"Yeye..ye...." Kris berseru riang sambil berjalan kearah tempat duduknya. Dia terus memainkan dua robot di tangannya.
"Sini sepatunya buka.." Dariel berlutut dan membuka satu persatu sepatu Kris dan setelah itu jaketnya.
"Kris sebelum tidur pipis dulu.." Ara merapikan lagi baju-baju Kris.
"Nanti.."
"Ayo ganti bajunya.."
"Klis belum selesai main kak.."
"Nanti main lagi Kris.." Ara memaksa.
"Aahh…ga mau.."
"Robotnya kita bawa ke kamar mandi oke?, mereka liat kris pipis sampe ganti baju.." Dariel dengan nada penuh kelembutan membuat Kris menurut. Dia kini mau berjalan ke kamar mandi. Dariel dan Ara membantu Kris menggosok gigi dan mencuci mukanya.
"Kak, mommy mana?."
"Mommy dirumahlah, Kris kan main sama kakak.."
"Daddy?."
"Daddy juga sama mommy dirumah, Kenapa?."
"Ga papa.."
"Kris kan udah mau gede. Masa harus ngintil terus sama mommy sama daddy. Inikan kakak sayang bukan orang lain.." Ara menyisir rambut Kris yang hanya bisa diam. Pantulan wajah Kris yang sedih di cermin membuat Ara iba.
"Kangen sama daddy?sama mommy? Kakak telepon ya? Video call?."
"Iya telepon kakak…" Kris dengan wajah imutnya.
"Iya sini ayo, ambil robotnya.." Ara meraih tangan kecil Kris dan menuju tempat tidur sementara Dariel masih berdiam diri disana. Sikap Ara benar-benar terlihat berbeda. Dia lebih keibuan sekarang.
"Nih pegang…"
- Mommy…
Teriak Kris saat melihat wajah Jesica dilayar. Ara hanya mendampinginya disamping sambil sesekali melihat layar tv nya.
- Eh anak mommy yang cakep, kirain kakak. Lagi apa sayang?.
- Lagi main.
- Kok Main sih? udah malem ini.
- Klis dibeliin lobot sama kakak mommy.
Kris langsung memperlihatkan kedua robot itu.
- Robot? Itu aja?
- Iya dad, tadi Klis jalan-jalan sama kakak.
- Ah kurang banyak Kris mintanya, harusnya segini nih.
Kenan menampakkan semua jari-jarinya.
- Ih daddy, malah dipanas-panasin.
Ara langsung ikut berkomentar.
- Minta yang banyak sama kakak Kris, kalau perlu selama disana per harinya beli mainan.
- Boleh dad?.
- Boleh dong, kakak uangnya banyak.
- Mom, tuh daddy mom…
Ara mengadu pada Jesica yang hanya tersenyum.
- Kris jangan nakal ya..
- Kris ga nakal kok mom, dia baik disini, Jajannya aja banyak.
- Belum seberapa sama jajan kakak dulu.
- Daddy lagi dimana sih? Kok banyak orang?.
- Lagi jalan-jalanlah sama mommy.
- Cie..cie…malam jumatan.
- Klis ikut…
Anaknya merengek, ingat lagi dengan orangtuanya.
- Besok kita jalan-jalan lagi Kris, udah jangan nangis.
Ara segera meredakan rengekkan Kris.
- Kris jangan diajakin begadang kak..
- Engga kok mom, ini mau aku ajakin tidur tapi tadi dia kangen sama daddy, sama mommy.
- Kris jagoan daddy, udah jangan nangis ada kakak disana. Kan jalan-jalan terus setiap hari, enak..
- Tapi ga ada mommy, ga ada daddy.
- Nanti minggu mommy jemput ya.
- Eh jangan mom, udah biarin aja. Kris ga papa kok, dia cuman lagi inget.
- Kasian sayang.
- Mom, Kris adik aku… pasti aku jagain. Tadi dia seneng-seneng aja sama Dariel. Ini kan baru hari pertama. Udah pokoknya daddy sama mommy pacaran aja disana.
- Jangan tinggalin Kris sendiri.
- Iya engga mom.
- Apalagi kalau tidur.
- Ya ampun mom iya, ini aku tidur samping Kris.
- Tuh Kris awas tuh tidur..
Jesica melihat dari layar teleponnya.
