.
.
.
Sepanjang perjalanan kesini aku jadi kepikiran mimpi aku semalem bahkan pas diangkot sampe kelewatan turun depan sekolah kok jadi kangen Rama yah padahal kan cuma dimimpi coba kalo asli yah cuma berharap doang kok
"Eh Vi, udah ngerjain tugas MTK belom? Liat dong kalo udah!" Tanya Ara teman sebangkuku
Baru saja sampe kelas sudah diminta contekan PR sama Ara, aku pun mengeluarkan buku pr dan memberikannya pada Ara yang sudah menanti-nanti dengan muka berbinar
"Makasih Vivi cantik aku pinjem dulu yah!" Kata Ara senyum-senyum kesenangan
"Heii guys yang belom pr MTK sini-sini kita niron bareng" teriak Ara kesemua anak kelas
Yaelah tu anak sibuk amat sih padahalkan kalo mau nyontek tinggal nyontek aja sibuk amat teriak-teriak segala
"Ah ngantuk mending tidur" ucapku
○●○
" Vi bangun aku udah selesai nih" Yaampun si Ara rese banget sihh orang baru tidur sebentar udah dibangunin
"Ra bentar lagi ah, masih ngantuk semalem tidurnya kurang" ucapku masih memejamkan mata
" Vi ngimpi yah? Ayo dong bangun malu diliatin orang-orang yang ngantri di cukur"
Ehh bentar kok Ara ada ditempat cukur, kok suaranya cowok? Aku langsung bangun dan melihat muka orang yang tepat didepanku
RAMA?
Kok Rama kan tadi Ara? Bukannya aku lagi ada dikelas yah tadi? Kok ditempat cukurr
"Nah gitu dong bangun! Gak usah kaget gitu dong, muka aku jadi nambah gantengkan"
"Rama?"
"Yaampun sampe gak kenal gitu ah"
"Kok bisa gini sihh" kan tadi aku di kelas kok disini
"Yabisalah gantengkan!"
"Duhhh pusing ah, Kok bisa sihh apa aku lagi ngimpi lagi nih" ucapku
"Ngimpi? Ahh masih ngelindur nih kamu"
Tiba-tiba Rama menarik tanganku keluar dari tempat cukur ini dan menyuruhku menaiki motornya
"Ehh mau kemana?" Tanyaku
"Masih ngantukkan?" Tanyanya
"Nggak kok udah bangun ini"
"Gak percaya! aku ajak kamu ke tukang bakso yang enak disini yah"
"Kok tukang bakso sih"
"Biar kamu gak ngantuk kan"
Motor yang kita naiki pun berhenti tepat didepan warung tukang bakso yang sedari tadi disebutkan Rama
"Beneran makan bakso nih?" Tanyaku sedikit tak percaya
"Iyalah pasti kamu nanti ketagihan sama rasa baksonya"
Aku tersenyum tipis padanya dan mengikuti dia masuk kedalam warung bakso ini
"Mang Baksona 2 mangkoknya" ucap Rama (bang baksonya 2 mangkok)
"Siap Ram!"
"Kamu udah kenal sama tukang baksonya?" Tanyaku
"Udah dong aku kan langganan kesini sama daffa" aku hanya mengangguk-angguk mengiyakan
Tak berselang lama bakso pun tiba Rama langsung menambahkan baksonya dengan saus, kecap, cuka, dan sambal sambil mengaduk rata semua komponen penyedap tambahan tersebut dan memberikannya padaku
"Eh kok?" Tanyaku bingung aku kira itu buat dia ternyata dia sengaja mencampurnya untukku
Serasa senang, padahal cuma dikasih bakso doang sama dia
"Ayo dimakan kok bengong" ujar Rama
Aku mengangguk sambil meyendok bakso dan memasukkannya kedalam mulutku menggigit dan mengkoyak-koyak bakso dengan mulutku, dapat aku rasakan rasa bakso yang benar-benar enak seperti yang Rama katakan
"Wahh ini enak" ucaku pada Rama
"Kan aku sudah bilang"
Benaran deh ini baksonya enak banget ditambah lagi komponen-komponen yang ditambahkan sama Rama
"Kamu lahap yah!"
