lili... ughh" kak Alan mendesahkan namaku dan mendesis setelah berhasil menerobos selaput daraku. peluhnya membanjiri dahinya merasakan nikmat dari pijatan lembut dibawah sana

"AAARRGH sakiit kak.. sakittt sekalii... ampuun ughhh" aku berteriak kencang meminta ampun padanya yang sama sekali tak didengarnya. ia tidak bergerak dan hanya membenamkan kejantanannya di dalamku. ia meremas dadaku untuk mangalihkan rasa sakit di selangkanganku. kejantanannya terasa besar memenuhiku membuatku sesak.

"uhh tahan Li..." aku hanya bisa menangis, lorongku terasa sakit dan perih karena ulah kak Alan yang mulai melakukannya dengan keras.

"hikss.. SAKIT kaa... kak Alan.. kejamm nhh" erangan ku terasa memilukan saat aku berusaha mengelak dari dorongan kak Alan di bawah sana.

"Lili... ahhh sshhh" kak Alan mendesis di telingaku tidak lupa dengan gerakan pinggulnya  yang makin menghentak hingga aku terguncang.

"mmmhhmm.. awwhhh.. pelan-pelan kak.. aahhh!"  desahanku yang terus memanggil-manggil namanya membuat milik kak Alan terasa semakin keras. tubuhku semakin rapat menempel erat padanya. kak Alan melakukannya tanpa ada niat memisahkan tubuh kami. ia benar-benar memelukku erat

"shhh aahhnn.." kak Alan melenguh nikmat. hujaman kak Alan terlalu cepat untuk seorang perawan yang baru terenggut membuatku benar-benar tak berdaya dibawahnya. desahanku bahkan tak bisa mengimbangi hujaman kasar kak Alan yang semakin cepat, semakin cepat hingga terasa mengoyak seluruh tubuh serta jiwa ragaku. aku menutup mata menggerakkan tubuhku gelisah dengan rasa sakit dan pilu yang menghujam.

"kakak! awwhh .... uhhh"

"sshhhh sempit sekali.."

"hiksss... kumohon..nhhh hiks.. ampuunhh"

"hmmmphhh" kak Alan melumat bibirku yang sudah membengkak sejak tadi tanpa mengurangi ritme pinggulnya.

"AAAGHH oohh kak Alaannhhh aaarghhh!!!" aku berteriak kencang mencapai klimaks, sedangkan kak Alan masih asik menikmati tubuhku semakin liar dan brutal hingga tak lama aku merasakan miliknya semakin membesar di dalamku.

"sudaah kaa.. k sudaahhh" aku memohon di sisa-sisa tenagaku. tanganku yang diikat sudah mulai mati rasa dan pegal.

"sebentar lagi.. tahanhh. sayang.. ssh sempit dan hangat sekaali.. ahh" dada bidang kak Alan menghimpitku erat dan bibirnya sesekali melumatku rakus

"AARRHHHHHH OHH.... shhh" kak Alan menggeram tertahan, tubuhku bergetar merasakan semburan cairan hangatnya didalamku yang terasa begitu melimpah hingga meluap keluar melalui celah kami. ia menekan-nekan miliknya didalamku menikmati sisa-sisa klimaksnya. kami sama-sama sibuk mengatur napas masih dengan keadaan saling menyatu. ia sama sekali enggan beranjak dari sana. aku menggerak-gerakkan tanganku merengek ingin dilepaskan. kak Alanpun melepas ikatan dasinya dari tanganku.

kupikir semua sudah selesai sampai aku merasakan kejantanannya kembali mengeras di dalamku. aku terbelalak kaget menyadari hal itu

"kak Alan.." gumamku lirih menatapnya tidak percaya

"aku belum selesai denganmu" jawabnya dengan nada rendah dan serak. tatapannya kembali berkabut

"oohhh tidak ampuun aku.. ahhh!!" kak Alan tidak memberiku waktu lama untuk beristirahat dan kembali menyerangku semaunya dan sesukanya. sama sekali tidak mendengarkan tangisan piluku dan permohonanku yang memintanya untuk berhenti. malam ini benar-benar terasa panjang dan menyakitkanku. baik fisik maupun kalbuku.

ya, aku diperkosa suamiku.