Chereads / Please, Love Me.. / Chapter 123 - Kerjasama

Chapter 123 - Kerjasama

Ditemani manajernya, Alyssa menjelaskan hubungannya dengan Kay pada wartawan yang sudah menunggunya diluar hotel. Sebelum masuk kedalam mobil, Alyssa membuat komentar terlebih dahulu mengenai foto-foto yang beredar dan mematahkan gosip yang menuliskan jika mereka berpacaran. Wartawan mungkin tak langsung seratus persen mempercayainya tapi setidaknya Alyssa sudah menjelaskan itu. Alyssa yakin Kay terganggu juga dengan pemberitaan itu. Mungkin jika ada waktu Alyssa akan meminta maaf secara langsung pada keluarga Seazon. Dilain tempat Jesica dan Kenan benar-benar terkejut dengan penampakan wajah dari ketiga anaknya. Dia tak mengerti dengan apa yang terjadi. Mereka bertiga kini diintogerasi di ruang kerja Kenan sementara Dariel dengan baik hati menjaga Kris dikamarnya.

"Masih saling mau diem-dieman gini?kita liat siapa yang paling kuat." Kenan belum mendengar satu penjelasan pun dari ketiga anaknya.

"Kak, kakak yang mommy kasih tanggung jawab. Sebenernya ada apa?kenapa bisa saling babak belur gini?"

"Ini bukan salah kakak. A..aku yang mulai mom.." Jay mulai berbicara.

"Engga, ini salah a..aku.." Kay kali ini ikut berbicara membuat Kenan tersenyum jahat.

"Tadi pada diem sekarang pada ngaku. Coba Daddy pingin denger apa kata kakak. Siapa yang duluan kak?"

"Ga ada yang salah dad, mereka itu salah paham aja terus berantem ya...jadi gitu."

"Salah paham kenapa?apa yang bikin mereka berantem?"

"Hm...." Ara ragu mengatakannya. Dia takut ayahnya marah jika mengatakan ini hanya karena masalah wanita.

"Aku sebel sama wartawan dad, aku sebel mereka ada di depan rumah. Mereka bikin aku susah masuk dan sekarang aku ga bisa kemanapun, mereka rusakkin pager kita, mereka injek-injek tanaman aku diluar padahal aku udah rawat susah-susah. Aku marah sama Kay gara-gara berita itu wartawan pada datang kerumah kita. Aku ga suka." Jay segera mencari alasan yang sama sekali tak dia rencanakan sebelumnya.

"Gara-gara itu kamu mukul kay?"

"I..iya dad. Aku kesel dia ga selesain cepet-cepet. Dia malah...malah...pacaran."

"Pacaran?"

"Iya, dia pacaran sama Kiran..." Jay mencari alasan lagi. Ara jadi tak habis pikir jika adik manjanya itu bisa berbohong juga padahal diantara mereka hanya Jay yang selalu berkata jujur tapi setidaknya dalam situasi seperti ini Jay memang harus melakukannya.

"Kiran?kamu balik lagi sama dia Kay?"

"I..iya dad."

"Terus kenapa kakak bisa kena pukul?"

"Kakak coba ngelerai kita sama kak Dariel tapi kita ga berhenti terus aku ga sengaja pukul kakak."

"Duh ampun ya kalian perkara berita gini doang. Abang Jay mommy bener-bener marah ya sama Abang, main pukul-pukul terus. Ini udah kejadian kesekian kalinya Abang mukul orang, sekarang yang Abang pukul kembaran Abang sendiri lagi. Tega ya Abang, kok ringan tangan banget." Jesica sedikit kesal dengan sikap tempramental Jay.

"Mommy maaf, jangan marah sama aku." Jay menghampiri ibunya, berlutut disana seolah dia telah melakukan dosa besar.

"Kesel boleh bang tapi jangan kaya gitu dong, Kebiasaan deh Abang. Mommy kesel ya.."

"Mommy maaf..."

"Kendaliin emosi kamu Jay.." Kenan justru yang sekarang melembut dibanding Jesica yang terus mengomel pada Jay.

"Mommy, Daddy jangan salahin Jay, ini semua gara-gara aku.."

"Sekarang mau saling salah salahan?Udah dilakuin, udah diperbuat, baru nyesel, baru ngerasa salah. Waktu kalian lakuin dimana pikirannya?bisa ya berantem sama sodara sendiri?Kalian ini kakak adik kandung. Bisa ya begitu?mommy bener-bener kecewa sama kalian."

"Mommy maaf..." Kay kini ikut-ikutan beranjak dari kursinya.

"Udalah mom, dad, mereka udah ngaku salah kok. Udah minta maaf juga ke aku. Kita udah omongin ini baik-baik. Habis baku hantam tuh mereka jadi gila. Mereka ketawa-ketawa sendiri mom bayangin coba. Aku makin heran sama abang-abang ini. Seharusnya mommy sama Daddy tanya juga dong perasaan aku?Aku tuh ga bisa tidur tenang selama aku jaga mereka." Ara mencoba meredakan emosi ibunya.

