Di dalam kamar Dariel sudah mengemas barang-barangnya ke dalam ransel dan setelah dirasa semuanya terbawa dia keluar. Disaat yang bersamaan Ara juga membuka pintunya.
"Pagi ...." Sapa Dariel sambil berjalan kearahnya.
"Ya...hari ini kamu pulang ya?sebel banget.." Ara merangkul Dariel dari samping sambil berjalan begitupun Dariel meletakkan tangannya dibahu Ara.
"Aku pulang malem jadi masih bisa jalan-jalan dulu.."
"Tapi aku pingin kamu disini, aku sebel liat si Dirga, kalo ada kamukan dia jadi takut."
"Ya udah kamu tinggal bareng Daddy kamu, dia juga pasti takut banget tuh sama Daddy apalagi setelah kejadian kemarin." Dariel mulai melangkahkan kaki menuruni anak tangga dan melepaskan rangkulannya begitu melihat Kenan dan Jesica sedang mengobrol dengan Kris.
"Pagi om, Tante.."
"Pagi Riel, ayo sarapan dulu.."
"Iya Tante.." Dariel berjalan menuju meja makan bersama Dariel.
"Kak, kita pantai ya hari ini.." Kenan membuat Ara berhenti.
"Keluarga kita aja kan?"
"Engga, sama temen-temen mommy."
"Ih...males mom.."
"Kakak, ga boleh gitu ah.."
"Dariel mau pulang hari ini jadi aku temenin Dariel aja."
"Kak, pokoknya semua ikut titik, Dariel bisa kok ikut bentar, nanti Daddy cariin supir buat anter dia ke bandara."
"Ah ga seru." Gerutu Ara sambil menyusul Dariel ke ruang makan.
"Ada apalagi sih?cemberut terus."
"Kita semua mau ke pantai diajakain mommy.."
"Seru dong jalan-jalan."
"Seru gimana?ga ada kamu disana." Ara masih duduk bersandar dengan tangan menyilang.
"Kamu pinginnya gimana sih?"
"Kamu disini dong, nginep sehari...lagi aja sayang.." Ara memohon namun Dariel masih diam memikirkan sesuatu. Bisa bahaya juga kalau Ara dibiarkan bertemu Dirga lagi. Lelaki itu pasti memanfaatkan situasi. Tak ada yang tahu setelah kejadian kemarin dia taubat atau tidak.
"Yang....aku lagi ngobrol sama kamu." Ara menarik-narik tangan Dariel.
"Karena aku udah sibuk seminggu kemarin gara-gara ngitungin gaji dan udah lama ga ketemu juga, iya aku nurut aku disini."
"Bener?"
"Tapi aku Senin tetep ikut meeting online aja ya. Ada yang bawa laptop ga?"
"Kayanya mommy ada deh.."
"Batalin dulu tiketnya.."
"Iya gampang itu, makasih sayang..." Ara beranjak dari kursinya dan memeluk Dariel yang masih duduk.
"Aku pingin ada kamu kalo ketemu dia.."
"Iya-iya, udah jangan kesel-kesel, aku ga suka masa aku disini kamunya sebel terus nanti kita disangka berantem..." Dariel mengusap halus tangan Ara yang melingkar di dadanya.
"Kamu emang berubah, aku sayang kamu.." Ara semakin erat sementara Dariel mencium tangan Ara Ara.
"Udah duduk sarapan sayang..."
"Riel kamu harus liat rumah aku di Bali, tipe kamu banget. Banyak pohon-pohon, Adem, simple lagi."
"Iya kapan-kapan aku kesana."
"Kita kesana pas kita honeymoon ya.."
"Kok mikirnya honeymoon sih?nikahnya dulu dong.."
"Justru itu juga penting sayang..."
"Sabar ya sayang, aku tunjukkin dulu ke orang tua kamu kalo aku ga main-main..."
"Iya, aku juga bakalan nunjukkin kalo aku udah berubah.."
"Bener?aku pingin liat kamu tepatin janji kamu ga ke aku.."
"Aku tepatinlah buat kamu.."
"Iya, aku percaya..." Dariel meraih tangan Ara dan menciumnya tidak lama Jay dan Kay datang. Mereka lalu duduk dikursi makan sementara dibelakangnya Jesica berjalan dengan santai menghampiri Jay.
"Udah baikan sayang?" Jesica menarik wajah Jay untuk melihat kearahnya.
"Udah.." Jay memeluk Ibunya manja.
"Hari ini kita diajakin kepantai sama Tante Katerin sama Tante Dena. Kamu ikut ya, Kay...kamu juga ikut."
"Hm.." Kay singkat seolah tak tertarik.