- Tuhkan aku bisa mom…
- Baru juga kebetulan kak..
- Daddy bukannya dikasih semangat, gini-gini juga aku bisa ngurus anak kecil dad..
- Iya daddy percaya.
- Kak jangan lupa telepon Jay, telepon Kay.
- Iya mom nanti aku telepon adik-adik aku. Satu-satu dulu, sekarang sama Kris..
- Ya udah tidurin Kris yang bener..
- Iya mom, daddy sama mommy pacaran lagi aja ya. Pokoknya selama disini Kris seneng, pulang nanti liat deh makin embul.
- Iya-iya.
Jesica hanya bisa tersenyum sebelum menutup teleponnya.
"Dasar anak mommy.." Ledek Ara dengan suara kecil lalu membenarkan posisi tidur Kris. Dia masih memiliki kebiasaan mengepeng jempolnya sendiri. Di lain tempat Dariel pun sama sudah terlelap tidur. Dia sepertinya kelelahan juga akibat menyetir dari pagi bahkan Dariel belum tidur dari tadi.
***
Sudah sedari pagi Ara bangun karena tahu Dariel akan berangkat pagi-pagi. Dariel sendiri tadi sempat terlambat bangun, dia terlena dengan rasa ngantuknya.
"Sini aku benerin dasinya.."
"Kamu hari ini kemana aja?."
"Ga tahu nih, tapi kayanya bakalan ngajakin Kris main ke mall atau kemana. Temen-temen aku ga tahu jadi hari ini ga tahu besok datangnya."
"Mereka barengan emang?."
"Ga tahu tuh, besok soalnya ada acara juga di hotel, ya..kita nyiapin bridal shower gitu.."
"Oh..ya udah hati-hati sama Kris.."
"Abang pulang jam berapa?."
"Abang usahain cepet ya sayang tapi ga janji.."
"Aku ditinggal sendiri?."
"Besokkan abang libur, bisa nemenin kamu sama Kris.."
"Oke.." Ara menarik pelan dasi Dariel dan menciumnya.
"Abang mau kerja sayang…"
"Bentar doang…" Ara kembali menarik leher Dariel dan melumat bibirnya lagi. Ini kesempatan bagus disaat Kris masih terlelap tidur. Kali ini Dariel merespon dengan mendekap Ara dan memberikan ciuman panasnya.
"Tadinya kita kesini mau honeymoon, gara-gara aku bawa Kris jadi gagal.."
"Engga kok sayang, kita masih bisa honeymoonya waktunya aja belum pas.."
"Jangan lama-lama ya nanti kita cari waktu pas Kris tidur.."
"Uh…mau ngapain nih?." Dariel memicingkan matanya.
"Ya usaha dong.."
"Iya-iya, abang udah segeran kok sekarang, udah ah nanti abang pingin lanjut.."
"Hati-hati ya.." Ara tersenyum manis sebelum Dariel pergi dari balik pintu. Dariel sendiri dibuat tersenyum oleh tingkah Ara. Dia jadi tak sabar untuk segera pulang lagi. Dia berjalan keluar dimana dilobi sudah ada supir kantornya yang menunggu.
"Udah nunggu lama pak?."
"Engga kok baru.."
"Maaf ya.."
"Ga papa pak.."
"Ya udah yuk jalan.." Dariel langsung menggunakan sabuk pengamannya.
"Ga sama bu Jesica pak?."
"Engga, kebetulan ibu lagi di Jakarta aja.."
"Udah lama ibu ga liat ke Bandung, dulu biasanya sama bapak main…"
"Udah mau pensium pak, bapak sama ibunya.."
"Dulu setiap kali kesini kalau ga bawa mobil saya yang jemput juga pak."
"Nanti deh saya bilangin ada yang kangen supir kantor.." Canda Dariel.
"Tapi Bapak sama Ibu sehat?."
"Sehat, mereka sehat kok pak…"
"Syukur kalo gitu mah.."
"Saya kesini sama Ara sama adiknya.."
"Si kembar pak?."
"Bukan, ada yang paling kecil Krisan.."
"Krisan? Saya baru denger.."
"Iya anak bungsunya yang masih kecil.."
"Oh..bu Sica punya anak lagi.."
"Iya pak, laki-laki." Dariel bercerita dengan sang supir kantor agar perjalanan tak jadi membosankan.
***To be continue