"Haha maaf kayaknya aku laper deh" ucapku malu
"Sudahkan?" Tanya dia
"Makannya?" Tanyaku balik
"Iya"
"Nambah lagi boleh?" Ucapku sedikit malu bilangnya
"Oh tentu saja boleh, mang samangkok deuinya" kata dia (bang semangkok lagi)
"Kamu gak mau nambah lagi?"
"Semangkok berdua aja sama kamu"
Mulai deh tuhh gombal recehh
.
.
.
Setelah menghabiskan 2 mangkok bakso aku dan Rama pun pergi dari warung bakso itu dan menaiki motor Rama lagi entah aku akan dibawa kemana lagi sama Rama
"Kan kamu udah gak ngantuk dan udah kenyang lagi yah, gimana kalo sekarang kita kepasar malem aja?"
"Pasar malem?"
.
. .
Wahh banyak banget wahana permainannya ini disneyland ato apaa yaampun pengen naek semuaa
"Naik ini yuk Ram benarani gak?" Tantangku
"Beranilah cuma kora-kora mah kecil"
Aku pun menarik tangannya menuju wahana dan membeli tiket yang harganya cuma 8000 murah meriahkan!
Aku dan Rama duduk di baris ke tiga dari kanan penjaga wahananya menginstruksikan kita untuk memakai sabuk pengaman agar keamanan diri kita terjaga. Dapat ku lihat kalau Rama baik-baik saja tak terlihat raut tegang pada wajahnya
Pelan-pelan kora-kora ini pun mulai bergerak masih belum seberapa, tak lama kemudian gerakan kora-kora ini semakin cepat
"STOOOPPPP!"
Teriak seseorang disampingku, tentu saja itu membuatku terbahak-bahak nyatanya penampilan preman pasar seperti Rama bisa ketakutan cuma gara-gara wahana seperti naga ini
"Katanya kamu gak takut?" Ucapku melihatnya ketakutan
"Stooppp, mang stoopp sienn ihh erenkeun ah" teriak Rama lagi benar ketakutan (stop bang stop takut ihh berhentiin ah)
Jujur aku tertawa melihatnya walaupun aku tak mengerti bahasa yang dia ucapkan karna memang aku bukan orang sunda aku hanya seorang anak pindahan
Semua orang yang menaiki kora-kora banyak memandang Rama heran, bahkan ada yang tertawa terbahak-bahak sepertiku
"Mang ngges ihh erenkeun paraur yeuh" teriaknya lagi (bang udah berhentiin takut nih)
Kok lucu yahh
"Mau berhenti?" Tanyaku padanya dia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya yang membuatku tersenyum dia sangattt lucuu
Uuweeekk uuwekkk
Nyatanya dia tak seberani penampilannya padahal cuma naik ginian tapi sampai muntah begitu, aku pun mengelus-elus lehernya agar semua isi di perutnya dapat dia keluarkan
"Sudah? Katanya berani?" Tanyaku meremehkannya
"Maaf gak jujur sebernernya aku takut ketinggian"
"Kenapa gak bilang aja dari awal aku kan bisa minta naik permainan komedi putar yang lagi dinaikin anak-anak kecil itu" ucapku menunjuk arah komedi putar di sebelah kiriku yang ditumpangi anak-anak kecil dengan ditemani ibu dan ayah mereka
"Naek itu yuk" ucapku lagi, padahal aku tau dia masih terlihat tidak dalam keadaan baik-baik saja
Aku menarik tangannya untuk membeli tiket agar aku dan dia bisa menaiki komedi putar ini, tapi kenapa kepalaku terasa pusing seperti ini setelah itu aku gak sadarkan diri
Dapatku dengar suara Rama yang memanggil-manggil namaku
○●○
"Vi bangun" aku merasakan seseorang menggoncang-goncang tubuhku
"Vi BANGUNNN" seseorang berteriak tentu mengagetkanku
"YA" saking kagetnya aku balas panggilan tersebut dengan kencang
"Kamu kerjaannya tidur mulu yah Bapak dari tadi udah nerangin di bor kamu ngerti gak"
Eh bentar dulu kok aku ada dikelas sekarang? Kok aku disini bukannya aku lagi di pasar malem? Kok disini
"Kok bengong coba kamu isi soal yang dipapan tulis sekarang" suruh Pak Dindang
"Bentar pak aku masih bingung kenapa bisa kayak gini?"
