Kini mereka sudah berkumpul dibandara dan Kenan tampak mengabsen setiap anggota keluarganya sebelum akhirnya masuk dan melakukan check in.
"Kamu kenal sayang?"
"Perut aku sakit Riel..."
"Sakit kenapa?"
"Namanya juga lagi haid kadang suka gini.."
"Ada obatnya ga?"
"Aku ga minum yang gitu-gitu.."
"Ya udah kamu duduk aja, aku ke toilet dulu ya.." Dariel meninggalkan Ara diruang tunggu.
"Kenapa Kak?"
"Sakit mom.."
"Sakit?" Jesica dan Kenan saling menatap.
"Namanya juga awal-awal..." Kenan tersenyum-senyum.
"Sabar kak ntar juga engga.." Jesica yang juga salah paham tentang sakit yang dirasakan Ara.
"Iya mom.." Ara duduk terus memegangi perutnya sementara itu Dariel yang baru keluar dari toilet dibuat tak percaya dengan orang yang dilihatnya sekarang.
"Nayla...." Panggil Dariel pelan.
"Dariel..."
"Nay ,ak...."
"Riel pergi cepet..." Nayla segera memotong pembicaraan Dariel.
"Kita perlu bicara, Nay..aku..."
"Jangan Riel..." Nayla segera berjalan.
"Nay..aku cuman pingin..."
"Pergi cepet Riel..." Nayla terus menjauh dan tak memberi kesempatan untuk Dariel berbicara.
"Kamu darimana aja Nay ?" Seorang wanita tua kita berdiri dihadapan Nayla dan menghentikannya, kini Dariel diam. Mungkinkah itu ibunya?.
"Bu..." Dariel ingin menyalami wanita itu namun dia langsung memundurkan langkahnya.
"Ayo kita pergi.." Wanita itu langsung menyeret Nayla untuk pergi dari hadapan Dariel.
"Bu dengerin aku sebentar..." Dariel mengejarnya namun langkahnya terhenti saat merasakan getaran handphone di saku celananya.
- Halo
- Kamu udah belum?mau berangkat nih."
- Iya sayang aku kesana..." Dariel mengakhiri panggilannya dan saat dia memandang ke depan sudah tak ada sosok ibu dan adiknya itu. Kini Dariel berjalan kembali menemui keluarganya. Selama di pesawat pun Dariel hanya terdiam memikirkan pertemuan tadi. Antara senang dan sedih kini beradu dalam benaknya sementara Ara yang kelelahan tampak tidur nyenyak disampingnya.
****
perjalanan liburan mereka naik kapal phinisi dimulai keesokan harinya sekitar pukul 10 pagi di Pelabuhan Labuan Bajo. Dari sana, mereka menaiki kapal sekoci yang membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk sampai di kapal phinisi. Ara tampak antusias dan ingin segera tahu seperti apa wujud kapal phinisi yang akan membawanya berlayar keliling Labuan Bajo. Rencananya keluarga Dariel dan Ara akan menghabiskan waktu berlibur di atas kapal phinisi selama 4 hari 3 malam. Kapal phinisi akan membawa Keluarga Kenan dan Pak Stefan ke beberapa destinasi wisata terkenal yang ada di wilayah Labuan Bajo. Seperti Pulau Rinca, Pulau Padar, Pink Beach, dan Pulau Komodo dan lainnya. Sesampainya di kapal Phinisi, mereka disambut oleh para kru kapal dan sebelum berangkat menjelajahi Labuan Bajo, mereka terlebih dahulu melakukan briefing untuk mengetahui apa saja yang akan didapat selama berada di kapal, Bagian-bagian ruangan kapal dan hal teknis lainnya. Hari pertama ini mereka berencana pergi menuju Pulau Bidadari, Pulau Rinca dan bermalam disekitar Kalong Rinca. Ara tampak takjub dengan kamarnya saat ini yang langsung menampakkan pemandangan air laut disekitar mereka.
"Kamu mau ikutan snorkeling nanti?"
"Ga tau, aku ngantuk.." Dariel sedang berbaring tengkurap sambil memeluk bantal guling.
"Ya udah tidur aja.."
"Masa lagi wisata tidur?"
"Katanya ngantuk.."
"Tapi kayanya seru.."
"Ya udah tidurin aja dulu bentar mumpung belum sampe.."
"Terus aku tidur kamu kemana?"
"Aku mau ganti popok dulu..." Ara segera mencari perlengkapan mandinya.
