Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

A Dreams

slyviaviels_
--
chs / week
--
NOT RATINGS
6.7k
Views
Synopsis
cerita berawal dari sebuah mimpi yang dialami gadis 17 tahun bernama Vivi Sekar putriyasih, dengan anehnya mimpi yang dia alami selalu terhubung dengan mimpi sebelumnya. Didalam mimpinya dia bertemu seorang laki-laki bernama Rama berparas khas Asia dengan tinggi badan 179, berlesung pipi dan senyum manis rupawan, membuat Vivi lama kelamaan memiliki perasaan pada laki-laki tersebut. Namun, bagaimana mungkin mereka bersama dunianya saja beda? akankah takdir mereka akan bersama? yuk langsung di baca aja ceritanya yah salam kenal
VIEW MORE

Chapter 1 - #1 Awal dari semua

Disinilah aku di terminal berdiri menunggu bus yang akan mengantarkanku ke Sukabumi mengunjungi ibuku, aku memang tak tinggal dengan ibuku karna aku tinggal dengan ayahku dan ibu tiriku setiap akhir minggu aku pasti mengunjunginya. Ayah dan ibuku memang sudah tidak ada ikatan lagi mereka bercerai saat aku kelas 5 SD. Orang tuaku memiliki 2 orang anak, aku yang masih bersekolah kelas 2 SMA dan kakakku yang sudah menjadi mahasiswa di universitas padjajaran bandung dia mengambil jurusan hukum disana.

Bus untuk hari ini benar-banar lama deh aku sudah menunggu hampir 1 jam disini tapi bus tak kunjung datang seharusnya bus sudah tiba disini.

Sebal rasanya menunggu bus sendirian sedangkan yang ditunggu tak kunjung datang selagi menunggu bus dapat ku lihat seorang pria dengan motornya menuju ke arahku.

Motor nyaring dengan knalpot yang di modif dan pria itu pun tepat berhenti di depanku. Aku dapat melihat tato yang entah bergambar apa, penampilannya tampak seperti preman pasar dengan rambut gondrong ala idol korea jaman dulu. Untuk apa dia berhenti tepat didepanku aku menatapnya heran.

"Aku anter yuk?" Tiba-tiba dia berbicara padaku

Aku tak jawab pertayaan dia, memang raut wajahnya terlihat alim dan sedikit tampan tapi dandanannya nakutin orang-orang. Dia masih saja bertengker di motor nyaringnya itu dengan menatapku intens

"Aku anter yuk?" Dia berujar lagi

Aku memalingkan wajahku kearah lain takut-takut dia benar-benar preman yang mau malak ongkosku

"Ayo aku anter?" Ajak dia lagi

"Memang kau tau kemana aku mau pergi?" Terpaksa aku menjawabnya karna dia memang mengganggu

"Tidak" jawab dia sambil menggelengkan kepalanya

Aku tersenyum sinis mendengar jawabannya, untuk apa dia mengantarku, tiba-tiba dia menarikku secara terpaksa entah kenapa aku dengan mudahnya menjadi penurut. Aku naik ke motor nyaringnya, sepertinya aku diculik tapi aku tak tau ini penculikan atau apa masalahnya dia terlihat seperti preman dan sepertinya aku benar diculik oleh seorang preman

Duhh teriak gak yah

.

.

"Ini dimana?" Tanyaku sesampainya di tempat tujuan dia

"Sini" ujarnya manarik tanganku 'LAGI'

"Waaahh, pemandangannya keren" ucapku takjub melihat pemandangan bukit yang indah

"Benar bukan?"

"Apa?"

"Kau bakal menyukai ini, dan kau bakal menyukaiku"

"Hah?" Apa sih maksud si preman ini, belom selesai aku memandangi bukit yang indah itu dia menarik tanganku menuju sebuah rumah yang tidak terlalu besar tapi terpancar kehangatan didalamnya aku rasa begitu

"Ini rumahku" ujarnya

"Aku tidak meminta untuk kerumahmu" jawabku, pandangan mataku tertuju pada sebuah poto besar di ruang tamu

"Ini semua keluargamu?"