"Engga mau.." Jay langsung menolak.
"Kenapa?"
"Ada Tiara.."
"Kok gitu sih?kemarin ga papa kok."
"Aku malu aja.."
"Ga usah malu ada mommy sama Daddy.."
"Ga mau..." Jay kini menenggelamkan wajahnya diperut ibunya.
"Jangan gitu dong Jay, ga enak sama Tante Dena."
"Bilangin aja aku sakit."
"Tadi katanya udah baikan.."
"Ga mau..." Jay merengek.
"Kamu nanti disini sendiri sayang.."
"Mommy disini aja..."
"Jay...mulai deh kamu manjanya, kemarin-kemarin pingin ada kak Dariel ini udah ada orangnya disini sekarang pingin apalagi?" Ara kesal dengan tingkah Jay.
"Aku pingin mommy aja disini..."
"Sayang, kita ke pantai nanti mommy sama kamu, kamu juga jangan berenang dulu deh ini lukanya masih gini. Nanti Jay diemnya sama mommy aja ya. Udah ga usah rewel nanti Daddy marah."
"Mommy jangan deket-deket Dirga.."
"Iya engga.."
"Sayang, itu Lala udah datang.." Kenan datang memberitahu.
"Ngapain sih, aku ga mau liat si Dirga.."
"Jay...mereka katanya mau minta maaf. Udah yuk temuin, kasian." Jesica membujuk. Jay pun akhirnya mau dan ikut kedepan bersama Jesica dan Kenan. Ara dan Dariel yang masih ada disana teralihkan oleh sikap Kay yang lebih pendiam dari biasanya. Dia bahkan tak memakan sarapannya. Dia hanya mengaduknya pelan.
"Masukin ke mulut kenapa sih? udah mateng itu.." Sindir Ara namun Kay hanya diam.
"Hellow...." Ara menaik turunkan tanagnnay di wajah Kay.
"Iya aku makan." Jawab Kay.
"Udahlah Kay, cewek ga cuman satu."
"Hem.."
"Biasanya juga kamu biasa aja putus dari cewek malah udah punya yang baru."
"Hem.."
"Hem Hem Hem aja, ini lagi diajak ngobrol.."
"Udahlah, kakak ga ngerti."
"Playboy tobat." Ara meledek. Tidak lama Jesica datang lagi bersama Dean.
"Kak, jagain Dean bentar ya sama Kris.."
"Duh.. jadi pengasuh."
"Ya ampun...adiknya sendiri loh ini."
"Iya mommy, bercanda.."
"Sini...Kris aku gendong Tante.." Dariel langsung mengambil alih Kris sementara Ara menggandeng Dean. Mereka pun dia ajak untuk sarapan bersama.
"Simulasi jadi orang tua.." Ara sambil membuat Dariel senyum-senyum.
***
Setelah satu jam berlalu Kenan kembali menemui anak-anaknya. Dia meraih Kris yang asyik bermain dengan Dean dan Dariel. Kenan memeriksa barang bawaannya di dalam.
"Udah ga ada yang ketinggalan kan?"
"Engga dad.." Jawab Ara.
"Kay...kamu udah beresin barang yang mau dibawa?" Tanya Kenan namun Kay masih duduk dengan memandang keluar halamannya. Pikirannya tak ada di Jogja sekarang.
"Kay..Kay.." Panggil Ara.
"Eh iya.."
"Ditanya Daddy tuh.."
"Barang kamu udah siap?"
"Ada di atas.."
"Ye...mau pergi juga, buruan bawa." Ara heran dan dengan lemas Kay beranjak keatas.
"Jay udah lengkap?"
"Udah dad.."
"Kamu jangan kesel-kesel lagi, kalo Dirga berani macem-macem Daddy marahin."
"Iya engga.."
"Dad..waktu Daddy bilang aku ga tahu cara ngelepasin keperjakaan aku tahu kok dad caranya."
"Hah?" Kenan terkejut sementara Ara senyum-senyum disamping Dariel.
"Aku tahu gimana caranya bikin anak."
"Jay..Jay..jangan dilakuin ya, boleh tapi kalo udah nikah. Kamu tahu darimana sih?" Kenan sedikit khawatir.
"Aku baca-baca."
"Ga sekalian cari video?biasanyakan kamu gitu.." Ara menggoda.
"Kakak..." Kenan menegurnya.
"Katanya Penis itu menghasilkan sperma dan kalo dimasu..."
"Jay...Jay yang kaya gitu nanti ngobrol berdua sama Daddy ya jangan diomongin banyakan gini..." Kenan segera memotong pembicaraan Jay sementara Ara tertawa terbahak. Dariel hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
***To Be Continue