"Masih bingung? Kata temen sekelas kamu, kamu yang ngerjain tugas MTK ini mereka bilang nyontek dari kamu kok masih bingung?"
"Iya kok aneh yah pak kenapa aku disini?"
"Ih Vi yang bener kalo diajak ngomong sama guru" bisik Ara dari sampingku
"Duhhhh pusing ahh" ucapku dan berdiri menuju papan tulis didepan kelas dan memcoba mengisi soal yang pak Dindang tugaskan kemarin
Aku mengerjakan soal ini dengan benar ya kupingku bisa mendengar tepukan tangan dari teman-teman kelasku dan aku kembali duduk di bangkuku kembali
"Kok kamu kayak bingung sih kan kamu itu bisa ngisi di pr di papan tulis tanpa liat buku lagi kamu keren Vi" tanya Ara
"Aku aja gak ngerti Ra"
"Gak ngerti?"
Kringggggggg
Bel istirahat pun berbunyi menandakan datangnya penantian perut yang sudah bergemuruh minta jatahnya diisi
"Vi yuk kekantin"
"Gak ah udah kenyang"
"Beneran?"
"Iya Ra udah kamu ama yang lain aja yah pasti kamu laperkan"
"Yaudah aku pergi yah"
Setelah Ara pergi aku melanjutkan pikiran keherananku yang terus menjalar pada otakku, mengapa bisa semua kejadian di mimpi terasa begitu nyata dan aku benar merasakan perutku kenyang seperti ini dan memang dalam mimpi aku makan 2 mangkok bakso tapi ini benar terasa aneh untukku
.
.
Tiba-tiba saja Vivi yang berada di depanku dengan menarik tanganku terjatuh pingsan
"Vi, bangun"
Aku terus menepuk-nepuk wajahnya yang benar-benar tak sadarkan diri
"Vivi bangun"
"Kunaon atuh jang eta si eneng teh?" Tanya salah-satu dari kerumunan orang-orang (kenapa si cewek itu)
"Abdi ge teu teurang pak" (saya juga tidak tau pak)
"Pak dimananya ruang gawat darurat?"
"Hayu jang ku abdi ditujukeun" salah satu bapak-bapak menawarkan diri untuk mengantarku ke tempat penanganan (ayo sama saya ditunjukkin)
Aku pun membopong Vivi mengikuti bapak-bapak di depanku ini
"Tah jang didieu we nya tungguan weh ku ujang si neng na bisi kunanaon" ujar bapak tadi (nih kamu disini aja tungguin dia takut kenapa-kenapa)
"Enya pak hatur nuhunnya pak" bapak tadi pun keluar dari ruangan ini dan pergi (iya pak terima kasih pak)
"Vi, ayo dong bangunn"
Masih aku liatin dia yang terus tidak membuka matanya kenapa bisa coba dia pingsan tiba-tiba seperti itu
.
.
.
"Eh Vi bengong aja, kamu mikirin apa sih" tanya Ara tiba-tiba mengagetkanku
"Eh iya Ra aku pengen cerita nih"
"Yaudah cerita aja gak usah ijin segala"
"Ra aku aneh nih, tadi kan aku tidur yah! Kamu tau aku tidur lama gak?"
"Uhh lama banget Ra pas pak dindang masuk aja kamu udah kayak kebo susah dibangunin makanya aku nyuruh si Riro buat duduk depan kamu manfaatin bodynya biar nutupin kamu Vi"
"Kamu emang sahabat akuu, eh tapi kok pak dindang tau aku tidur"
"Ya dia dari tadi liatin bangku kita soalnya"
"Oh iya kamu tau pas tidur aku ngimpi!"
"Yaiyalah tidur mah ngimpi gimana sih"
"Eh nggak-nggak ngimpi aku tuh aneh Ra, mimpinya nyambung sama mimpi aku semalem!"
"Haha tumben ngimpi kayak gitu" Ara menatapku heran seakan tak percaya dan malah tertawa mendengarnya
"Ehh benaran Ra, itu yang buat aku bingung"
"Jadi kamu emang mimpi apa sih"
Dia mulai antusias mendengar ceritaku dan mengalihkan pandangannya yang tadinya fokus sama tugas Pkn beralih pada wajahku
"Vi, bisa ngomong sebentar?" Tanya seseorang dari depan pintu kelas
"Jidhan?"
☆☆☆