"Mau ngomong apa lagi?" Tanyaku
"Vi, sebenernya tuh aku gak ada hubungan apa-apa kok sama Ines" ucap Jidhan
"Terus? Kamu pikir aku peduli?"
"Vi, aku pengen kita kayak dulu lagi!"
Apa-apaan banget sih dia ngajak balikan dengan seenaknya setelah semua yang dia lakuin ke aku
"Maaf aku gak peduli"
"Vi, aku cintanya sama kamu bukan sama ines"
"Terus kelakuan kemarin, kamu sama Ines di kantin itu apa, pake suap-suapan segala lagi!"
"Tuh kan kamu masih peduli kan sama aku masih cinta kan sama aku?"
"Dih pede banget sih, maaf yah aku tuhh udah gak mau lagi berurusan sama kamu jadi tolong jangan ganggu aku lagi"
Aku pun pergi dari hadapan dia namun tiba-tiba tangaku ditahan olehnya. Aku menatap dia sinis
"Apa lagi sih?"
"Vi mau kan jadi pacar aku lagi?"
"Makasih aku gak tertarik" aku menghempaskan tangannya dan langsung pergi dari belakang kelasku ini
Aku sebal dengan sikap dia yang terus-terusan berubah bahkan dia sampai membuntutiku bersekolah di sini aku tau dia benar menyukaiku tapi sikap playboy nya itu yang buat aku tak tahan terhadapnya apalagi sikap dia kalo ngeliat cewek cantik sedikit aja dia langsung keganjenan ngedeketin cewek cantik itu, dia buat kesel terus
Sesampainya di kelas Ara langsung menghampiriku
"Kamu ngomong apa sama Jidhan? Ngajak balikan yah?"
Itulah Ara dia udah tau kalo Jidhan tuh gitu orangnya. Udah nyakitin cewek minta dipulihkan lagi emangnya gampang apa?
"Kamu tau kan dia gimana?"
"Terus kamu terima dia lagi?" Tanya dia antusias
"Ya enggak lah buat apa gak penting amat sih" balasku mengingat Jidhan memang buat kesal
.
.
"Vi kamu pulang sendiri yah! Aku mau kerja kelompok dulu" ucap Ara
"Ok Ra, aku duluan yah"
Aku pun berjalan keluar kelas sendiri kebanyakan teman-teman yang lain belum menyelesaikan tugas Fisika yang ditugaskan membuat power point, untungnya kelompokku sudah selesai mengerjakannya dan aku akan bebas hari ini bisa tidur lebih awal dibanding hari kemarin
"Vivi" panggil seseorang
"Eh ka Irfan, ada apa yah?"
"Ini loh kamu kepilih buat ikut lomba basket buat 2 bulan kedepan kamu siap?" Tanya ka Irfan
"Wahh beneran ka?"
"Iya kamu kan jago Vi wajar kalo kepilih"
"Jangan gitu ka, yang lain juga masih banyak yang jago kok lebih dari aku"
"Kamu mah suka rendah diri gitu Vi, eh Ara mana? Biasanya sama Ara"
"Oh Ara lagi kerja kelompok ka"
"Kamu pulang sendiri dong?" Tanya ka Irfan lagi aku mengangguk mengiyakan
"Yaudah bareng aja yuk pulangnya?"
"Oh iya ka Ayo"
Kak irfan itu kakak kelasku dia di tahun terakhir dan dia juga kapten tim basket di sekolah kami, kak irfan tuh udah ganteng, tinggi, atletis gitu badannya ditambah kapten tim basket lagi uhhh idaman
Aku terus menatap wajah kak irfan yang tanpa diduga aku tertangkap basah olehnya
"Ada apa Vi, liatin kakak mulu" tanya kak irfan
"Haha enggak kok kak cuma bersyukur akan ciptaan yang di buat sama Allah" ucapku malu-malu
"Aku maksud kamu?"
"Iya lah kak irfan siapa lagi"
"Haha kamu lebih indah dari alam semesta ini Vi"
"Hah?"
Aku menatapnya bingung apa maksud kak irfan
"Ada angkot Vi, naik sekarang yah"
Aku mengiyakan dan menuruti langkah kaki kak irfan yang tepat di depanku
"Oh ya kak, bukannya kakak udah mau ujian sekolah yah?"
"Iya kenapa emang?"
"Kakak gak ikutan les privat gitu kak bimbel atau?"
"Belajar di rumah juga bisa kok sama aja kayak bimbel kan lebih asik belajar sendiri Vi, gak usah ribet bayar gurunya jadi gak nyusahin orang tua jugakan!"
