Chereads / Please, Love Me.. / Chapter 100 - Liburan Keluarga

Chapter 100 - Liburan Keluarga

"Ahh...ahhhh...ah...." Suara wanita di layar handphone membuat Ara menoleh ke arah Dariel.

"Kamu ngapain sih nontonnya kaya begitu?."

"Ya ga tahu, ini di flimnya begini.."

"Ya udah pake headset kek.."

"Ga mau ah ntar juga engga."

"Mandi, kan baru selesai jalan-jalan, banyak keringet loh.."

"Justru harus diem dulu baru mandi..."

"Jangan naik tempat tidur ya, disitu aja."

"Iya nyonyah..." Dariel menurut, tidak lama dari jendela kamarnya Dariel melihat seseorang sedang berenang.

"Wah ada yang berenang nih.."

"Hah?, masa sih?."

"Tuh..." Dariel sambil menunjuk.

"Si Kay..."

"Aku juga kepingin berenang.."

"Mandi dulu.."

"Mandinya sekalian aja udah berenang, masih wangi kok sayang." Dariel berdiri dan siap-siap keluar.

"Alesan aja..."

"Udah dong jangan bete cuman gara-gara aku ga mandi, ayo ikut ke depan.." Dariel kembali menutup pintu saat melihat ekspresi wajah Ara. Maklum Ara masih dalam masa menstruasinya jadi sedikit sensitif soal apapun.

"Habis disuruh mandi ga nurut-nurut."

"Ya nanti aku pasti mandi yang, mending tuntasin dulu mainnya, udah yuk daripada di kamar terus, ga ngapain-ngapain juga." Dariel menarik tangan Ara dan membawanya keluar. Dia berjalan menuju belakang kapal. Menurutmu tangga ke arah kolam dimana ada Kris dan Rena disana yang sedang berenang bersama Pak Stefan dan Kenan semetara Kay dan Jay memilih berenang dilautan.

"Kenapa ga ikutan di laut pak?."

"Bapak takut ah, kamu ga ikutan berenang?."

"Ini aku mau.." Dariel melepaskan genggamannya dan membuka bajunya.

"Jangan itu.." Ara menahan Dariel yang akan membuka celananya.

"Kenapa?."

"Masa pake celana dalem doang?."

"Eh iya, aku pikir aku pake bokser ya udah aku ambil dulu.." Dariel berjalan lagi menuju kembarnya dan segera berganti celana miliknya. Dia datang lagi dengam celana renangnya.

"Kamu duduk aja dulu takut perutnya masih sakit."

"Berenangnya jangan lama-lama."

"Jari-jari aku udah keriput aku naik ke atas.." Dariel lalu menyusul Kay dan Jay ke arah dimana mereka tengah asyik berenang-renang.

"Masih sakit kak?."

"Dikit mom.."

"Makannya dijaga dong, jangan makan yang pedes dulu, minum air anget ya.." Jesica sambil mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan. Dia memesan minuman untuk anak-anaknya dan yang lain.

"Kenapa mommy ga ikut berenang?."

"Ada Daddy yang jagain.."

"Daddy aja semua.." Ara sambil senyum-senyum.

"Iyalah, Daddy-kan yang pingin Kris."

"Mom...malam pertama itu kaya gimana?."

"Hah?!." Jesica sedikit terkejut saat Ara menanyakan hal itu.

"Malam pertama tuh...kaya apa ya? kaya berada di gurun aja, panas.."

"Kata orang-orang itu sakit mom.."

"Ya...itu sih wajar namanya juga pertama tapi yang penting kamunya rileks."

"Gimana malam pertama Daddy sama mommy?." Pernyataan Ara kali ini disambut cubitan.

"Aww...sakit mom.."

"Kakak pertanyaannya ada-ada aja. Kak...itu tuh pasti natural gitu aja, semua orang punya bakat soal itu. Kakak takut?."

"Aku bukan takut mom, aku ga tahu harus kaya gimana kalo haid aku udah selesai.."

"Rileks, biarin aja itu terjadi gitu aja. Ga usah dibuat-buat. Bilang sama Dariel apa yang kakak pingin begitupun sebaliknya, supaya nyaman dua-duanya. Dulu...mommy juga mommy jujuran sama Daddy kepinginnya gimana. Seks itu juga kan kenyamanan. Kalo salah satunya ada yang ga seneng ga enak nanti."

"Duh...aku jadi malu..." Ara langsung menaikkan bantalnya. Sang Pelayan datang dan meletakkan minuman di meja terdekat.

