Akhirnya atas ijin Kenan dan Jesica serta bujukan Ara pada Kris, adiknya mau ikut ke Bandung. Meskipun sedikit khawatir tapi Jesica mengerti alasan Ara membawa Kris pergi beberapa hari. Jesica hanya takut jika Kris menangis tengah malam dan meminta pulang namun Dariel meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Kenan juga mendukung ide Ara untuk membawa Kris, itu menjadi ajang mengakrabkan diri kakak beradik itu atau juga bisa menjadi pancingan agar Ara bisa hamil. Ara yang seharusnya beristirahat di dalam mobil justru harus ekstra membuka mata karena adiknya yang tak mau diam dan ingin itu ini. Mereka sampai sekitar pukul 1 siang karena perjalanan terus menerus tersendat oleh keinginan Kris. Kini sang adik sudah dipelukan Dariel terlihat tertidur setelah lelah dari pagi bangun. Mereka mulai memasuki kamar yang dipesan sahabat Ara itu. Dariel langsung membaringkan Kris di tempat tidurnya.
"Kamu ikut tidur sana, kemarin baru pulang dari Jogja.."
"Abang mau kemana?, mau ke kantor ya?."
"Ga jadi, kasian kamu ngurusin Kris daritadi. Kamu juga perlu tidur sayang, nanti kalo Kris bangun abang yang urus."
"Makasih, abang paling pengertian.."
"Ya udah abang pingin ke air, mau kamu dulu atau abang?."
"Aku dulu bentar deh.." Ara meraih kopernya dan mencari baju ganti sementara Dariel membuka jendela balkon untuk menelpon karyawannya yang ada di kantor. Harusnya siang ini dia ada meeting koordinasi tapi karena mendadak Ara membawa Kris sepertinya meeting itu harus diundur besok. Dariel jadi teringat, selama diperjalanan tadi, Dia melihat bagaimana perhatiannya dan kasih sayang Ara pada Kris. Ara jelas sudah menginginkan memiliki anak apalagi sudah 2 tahun ini belum ada perkembangan sedikipun tentang hal itu. Dariel sudah pernah mengatakan pada Ara berulang kali bahwa dia sama sekali tak keberatan jika harus hidup berdua saja dengan Ara tapi nyatanya kalimat itu belum cukup menenangkan istrinya. Dia masih suka melamun sedih terlebih jika melihat ibu hamil dan anak kecil.
- Iya besok jam 8 pagi saya minta langsung dimulai, makasih.
Dariel menutup teleponnya dan kembali kedalam.
"Bang tutupin jendelanya, terang banget."
"Iya abang tutupin sekalian sama Tirainya. Cariin baju abang dulu dong sebelum tidur, Abang mau mandi." Dariel sambil menutup pintu balkon dan menutupnya. Lampu redup dia nyalakan sebagai penerangan. Suara Handphone terdengar lagi dan itu milik Ara.
- Halo mom..
- Udah sampe sayang?
- Udah mom, ini baru sampe.
- Lama banget kak.
- Iya, Kris pingin berhenti disana, disini, makan itu, makan ini. Aku lupa tadi bawa mainannya.
- Mana anaknya sekarang? mommy pingin ngomong.
- Lagi tidur mom, cape udah bawel di mobil.
Ara sambil menatap kearah Kris memastikan adiknya masih terlelap.
- Ya udah kalau rewel kasih tahu mommy ya..
- Iya mom, jangan khawatir aku bisa kok. Mommy sama Daddy pacaran aja dulu yang puas 3 hari ini.
- Ish..pacaran apaan sih.
- Tapi awas jangan kebablasan aku punya adik lagi.
- Ngarang nih kakak. Ya udah mommy tutup ya, hati-hati sayang.
- Iya mommy.
"Pasti nanyain Kris.."
"Iya, biasalah mommy takut Kris rewel. Nih bajunya bang."
"Simpen di sofa dulu, abang mandi ya.." Dariel langsung membuka bajunya sambil berjalan menuju kamar mandi.
***
Dariel langsung menerima setiap makanan yang tadi dia pesan untuk dikamarnya. Dia yakin Kris lapar lagi setelah tidur. Anak itu kini sudah bangun dan masih diam didekapan Dariel. Mungkin dia sedikit kebingungan dimana dia sekarang. Terakhir dia membuka mata, dia masih berada di dalam mobil dan sekarang dia di dalan kamar sementara Ara masih tertidur dengan lelap di ranjangnya sendiri.