Aku salut sama kak irfan itu yang buat aku kagum dia memang cowok yang beda apalagi kalo di bandingin sama Si Jidhan uhhh beda jauuhh banget
"Eh kak aku turun sini yah!"
"Oh iya Vi, hati-hati yah"
☆☆☆
"Vi, kamu udah ngerjain tugas belum?" Teriak mamah dari dapur
"Sudah mah"
"Vi, ada yang nyariin kamu tuh di luar"
"Teriak mamah lagi"
"Siapa?"
"Cepet keluar aja katanya temen kamu"
Aku pun bergeges keluar kamar dan langsung menuju ruang tamu
"Jidhan?"
Ngapain lagi si Br*ngsek ke sini
"Mau apa kamu ke sini?"
"Jalan-jalan yuk?"
"Kamu kira aku mau jalan bareng kamu?" Ucapku sinis
"Kenapa juga gak mau?"
"Masih nanya? Kita udah gak ada hubungan lagi Jidhan, jadi lebih baik kamu pergi aja sana"
"Loh Vi kok temennya di usir sih" kata mamah tiba-tiba
"Ah tau ah mah aku mau ke kamar aja ah males liat muka dia" ucapku masih menatapnya sinis dan langsung pergi dari ruang tamu ini
.
.
"Kamu ada masalah sama Vivi yah!" Tanya bu Vina
"Ya sedikit Bu, kita sebenarnya lagi marahan bu" jawab Jidhan
"Kalo ada masalah lebih baik selesaikan cepat-cepat jangan dianggap sepele"
"Iya Bu saya akan berusaha biar masalahnya cepat selesai, yaudah bu saya pulang saja sekarang"
"Yaudah hati-hati yah"
.
Tok tok
"Vi?"
Aku bisa dengar mamah memenggilku tapi aku terlalu malas untuk bangun dari tempat tidur aku masih malas setelah melihat wajah Jidhan yang tanpa rasa bersalah mendatangiku ke rumah lagi, apaan coba yah ni orang bikin naik pitam saja
"Vivi"
"Apa mah"
Mamah mendekatiku dan duduk di samping tempat tidurku
"Kamu ada masalah apa sama Jidhan?"
"Gak tau mah, Vivi males ceritanya"
"Ayo dong cerita sama mamah"
"Mah, Vivi males sama dia kita tuh udah putus tapi dia tetep kejar-kejar Vivi mah" aku akhirnya menceritakannya juga kan
"Loh bukannya kamu cuma marahankan sama Jidhan"
"Dih kata siapa? Jidhan yang bilang?"
"Iya dia bilang cuma marahan doangkan?"
"Kita udah putus mah!"
"Beneran?" Tanya mama lagi seolah-olah tidak percaya
"Yasudah gak usah diambil pusing lebih baik kamu tidur sekarang ini udah malem jangan lupa telpon ibu kamu yah"
"Iya mah"
Mamah pun keluar dari kamarku dan menutup pintu kamarku dengan rapat tanpa berdecit tak ingin menggangguku. Beruntung memang aku mendapatkan seorang ibu tiri yang baik dan pengertian sepertinya, mamah juga memiliki anak seumuran denganku hanya saja dia tinggal di perancis dengan ayahnya dan sekolah disana tentunya aku belum pernah bertemu dengan anaknya mamah
Mamah hanya menunjukkan photonya saja padaku wajah saudara tiriku bisa di bilang orang blasteran antara indo dan prancis tentunya wajah saudara tiriku memang tampan
Dan yang paling aku sukai dari sodariku adalah dia jago nyanyi suaranya merdu. Oh iya mamah pernah bilang kalo dia itu seorang youtuber ya aku sempat melihat chanel youtube dia
.
.
"Vi, bangun dong"
Dapat kudengar suara kecemasan dari samping kananku, berat rasanya ingin membuka mata ini
"Hah? Aku dimana?" Tiba-tiba saja aku langsung bangun melihat keselilingku ini bukan di kamar melainkan sebuah ruang kesehatan yang entah ada di mana?
"Vi kenapa? Kamu udah mendingan?" Tanya seseorang disebelah kananku aku pun memalingkan pandangan kearahnya
"Loh Rama?"
Ini benar-benar membuatku gak percaya mana mungkin mimpi ini terus berkelanjutan hingga hari ini, apa ini nyata atau aku masuk kembali kedalam dunia mimpiku lagi?? Tapi bagaimana bisa!
☆☆☆