"Kakak juga kenapa ga bilang sama kita dari kemarin?"

"Mommy, ga mungkin kakak bilang disaat mommy, Daddy lagi dijalan. Kalo kepikiran terus panik malah jadi makin kacau. Kakak bisa kok selesain ini mom, buktinya mereka jadi akur lagi ya...walau pake acara kena tonjok segala. Biar ini jadi pelajaran buat mereka. Mereka udah aku marahin juga kok sampe ampun-ampunan. Masa sekarang mau dimarahin juga. Udah ya mom kasian."

"Kalian bertiga udah kerjasama ya?" Jesica senyum-senyum sendiri dengan komentar Ara tadi. Dia yakin Jay dan Kay sudah membujuk Ara karena tak mungkin Ara membela kedua adiknya disaat dia selalu mengusili Kay atau Jay.

"Udah kerja sama bujuk-bujuk Daddy sama mommy supaya ga marah?pinter ya sekarang."

"Kalo 3 lawan 2 kan jadi kalah mom.." Kay sudah bisa bercanda sekarang.

"Besok-besok mommy bawa Kris supaya 3 sama atau ajak kak Dariel sekalian biar jadi 4." Jesica sudah mencair sekarang.

"Mommy maafin ya..."

"Dasar abang-abang nakal." Jesica menjewer telinga anak-anaknya pelan.

"Coba sini liat Daddy..." Kenan beranjak mendekati anak sulungnya. Dia memandang wajah anaknya itu.

"Masih sakit?"

"Udah mendingan. Aku jadi ga bisa masuk kerja nih. Udah banyak wartawan diluar, ga mungkin kan aku ngantor dengan kondisi gini? orang-orang nanti nyangkanya Dariel KDRT padahal nih gara-gara duo aneh."

"Bentar lagi juga sembuh kok sayang." Kenan mengusap pelan lebam diwajah Ara.

"Eh mom, ada kejadian lucu. Jadi Jay ngerasa bersalah gara-gara aku pipinya memar. Eh tahu-tahu dia cium aku. Dia bilang kata Daddy kalo luka dicium bisa sembuh."

"Habis waktu itu aku liat Daddy cium luka ditangan mommy."

"Dasar Daddy kan tukang modus." Ara meledek Kenan yang ada disampingnya.

"Nih anak dari dulu kalo ngeledek Daddy seneng banget."

"Kalo ke orang lain Abang ga boleh gitu ya, ini cuman ke kakak aja. Itu juga rasa sayang adik ke kakak."

"Iya mommy."

"Jangan tiru-tiru Daddy deh besok-besok. Daddy suka aneh juga." Ucap Jesica membuat Ara tertawa.

"Oh...aku ngerti sekarang mom. Jay sama Kay bisa begini turunan dari sifatnya Daddy ya. Jadi ga jelas.

"Iya nih kayanya kak..."

"Kalian berdua ya..." Kenan mendengus kecil akibat candaan anak dan istrinya.

"Ya udah mommy mau nyamperin Kris, kasian Dariel."

"Mommy beneran maaafin kita kan?" Jay belum percaya jika ibunya sudah tak marah.

"Iya abang tapi Abang berhenti ya main kasar. Besok-besok gitu lagi mau tangannya dipotong sama malaikat?"

"Engga mau."

"Ya udah jangan main pukul."

"Iya aku kapok, tangan aku jangan dipotong mom."

"Iya engga." Jesica membuat Jay takut kali ini. Dia lalu pergi menemui Kris dan Dariel.

"Kay..jangan kemana-mana Daddy mau tahu cerita kamu balikan sama Kiran."

"Belum balikan, lagi berantem."

"Hah?katanya pacaran kok berantem?"

"Ya.. gara-gara berita itu. Aku ga bisa hubungin Ran. HP aku rusak sama Jay. Dad...beliin dong."

"Bukannya punya uang sendiri?"

"Jadi ga boleh?"

"Iya-iya Daddy kasih tapi saran Daddy daripada di telepon temuin sana, jelasin sama orangnya."

"Gimana aku mau temuin, nanti om Arby..." Kay tak melanjutkan kata-katanya.

"Segala sesuatu itu dicoba dulu, jangan pesimis nanti hasilnya kasih tahu Daddy. Awas kalo dipendem-pendem sendiri. Hatinya dipotong malaikat nanti." Kenan mengikuti ucapan Jesica membuat Kay tersenyum.

"Si Kay bener-bener ya sama Ran. Cinta mati." Ledek Ara tak percaya dengan kembalinya hubungan Kiran dan Kay.

"Ya udah kalian keluar, Daddy mau ngomong sama kakak."

"Iya dad.." Kay dan Jay kini meninggalkan mereka berdua. Kenan kini menceritakan tentang dokumen mengenai Dariel. Ternyata selama diluar kota pun Kenan masih memikirkan hal ini.

***To be continue