"Kris mau ini?."
"Susu.."
"Ini susu coklat, ga papa ya?."
"Panas.."
"Iya, kakak tiupin dulu.." Dariel lalu meniup pelan susu coklat yang diinginkan Kris.
"Kris makan dulu aja, mau sosis, mau kentang?."
"Itu.."
"Nasi goreng?."
"Iya.."
"Ya udah Kris duduk sini.."
"Ga mau.." Kris mengeratkan lagi pegangannya di pinggang Dariel. Pria itu langsung menyeret piring yang berisikan nasi goreng. Dia menyodorkan dulu air putih pada Kris agar tenggorokkannya tak kering.
"Makan.."
"Iya ini, kakak ambilin." Dariel mulai meyendokkan nasinya lalu menyuapi Kris secara perlahan sementara tangan Kris hanya memeggangi kerupuk.
"Udah ini mau apalagi?."
"Main…"
"Main? Oke kita main keluar, kita Jalan-jalan di Bandung."
"Selodotan.."
"Iya nanti kakak cariin."
"Kris udah bangun?." Ara membuat Dariel menoleh kearahnya.
"Iya udah.."
"Ish…udah makan lagi aja embul.." Ara duduk disamping Dariel dengan wajah basahnya, sepertinya dia baru saja mencuci muka.
"Tuh nasi sama sop daging kesukaan kamu.."
"Abang ga makan?."
"Ini berdua sama Kris.."
"Kok ga pesen juga?."
"Tadi abang pesen nasi goreng eh ternyata Kris pingin.."
"Ya udah berdua sama aku."
"Ga usah, Kris juga ga akan habis kok segini."
"Engga-engga, pokoknya abang makan.." Ara segera mengikat rambutnya, sekarang giliran Dariel yang disuapi Ara.
"Klis mau itu.."
"Emang kris suka?."
"Mau kak.."
"Iya-iya ini.." Ara menyuapi Kris kali ini. Adiknya itu menyeruput dengan pelan kuahnya.
"Wah…ga nyangka abang, Kris seneng makan.."
"Dia makannya ga banyak cuman ngacak. Pingin ini, pingin itu."
"Ya udah nanti kalau kurang, kita beli lagi."
"Kalau kita punya anak pasti gini.."
"Jangan sedih-sedih gitu ah, abang ijinin kamu bawa Kris bukan buat jadi pembanding..."
"Tapikan…"
"Ra, selain jaga kesehatan kamu juga harus jaga pikiran. Kalau pikirannya negatif, kemana-mana nanti cape sayang."
"Ini udah 2 tahun bang."
"Masih pengantin baru kok. Udah ya, kita honeymoon aja. Urat-uratnya jangan tegang gini." Dariel memijat kecil kepala Ara.
"Untung aku suaminya Dariel Sagara…"
"Aa…" Kris sudah membuka mulut minta disuapi.
"Eh iya lupa kakak, bentar.." Dariel mengambil lagi makanannya untuk Kris.
"Manja banget dipangku-pangku kakak.."
"Udah ini dia pingin main.."
"Main kemana."
"Ya jalan-jalan aja atau mau ke lembang?."
"Gimana sultan cilik ini mau kemana.."
"Selodotan kakak.."
"Tuh dia udah nagih lagi, pingin serodotan.."
"Harus ke tempat main anak berarti.."
"Krisnya senang kamunya sedih."
"Sedih? Engga kok.."
"Awas ya kamu sedih, abang ajak pulang langsung, kita kan udah sepakat soal ini Ra…"
"Iya bang.."
"Besok abang kerja ya, jam 7 abang berangkat."
"Pagi banget.."
"Abang meeting jam 8 sayang, supaya ga ngaret.."
"Abang bawa mobil?."
"Kalau kamu mau pake, abang bisa minta supir kantor jemput.."
"Aku sama Kris jalan-jalan aja, temen-temen aku juga besok pada datang."
"Ya udah bawa nanti abang nyusul."
"Bang…di nikahan temen aku nanti, ada mantan aku ga papakan?."
"Ga papa, emang kenapa?."
"Ya aku ga mau salah paham lagi kaya yang udah-udah."
"Nah gitu dong bilang, jadikan abang tahu.."
"Iya April ngundang 2 orang mantan aku."
"Dua? Ya ampun…" Dariel mengelengkan kepalanya dengan wajah meledek dan Ara hanya bisa senyum-senyum.
***To be continue