"Mmm" dia jawab

Aku mengikuti dia dari belakang, entah dia akan kemana dan dengan tujuan apa dia membawaku kerumahnya

"Ini semua keluargaku" ucapnya menengok kearahku ketika kami memasuki sebuah ruangan

"Hallo" ujarku dan bersalaman dengan orang-orang yang berada di tempat itu aku tak tau ruangan apa ini, mungkin ruang keluarga

"Kau pacarnya Rama?" Ujar ibu-ibu yang duduk di pojokan kursi dekat kulkas

"Bukan" ujarku langsung, aku saja baru tau nama dia Rama

"Dia bukan pacarku sekarang mah, tapi nanti dia jadi pacarku" ujar Rama, aku hanya menatapnya heran

"Anda ibunya?" Tanyaku

"Iya, namamu siapa nak?"

"Dia Vivi mah" jawab Rama, bagaimana bisa dia tau namaku ketemu saja gak pernah eh apa dia stalkerku yah

"Kok kamu tau?" Tanyaku, belum juga di jawab sama Rama dia udah narik tanganku duluan ke ruangan lain

"Tante?" Tanya Rama

"Iya, ram"

Aku melihat tantenya sedikit terdiam, Rama menatapku menyuruhku salaman dengan tantenya aku pun langsung menyalaminnya yang aku heran kok tantenya kayak seumuran dengan ku yah

"Rama, nama kamu Rama kan?" Tanyaku padanya

"Iya, sekarang kamu tau namaku"

"Kamu lahir tahun berapa?"

"1999"

"Kamu sekolah?"

"Aku udah lulus tahun lalu"

"Smk? Sma?"

"Smk, bagian otomotif" jawab rama melihat-lihat motornya yang sudah banyak di modif

"Cowok kebanyakan suka otomotif yah tante?"

"Memang, eh nama kamu siapa?"

"Panggil vivi aja tante"

"Assalamualaikum. Ram, lagi ngapain?"

"Waalaikum salam, lagi bongkar pasang daf"

"Eh itu siapa?" Tanya daffa

"Pacar, iya kan sayang" jawab rama

"Eh, bukan" jawabku, dan berdiri menghampiri mereka, apa-apaan dia panggil aku sayang

"kenapa kamu pake tato? Temen kamu aja cuma boongan tatonya?" Tanyaku sama Rama

"Ya pengen aja"

"Dia emang gitu, semenjak lulus sering banget pake tato-tatoan" ujar Daffa

"Kamu bisa ngehapus ini tato? Kamu keliatan jelek pake ginian" ujarku blak-blakan

"Ah dia mah susah" ujar Daffa, Rama hanya mendelik jengkel padanya

"Daffa, temenan udah lama sama Rama" tanyaku

"Dari orok"

"Hah, beneran?"

"Iya, nama kamu siapa?"

"Kepo banget sih lu Daf?" Sambar Rama

"Yee, biarin keles"

"Vivi" jawabku

Aku liat Rama menyalakan rokoknya, dan menghisap rokonya dan tentu saja aku menatapnya karna tak suka

"Aku tidak suka pria yang merokok" ujarku, tak disangka dia langsung membuang rokok itu "kau penurut yah" ujarku lagi

"Aku juga gak suka sama pria yang ber-tato" ujarku lagi memancing dia

"Aku gak bisa langsung ngehapus tato ini" jawab dia bingung

"Terus aku gak suka sama pria yang rambutnya gondrong"

"Kamu mau aku botak?" Tanya dia

"Nggak juga, setidaknya kamu terlihat rapih baru aku suka" ujarku sambil tersenyum manis padanya, entahlah kenapa aku begini

"Wahh, Vi kamu keren deh" ujar Daffa

"Kenapa?"

"Kamu cewek pertama yang Rama bawa ke rumahnya, dan pertama juga Rama nurut banget sama cewek" ujar Daffa, Rama langsung ngejar Daffa yang lari, mereka benar-benar sangat dekat

"Vivi, ayo kita pergi?" Teriak Rama dari kejauhan

"Kemana?" Tanyaku

"Udah ayok cepet" katanya lagi

"Tante aku pergi yah!!" Ucapku pada tante yang tertidur di kursi panjang tak jauh dariku berdiri

Aku pun keluar dari ruangan ini menuju halaman rumah yang luas menyusul Rama yang udah nunggu di ujung taman tapi aku gak liat Daffa

"Daffa mana?" Tanyaku setelah sampai

"Mati"

"Hah? Beneran?"