"Ra..."
"Hm..."
"Ga jadi deh.."
"Apa sih?kenapa?"
"Engga jadi.."
"Sebel deh kalo ada yang mau ngomong tapi ga jadi.."
"Ya udah sini kalo mau denger..." Dariel sambil menepuk bagian yang kosong disampingnya.
"Apa sayang?kenapa?" Ara ikut berbaring dan menatap Dariel.
"Kemarin waktu di bandara aku ketemu..."
"Ketemu siapa?lama banget sih ngomongnya."
"Aku ketemu Nayla sama Ibu.." Dariel mulai menampakkan wajah sedihnya sementara Ara terkejut.
"Kamu yakin itu mereka?"
"Yakin, aku sempet panggil Nayla begitupun dia kenal sama aku.."
"Terus?"
"Pas aku mau ngomong Nayla nyuruh aku pergi terus dan aku ga tahu kenapa sampe aku sadar ada ibu disana."
"Reaksi ibu kamu gimana?"
"Dia langsung buru-buru pergi, aku salamin pun dia ga mau..."
"Riel..." Ara melihat Dariel semakin sedih dan mengusap pipinya lembut.
"Salah aku tuh dimana?aku cuman pingin nyapa mereka. Meskipun aku pernah bilang aku kecewa dengan mereka pergi dan ga berharap ketemu tapi nyatanya setelah ketemu aku ngerasa seneng..." Dariel sedikit meneteskan air matanya.
"Aku cuman pingin nyalamin ibu aku, aku bahkan pingin bilang aku udah nikah dan kalo bisa aku pingin dia tahu kamu."
"Sabar Riel..."
"Kadang aku mikir kalo aku mati nama siapa yang bakalan ditulis di nisan aku sebagai ayah aku. Aku sendiri aja ga tahu namanya..." Dariel semakin sedih membuat Ara memeluknya sekarang. Dia tak tahu harus melakukan apa untuk menghibur Dariel. Kesedihan Dariel sekarang seakan meluap keluar karena dalam pelukannya dapat Ara rasakan Dariel menangis.
"Udahlah Riel biarin aja, ikhlasin aja, kamu kan disini juga udah punya keluarga. Bukan aku nyuruh kamu lupain, cuman ya udah toh mereka juga udah ga peduli sama kamu mending kamu doain aja orang tua kamu." Ara sambil mengusap lembut punggung suaminya.
"Kalo kamu ketemu lagi sama mereka ya senyumin aja nanti juga mereka malu sendiri. Niat kita kan baik cuman mau nyapa." Ara membuat Dariel mengangguk dan berhenti meneteskan air matanya.
"Baju kamu basah.." Dariel kini seperti orang pilek.
"Ga papa, aku mau mandi.."
"Makasih kamu ada disamping aku sekarang.."
"Udah ga usah nangis, 4 hari disini tuh aku pingin Fun. Pingin nikmatin honyemoon kita.."
"Kata kamu ini Holiday bukan honeymoon.."
"Ya terserahlah istilahnya.."
"Honeymoonnya nanti aja kalo udah lancar..."
"Lancar apa?"
"Lancar...apa ya..." Dariel mulai menampakkan wajahnya kearah Ara sambil senyum-senyum.
"Mikir apa hayo?"
"Mikir kamu kapan selesai haid nya.."
"Baru juga hari ketiga.."
"Emang biasanya berapa hari?"
"Ga akan aku kasih tahu, nanti kamu itung-itung..."
"Kok gitu sih?"
"Udah ga sabar ya?"
"Aku sabar kok, aku tahan nungguin kamu siap.."
"Hm...yakin?"
"Yakin ga yakin..." Canda Dariel.
"Ya udah aku harus ganti sekarang.."
"Bentaran lagi dong, lagi enak nih dipeluk gini."
"Riel aku lagi banyak-banyaknya, udah ga enak nih.."
"Mau mandi bareng?"
"Aku lagi kotor sayang nanti aja kapan-kapan.."
"Kotor kaya apaan aja.."
"Ya ga enaklah aku lagi dapet gini..."
"Jangan dilama-lamain loh..."
"Kan harus sampe bersih banget.."
"Padahal suasana disini mendukung, kalo kamu ga haid udah aku bikin begadang siang malem, aku kunci di kamar.."
"Dasar piktor, udah ah .." Ara segera bangkit dari tidurnya dan segera pergi menuju kamar mandinya.
****To be continue