"Ga papa sayang, ini seks edukasi apalagi kamu pengantin baru. Pokoknya kalo ada apa-apa bilang mommy daripada kamu curhat sama orang lain malah jadi salah info."

"Mom...aku kalo tinggal berdua sama Dariel gimana ya?." Ara memeluk ibunya manja.

"Ya ga gimana-gimana tapi...kalo belum siap Daddy pasti seneng kakak tinggal dirumah."

"Jangan dong nanti keliatan aku masih kaya anak kecilnya."

"Ya emang ini anak kecilnya Daddy."

"Ih mommy..."

"Minum dulu sana teh-nya supaya enakan perutnya.." Ucapan Jesica membuat Ara meraih gelas yang ada dimeja. Dia menyedot minuman hangat itu pelan.

***

Hari ini adalah hari terakhir wisata mereka di pulau sekitar labuan bajo. Mereka tampak menikmati wisata ke Goa batu cermin yang begitu indah. Ara dan Dariel pun tampak berjalan-jalan dengan senang.

"Cape ga?."

"Lumayan, kamu jalannya pelan-pelan dong."

"Iya aku pelan."

"Enaknya nanti Honeymoon kemana ya?."

"Honeymoon? inikan udah honeymoon.."

"Ini liburan keluarga, honeymoon ya berduaan."

"Untung aja sekarang liburan keluarga bukan honeymoon, kamunya lagi dapet. Kalo honeymoon aku bisa rugi.."

"Oh..gitu?."

"Maksud aku, honeymoon tuh pinginnya berduaan sambil mesra-mesraan gitu."

"Tiap malem juga gitu."

"Ya bedalah maksud 'mesra' nya.."

"Pasti dari kemarin kepikiran terus?."

"Aku ini pria dewasa, liat kamu habis mandi udah sah begini ya mana bisa diem."

"Ya udah jangan diliat." Canda Ara.

"Ga bisa, akunya pingin liat." Dariel senyum-senyum.

"Udah kepikiran terus nih.."

"Kamukan istri aku.." Bisik Dariel agar terdengar menggoda. Tangannya dia pindahkan ke bahu Ara.

"Aku belum bisa bayangin kamu pindah kerja."

"Nanti juga kebiasa sayang..."

"Nanti aku diskusi sama siapa?."

"Kan ada sepupu-sepupu kamu sayang. Lagian ini jalan terbaik supaya orang-orang ga ngomongin kita terus."

"Iya-iya.."

"Kamu bisa.." Dariel menyemangati.

"Awas ya sampe kamu curi-curi pandang sama karyawan disana."

"Engga, ga bakalan."

"Ya sekarang ngomong gitu, nanti pasti iya."

"Engga sayang."

"Kamu kan punya riwayat cinlok sama aku."

"Ya bukan berarti tiap-tiap masuk kantor orang aku begitu juga. Waktu sama kamu kebetulan aja ketemunya di kantor."

"Lagian mommy tuh paling seneng...banget ngerekrut yang muda-muda."

"Kebetulan aja kali."

"Engga kebetulan, kata mommy anak muda itu berpotensi punya ide-ide yang kreatif karena lahir dijaman yang sama."

"Ya..mommy mungkin lagi menyesuaikan aja yang. Gimanapun bisnis dia tetep harus jalan mengikuti jaman. Sekarang kalo orang-orangnya semua jadul bisa kelelep juga kali perusahaannya."

"Kepala kamu sama kepala Daddy tuh kayanya isinya sama, bisnis." Ledek Ara.

"Kak...kakak..." Kay berlari kearahnya.

"Kenapa sih? rusuh."

"Jay sakit.."

"Sakit?."

"Tadi mommy sama Daddy bawa dia ke kapal, jadi semua disuruh kesana."

"Sakit apa sih dia?."

"Ga tahu.."

"Duh..cari info tuh yang lengkap dong.."

"Udah jangan berantem disini, kita kesana aja." Dariel melerai perdebatan Ara dan Kay yang akan dimulai. Mereka kini berjalan lagi menuju kapal dan melihat yang lain sudah berkumpul.

"Jay kenapa mom?."

"Kepalanya sakit."

"Kok bisa? kebentur? atau apa?."

"Ga tahu, katanya udah beberapa kali."

"Mau coba cari rumah sakit aja dad?." Tanya Dariel.

"Pinginnya sih gitu tapi Jay bilang nanti aja, dia pingin istirahat."

"Ya udah, kita ke pelabuhan aja jadi kalo ada apa-apa bisa ambil tindakan." Usul Pak Stefan yang disetujui semua lagian ini hari terakhir mereka jadi tak ada yang salah jika mereka pulang lebih cepat.

***To be continue