"Ya enggak lah dia udah pulang, lagian kamu larinya kayak keong"

"Ihh, nggak kok"

"Kamu kan nggak liat, yaudah cepet naik"

"Mau kemana?" Tanpa tau mau kemana aku nurutin perkataan dia, dia pun menyalakan mesin motornya dan kita menyusuri jalan

"Mau kemana sih?" Tanyaku lagi

"Katanya suka pria yang rapih"

"Mau potong rambut?"

"Iyalah" aku tersenyum mendengar jawabanya, aku tidak kenal Rama siapa tapi aku merasa nyaman dengannya aku tidak menyukainya tapi aku kira akan mulai menyukainya

"Kamu gak mau turun kita nyampe ini"

"Oh udah nyampe?"

"Belom, ya udah lah gimana sih kamu"

Kami pun memasuki tempat cukur ini

"Mau model gimana?" Tanya Rama sambil menyodorkan selebaran gaya potongan rambut

"Aku yang milih? " tanyaku menatapnya

"Iya"

"Yang ini aja ini keliatan rapih dan cocok buat mukamu"

"Bang yang ini, kerjainnya cepetan kesian cewek saya nunggu kalo kelamaan"

Apa sih ni cowok, seenak jidat bilang aku ceweknya. Aduuuhh kenal aja baru 3 jam

Huuaaaahh aku ngantuk, aku pun tertidur

○●○

"Vivi, bangun" aku mendengar suara mamah membangunkanku, kenapa bukan suara Rama

"Vivi, bangun ini udah siang, enak yah mamah capek sendiri kamu malah molor enak kayak gitu"

Aku pun terbangun setelah mendengar ocehan mamah yang menggelegar

"Hah? Kok aku disini, tadi cuma mimpi?"

"Tadi cuma mimpi, beneran?" Tanyaku lagi pada diriku

Seakan tak percaya aku mencubit lenganku dan ternyata sakit, yaampun kenapa harus mimpi, aku ingin itu nyata Rama yang udah potong rambut aku pengen liat dia

Setidaknya dalam mimpi aku tidak kepikiran sama Jidhan yang udah nyakitin aku untuk kedua kalinya.

Aku mau lupain Jidhan yang cuma bisa nyakitin aku, saat aku lagi sayang-sayangnya sama dia, dia malah ninggalin aku tanpa sepatah katapun. Kadang kalau aku ingat dia, aku ngerasa kesel sendiri aku udah baper sama dia uuuhhh Rama kenapa cuma ada di dalam mimpi aja sih

Aku Vivi Sekar Putriyasih, masih seorang pelajar SMA tingkat dua. Masuk jurusan IPA, aku sudah pernah disakiti sama cowok yang sama untuk kedua kalinya namanya Jidhan, pertama dia selalu ngehubungin aku lewat dm di ig saat aku kelas 1 dan yang kedua dia ngehubungin lagi lewat ig dan minta no wa aku, dan kedua kalinya itu aku tersihir oleh dia kenapa juga aku bisa menyukai pria seperti itu, dia memang teman Smp ku dulu saat aku masih kelas 7 di kelas yang sama, selama chat-an aku ngerasa kalau dia tuh sering merhatiin aku dari dulu, dan mungkin dia baru berani menyatakan perasaannya saat ini

Tapi sekarang aku mulai coba lupain dia yah walaupun hari-hariku sekarang terasa sepi akan tidak adanya kehadiran seorang pria yang hampir setiap saat membuatku tertawa, menyanyikan lagu untukku, bercanda, ngobrol yang gak nyambung tapi asik. Ya tuhannn tolong aku agar bisa melupakannya

Ya aku hanya berharap malam ini aku bisa bertemu Rama dalam mimpiku lagi, yang bisa membuatku tertawa lagi, yang selalu nurut akan kata-kataku, yang menarik lenganku semaunya, preman pasar yang buatku penasaran aku ingin bertemu dia kembali

☆☆☆